Senin, 20 April 2015

MEMBUAT (MERUMUSKAN) NILAI AKHIR



BAB 1. PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Nilai adalah alat yang menunjukkan alasan dasar bahwa cara pelaksanaan atau keadaan akhir tertentu lebih disukai secara sosial dibandingkan cara pelaksanaan atau keadaan akhir yang berlawanan. Nilai memuat elemen pertimbangan yang membawa ide-ide seorang individu mengenai hal-hal yang benar, baik, atau diinginkan.[1]
Secara pengertian yang lebih menuju pada hal pendidikan, berarti bahwa nilai adalah suatu alat yang menunjukkan alasan dasar suatu pelaksanaan penilaian yang memuat pertimbangan mengenai hasil yang baik atau buruk, tinggi atau rendah, dan lain sebagainya.
Sesuai dengan pembahasan mengenai nilai akhir, maka dari pengertian sebelumnya bahwa nilai akhir adalah simpulan nilai dari beberapa aktivitas penilaian yang telah dilakukan dan akhirnya menunjukkan bagaimana keputusan mengenai sesuatu yang dinilai dan memberikan suatu penentuan di akhir.
Dalam menentukan suatu nilai memang bukanlah hal yang dibilang mudah, karena harus mempertimbangkan berbagai hal yang terkait. Dan dari hal tersebut yang lebih penting adalah mengenai nilai akhir yang benar-benar menggambarkan keadaan akhir sebagai keputusan.
Oleh karena itu perlu adanya suatu kajian pembahasan mendalam mengenai membuat atau merumuskan nilai akhir, sehingga nilai yang dihasilkan dalam pembuatanya sesuai dengan kebenaran yang diinginkan.

1.2  Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang ada, maka rumusan masalah dalam makalah ini adalah:
1)      Bagaimanakah hakekat dari nilai akhir?
2)      Apa saja fungsi dari nilai akhir?
3)      Apa saja faktor-faktor dalam menentukan nilai akhir?
4)      Bagaimana cara menentukan nilai akhir?
5)      Bagaimana cara menghitung nilai akhir?
1.3  Tujuan dan Manfaat
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:
1)      Mengetahui dan memahami apa yang dimaksud dengan hakekat dari nilai akhir;
2)      Mengetahui dan memahami fungsi dari nilai akhir;
3)      Mengetahui dan memahami faktor-faktor dalam menentukan nilai akhir;
4)      Mengetahui dan memahami cara menentukan nilai akhir;
5)      Mengetahui dan memahami cara menghitung nilai akhir.
Berdasarkan tujuan makalah diatas, maka manfaat dari pembuatan makalah ini adalah
1)      Dapat mengetahui lebih jauh akan hakikat dan fungsi dari nilai akhir;
2)      Dapat mengetahui lebih jauh akan faktor-faktor dalam menentukan nilai akhir;
3)      Dapat mengetahui lebih jauh akan cara menentukan dan cara menghitung nilai akhir.



BAB 2. PEMBAHASAN
2.1 Hakikat Nilai Akhir
Nilai adalah alat yang menunjukkan alasan dasar bahwa cara pelaksanaan atau keadaan akhir tertentu lebih disukai secara sosial dibandingkan cara pelaksanaan atau keadaan akhir yang berlawanan. Nilai memuat elemen pertimbangan yang membawa ide-ide seorang individu mengenai hal-hal yang benar, baik, atau diinginkan.[2]
Berikut beberapa pendapat para ahli yang mengungkapkan pengertian nilai, antara lain:
·         Karel J Veeger
Nilai adalah hasil penilaian atau pertimbangan moral.
·         Danandjaja
Nilai merupakan pengertian-pengertian (conceptions) yang dihayati seseorang mengenai apa yang lebih penting atau kurang penting, apa yang lebih baik atau kurang baik, dan apa yang lebih benar atau kurang benar. [3]
·         Richard T. Schaefer dan Robert P.Lmm, 1998
Nilai merupakan gagasan kolektif (bersama-sama) tentang apa yang dianggap baik, penting, diinginkan, dan dianggap layak. Sekaligus tentang yang dianggap tidak baik, tidak penting, tak layak diinginkan dan tidak layak dalam hal kebudayaan. Nilai menunjuk pada hal yang penting dalam kehidupan manusia, baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat.[4]
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, nilai diartikan sebagai harga (dalam arti taksiran harga, harga uang (dibandingkan dng harga uang yg lain), angka kepandaian,  banyak sedikitnya isi (kadar dan mutu), sesuatu yg menyempurnakan manusia sesuai dengan hakikatnya.[5]
Secara etimologi nilai berasal dari kata value (Inggris) yang berasal dari kata valere (Latin) yang berarti: kuat, baik, dan berharga. Dengan demikian secara sederhana, nilai (value ) adalah sesuatu yang berguna.[6]
Dari pengertian-pengertian nilai yang terurai diatas, dapat diambil kesimpulan mengenai pengertian nilai yaitu suatu hasil pencapaian dari suatu hasil penilaian atau pertimbangan yang berguna dan pada nilai diketahui isi (kadar dan mutu) suatu objek penilaian.
Dan pengertian akhir sendiri menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalalah diartikan sebagai; belakang, kesudahan, dan penghabisan.[7]
Dari hal tersebut diketahui, nilai akhir sering juga dikenal dengan istilah nilai final adalah nilai, baik berupa angka atau huruf, yang melambungkan tingkat keberhasilan peserta didik setelah mereka mengikuti program pendidikan tertentu, dalam jangka waktu yang telah ditentukan.
Penentuan nilai akhir oleh seorang pendidik (pengajar) terhadap peserta didiknya pada dasarnya merupakan pemberian dan penentuan pendapat pendidik tersebut terhadap peserta didiknya, terutama mengenai perkembangan, kemajuan, dan hasil-hasil yang telah dicapai peserta didik yang berada dibawah asuhanya, setelah jangka waktu tertentu.[8]

2.2  Fungsi Nilai Akhir
Bagi seorang siswa, nilai merupakan sesuatu yang sangat penting karena nilai merupakan cermin dari keberhasilan belajar. Namun, bukan hanya siswa sendiri saja yang memerlukan cermin keberhasilan belajar ini; guru dan orang lainpun memerlukanya.[9]
Penentuan nilai akhir setidak-tidaknya secara garis besar mempunyai 4 fungsi, yaitu:
·         Fungsi Instruksional;
·         Fungsi Informatif;
·         Fungsi bimbingan;
·         Fungsi administratif.
Secara lebih lanjut, fungsi-fungsi nilai akhir dapat diuraikan sebagai berikut;
a.       Fungsi Instruksional
Tidak ada tujuan yang lebih penting dalam proses belajar-mengajar kecuali mengusahakan agar perkembangan dan belajar siswa mencapai tingkat optimal. Pemberian nilai merupakan salah satu cara dalam usaha ke arah tujuan itu, asal dilakukan dengan hati-hati dan bijaksana.
Pemberian nilai merupakan suatu pekerjaan yang bertujuan untuk memberikan suatu balikan (feed back/ umpan balik) yang mencerminkan seberapa jauh seorang siswa telah mencapai tujuan yang ditetapkan dalam pengajaran atau sistem instruksional.
Apabila pemberian nilai dapat dilakukan dengan cermat dan terperinci, maka akan lebih mudah diketahui pula keberhasilan dan kegagalan siswa disetiap bagian tujuan. Oleh karenanya, penggabungan nilai dari berbagai nilai sehingga menjadi nilai akhir, kadang-kadang dapat menghilangkan arti dari petunjuk yang semula telah disjikan secara teliti.
Nilai rendah yang diperoleh oleh seorang atau beberapa peserta didik, jika disajikan dalam keadaan terperinci akan dapat membantu peserta didik dalam usaha memperbaiki dan memberi motivasi peningkatan prestasi berikutnya. Bagi pengelola pengajaran, sajian terperinci nilai siswa dapat berfungsi menunjukkan bagian-bagian proses pengajaran mana yang perlu diperbaiki. [10]
b.      Fungsi Informatif
Pemberian nilai akhir oleh pendidik kepada para peserta didiknya juga memiliki fungsi informatif. Hal ini mengandung pengertian bahwa pemberian nilai akhir itu berfungsi memberikan informasi kepada pihak-pihak terkait, seperti: para orang tua atau wali murid, wali kelas, penasehat akademikdan lain-lain, tentang prestasi belajar murid, siswa atau mahasiswa yang berada dalam asuhannya atau menjadi tanggung jawabnya.
Dengan memperhatikan nilai-nilai yang dicapai oleh peserta didik itu, pihak-pihak terkait tadi akan memperoleh informasi yang amat berharga guna mengambil langkah-langkah, ikhtiar atau upaya yang dipandang perlu, agar para peserta didik tersebut memperoleh hasil-hasil yang lebih optimal dalam mengikuti program pendidikan selanjutnya. Termasuk di sini misalnya: pemberian perhatian dan kasih sayang, pemenuhan kebutuhan akan sarana dan prasarana untuk belajar, pemberian motivasi belajar, teguran dan sebagainya.[11]
Memberikan nilai peserta didik kepada orang tuanya mempunyai arti bahwa orang tua peserta didik tersebut menjadi tahu kan kemajuan dan prestasi putranya di sekolah. Catatan ini akan sangat berguna, terutama bagi orang tua yang ikut serta menyadari tujuan sekolah dan perkembangan puteranya. Dengan catatan nilai untuk orang tua maka:
a)      Orang tua menjadi sadar akan keadaan puteranya untuk kemudian lebih baik memberikan bantuan berupa perhatian, dorongan atau bimbingan;
b)      Hubungan antara orang tua dengan sekolah menjadi baik. [12]
c.       Fungsi Bimbingan
Pemberian nilai akhir dikatakan memiliki fungsi bimbingan, sebab hal tersebut mempunyai arti yang besar bagi pekerjaan bimbingan dan penyuluhan.
Dengan memperhatikan nilai-nilai akhir yang dicapai oleh peserta didik, maka guru yang diserahi tugas menangani kegiatan bimbingan dan penyuluhan akan dapat bekerja dengan lebih terarah dalam rangka memberikan bimbingan dan bantuan psikologis kepada para peserta didik yang memang menghajatkanya, seperti: peserta didik yang nilai-nilainya selalu rendah untuk matapelajaran-matapelajarn tertentu, siswa yang selalu mengganggu jalanya proses belajar mengajar, dan sebagainya.[13]
Catatan lengkap yang juga mencakup tingkat (rating) dalam kepribadian siswa serta sifat-sifat yang berhunbungan dengan rasa sosial akan sangat membantu siswa dalam mengarahkanya sebagai pribadi seutuhnya.[14]
d.      Fungsi Administratif
Secara administratif pemberian nilai akhir oleh seorang pendidik terhadap peserta didinya itu memiliki fungsi sebagai berikut:
1)      Menentukan, apakah seorang peserta didik dapat dinaikkan ke tingkatan yang lebih tinggi, dapat dinyatakan lulus, dapat dinyatakan tamat belajar, ataukah tidak;
2)      Memindahkan atau menempatkan peserta didik pada kelompok atau bidang yang sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya;
3)      Menentukan, apakah seorang peserta didik layak atau dipandang telah memenuhi persyaratan-persyaratan tertentu untuk diberikan beasiswa, pembebasan SPP, ataukah tidak;
4)      Menentukan, apakah kepada peserta didik dapat diberikan rekomendasi ataupun tidak, guna menempuh program pendidikan tertentu, atau program pendidikan lanjutan;
5)      Memberikan gambaran tentang prestasi belajar para peserta didik, kepada para calon pemakai tenaga kerja.[15]
2.3  Faktor-faktor yang Perlu Dipertimbangkan dalam Penentuan Nilai Akhir
Sekalipun antara lembaga pendidikan formal yang satu dengan lembaga pendidikan formal lainya belum tentu memiliki kesamaan, namun pada umumnya kegiatan menentukan nilai akhir itu didasarkan pada empat faktor, yaitu: faktor pencapaian atau prestasi (achiefment), faktor usaha (effort), faktor aspek pribadi dan sosial (personal and social characteristics), dan faktor kebiasaan kerja (work habbit).
Keempat faktor yang telah disebutkan di atas perlu dipertimbangkan oleh pendidik dalam rangka menentukan nilai akhir bagi para peserta didiknya, sehingga penilaian akhir yang dilakukan itu dapat lebih mendekati pada prinsip kebulatan atau prinsip keutuhan (komprehensif).[16]
a.       Faktor Prestasi atau Pencapaian
Nilai prestasi harus mencerminkan tingkat-tingkatan siswa sejauh mana telah dapat mencapai tujuan yang ditetapkan disetiap bidang studi.
Simbol yang digunakan untuk menyatakan nilai, baik huruf maupun angka, hendaknya hanya merupakan gambaran tentang prestasi saja. Unsur pertimbangan atau kebijaksanaan guru tentang usaha dan tingkah laku siswa tidak boleh ikut berbicara pada nilai tersebut.[17]
Faktor pencapaian atau prestasi dipergunakan sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam penentuan nilai akhir, sebab prestasi atau pencapaian peserta didik yang dilambangkan dengan nilai-nilai hasil belajar pada dasarnya mencerminkan sampai sejauh mana tingkat keberhasilan yang telah dicapai oleh peserta didik dalam pencapaian tujuan pendidikan yang telah ditentukan bagi masing-masing mata pelajaran atau bidang studi.
b.      Faktor Usaha (Effort)
Disamping nilai-nilai hasil belajar yang dicapai oleh para peserta didik, faktor usaha yang telah mereka lakukan juga perlu mendapatkan pertimbangan dalam rangka penentuan nilai akhir. Sekalipun misalnya seorang peserta didik hanya dapat mencapai nilai-nilai hsil belajar yang minimal (prestasi rendah), namun apabila pendidik dengan secara cermat dapat mengamati, sehingga dapat diperoleh bukti bahwa dengan nilai-nilai hasil tes hasil belajar yang rendah itu sebenarnya sudah merupakan hasil usaha yang sungguh-sungguh (sangat rajin dalam mengikuti pelajaran, tekun dalam belajar dan sebagainya), maka sudah selayaknya kepada peserta didik tersebut dapat diberikan nilai penunjang sebagai penghargaan atas usaha sungguh-sungguh dari peserta didik itu, tanpa mengenal rasa pusus asa.
Sebaliknya, bagi peserta didik yang memiliki nilai-nilai hasil tes belajar yang rendah tetapi dengan nilai-nilai yang rendah itu peserta didik tadi tidak tampak adanya usaha yang sungguh-sungguh untuk memperbaiki prestasinya (malas dalam mengikuti pelajaran, sering membolos, belajar setengah-setengah dan sebagainya), maka adalah cukup beralasan bagi pendidik untuk memberikan nilai akhir menurut apa adanya.[18]
Terpisah dari nilai prestasi, guru dapat menyampaikan laporanya kepada orang tua peserta didik. Laporan atau nilai ini tidak boleh dicampuri dengan nilai prestasi sama sekali. Yang sering terjadi adalah kecenderungan dari guru untuk menilai unsur usaha ini lebih rendah bagi anak yang prestasinya rendah, dan sebaliknya.[19]
c.       Faktor Aspek Pribadi dan Sosial (Personnal and Social Characteristics)
Karakter yang dimiliki oleh peserta didik baik sebagai individu maupun sebagai anggota kelompok perlu juga mendapatkan pertimbangan dalam penentuan nilai akhir. Seorang peserta didik yang sekalipun prestasi belajarnya tergolong menonjol namun akhlaknya tidak baik, indisipliner, sering berbuat curang atau berbuat onar dan sebagainya, perlu mendapatkan “hukuman” seimbang, berupa pengurangan nilai akhir.[20]
Unsur ini juga perlu dilaporkan terutama yang berhubungan dengan berlangsungnya proses belajar-mengajar, misalnya, mentaati tata tertib sekolah. Dalam memberikan nilai pribadi ini harus hati-hati sekali. Rentangan nilai sebaiknya tidak usah lebar-lebar (lebih baik 6-10). Lebih baik lagi jika diterangkan dengan khusus dan jelas sehingga mudah di mengerti oleh guru pembimbing dan siapa saja.[21]
d.      Faktor Aspek Kebiasaan Kerja (Work Habbit)
Dimaksud dengan kebiasaan kerja di sini adalah hal-hal yang ada hubunganya dengan kebiasaan melakukan tugas. Misalnya: tepat waktu atau tidaknya dalam menyerahkan pekerjaan rumah (PR), rapi tidaknya hasil pekerjaan rumah tersebut, ketelitianya dalam menghitung dan sebagainya. Dapat juga dimaksudkan di sini: kebersihan badan, kerapian berpakaian, dan sebagainya.
Demikianlah, dengan memperhatikan dan mempertimbangkan keempat faktor tersebut di atas diharapkan bahwa nilai akhir yang diberikan kepada peserta didik itu adalah merupakan nilai akhir yang betul-betul dapat menggambarkan secara bulat, utuh dan lengkap mengenai diri peserta didik, baik daris segi kecerdasan otaknya, sikap mental maupun kepribadianya.[22]
2.4  Cara Menentukan Nilai Akhir
Tiap Guru mempunyai pendapat sendiri tentang cara menentukan nilai akhir. Hal ini sangat dipengaruhi oleh pandangan mereka terhadap penting dan tidaknya bagian, kegiatan yang dilakukan siswa. Yang dimaksudkan dengan kegiatan-kegiatan siswa misalnya: menyelesaikan tugas, mengikuti diskusi, menempuh tes formatif, menempuh tes tengah semester, “tes smester”, menghadiri pelajaran/ kuliah dan sebagainya.
Sementara guru berpendapat bahwa menghadiri pelajaran dan mengikuti diskusi sudah merupakan kegiatan yang sangat menunjang prestasi sehingga absensi siswa perlu dipertimbangkan dalam menentukan nilai akhir. Guru lain berpendapat sebaliknya, karena walaupun hadir dalam kuliah/ pelajaran, mungkin saja hanya raganya saja. Dengan demikian tidak ada gunanya menghitung absensi.[23]
Sebelum dibicarakan lebih lanjut mengenai cara-cara yang dapat ditempuh dalam rangka menentukan nilai akhir perlu kiranya diingatkan lagi tentang adanya dua bentuk penilaian, yaitu: penilaian dalam bentuk tes formatif dan penilaian dalam bentuk tes sumatif.
Penilaian yang diberikan oleh pendidik dalam bentuk tes-tes formatif sebenarnya dimaksudkan untuk memperbaiki proses pembelajaran dan untuk mengetahui sampai mana tingkat pencapaian peserta didik terhadap tujuan instruksional yang telah dirumuskan dalam setiap satuan pelajaran. Adapun tes sumatif bertujuan untuk menilai prestasi peserta didik terhadap penguasaan bahan pelajaran yang telah diberikan kepada mereka selama jangka waktu tertentu. Akan tetapi oleh karena tes sumatif itu pada umumnya tidak sering dilakukan, maka untuk dapat menjaga kesinambungan penilaian dan hasil penilaian yang dipandang lebih mantab bagi setiap peserta didik, maka penentuan nilai akhir pada umumnya dilaksanakan dengan jalan menggabungkan nilai-nilai hasil tes formatif dengan nilai hasil tes sumatif.
Dalam pelaksanaanya, dicarilah nilai rata-rata hitung dari nilai-nilai hasil tes formatif dan nilai hasil tes sumatif; nilai-nilai mana sebelum dicari rata-rata hitungnya terlebih dahulu diubah atau dikonversikan ke dalam nilai standar bersekala sepuluh.
Penentuan nilai akhir pada umumnya dilakukan pada saat guru akan mengisi buku laopran pendidikan (rapor), atau mengisi ijazah (Surat Tanda Tamat Belajar). Dalam praktek mereka telah dibimbing oleh suatu peraturan atau pedoman yang ditetapkan oleh pihak yang berwenang. Karena itu dalam praktek kita jumpai berbagai macam cara yang biasa digunakan oleh guru dalam menentukan nilai akhir tersebut.[24]
2.5  Cara Menghitung Nilai Akhir
Berikut ini dikemukakan beberapa macam contoh cara yang sering dipergunakan dalam menghitung nilai akhir.
a.       Nilai akhir diperoleh dengan jalan memperhitungkan nilai hasil tes formatif, yaitu nilai rata-rata hasil ulangan harian, dengan nilai hasil tes sumatif, yaitu nilai hasil ulangan umum atau EBTA, dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Di mana :
             = Nilai akhir
             = Nilai hasil tes formatif ke-1
             = Nilai hasil tes formatif ke-2
             = Nilai hasil tes formatif ke-3
             = Nilai hasil tes formatif ke-4
            N = Banyaknya kali tes formatif dilaksanakan
2        & 3 = Bilangan konstan (2 = bobot tes formatif, 3 = bobot tes secara   keseluruhan)
Contoh 1:
Tes formatif (ulangan harian) matapelajaran Pendidikan Agama Islam dilaksanakan 4 kali dalam satu semester dan ulangan umum bersama (tes sumatif) dilaksanakan 1 kali. Kustilah, murid Sekolah Dasar kelas V berhasil memperoleh nilai-nilai sebagai berikut:
·         Nilai hasil tes formatif I          = 8
·         Nilai hasil tes formatif II        = 7,5
·         Nilai hasil tes formatif III       = 6,5
·         Nilai hasil tes formatif IV       = 7
·         Nilai hasil tes Sumatif             = 8
Dengan demikian nilai akhir yang dapat diberikan kepada Kustilah:
Nilai dibulatkan keatas menjadi 8
Contoh 2:
Nilai akhir diperoleh dengan jalan menjumlahkan nilai tugas (T), nilai ulangan (tes sumatif) dan nilai ulangan umum (U)/ tes sumatif, yang masing-masing diberi bobot 2, 3, dan 5, lalu dibagi 10 (jumlah bobot = 2 + 3 + 5 = 10). Jika dituangkan dalam bentuk rumus:
Mahasiswa bernama Lasmini untuk matakuliah Statistik Pendidikan memperoleh nilai-nilai sebagai berikut:
·         Nilai tugas terstruktur di luar kelas ke-1         =100
·         Nilai tes formatif 1                                          = 80
·         Nilai ujian mid semester                                  = 60
·         Nilai tugas terstruktur di luar kelas ke-2         = 80
·         Nilai tes formatif 2                                          = 70
·         Nilai ujian akhir semester                                = 60
Dengan demikian nilai yang diberikan kepada Lasmini adalah:
·         Nilai rata-rata tugas                 = (100 + 80):2             = 90
·         Nilai rata-rata tes formatif      = (80 + 70):2               = 75
·         Nilai rata-rata tes sumatif        = (60 + 60):2               = 60
 (nilai huruf = B)
b.      Cara kedua ini dipergunakan untuk keperluan pengisian nilai dalam Ijazah atau Surat Tanda Tamat Belajar (STTB). Di sini akhir diperoleh dari: nilai rata-rata hasil ulangan harian (H), diberi bobot 1, ditambah dengan nilai hasil Evaluasi Tahap Akhir (EBTA), diberi bobot 2. Jika dituangkan dalam bentuk rumus:

Contoh 1:
Mardhiyah, siswa kelas VI Sekolah Dasar, untuk ulangan harian I mendapat nilai 7, ulangan harian II mendapat nilai 8, ulangan harian III mendapat nilai 9. Sedangkan nilai EBTA = 6. Dengan demikian nilai yang diberikan kepada Mardhiyah adalah:
 (dibulatkan ke atas)
Catatan:
Dalam pembulatan nilai-nilai yang akan dicantumkan dalam buku rapor atau surat tanda tamat belajar, umumnya dipergunakan pedoman sebagai berikut:
1)      Jika dibelakang tanda desimal terdapat bilangan yang lebih kecil dari 50, dianggap = 0 (dibulatkan ke bawah).
Contoh: nilai 5,43 dibulatkan ke bawah menjadi 5.
2)      Jika dibelakang tanda desimal terdapat bilangan yang besarnya = 50, maka nilai akhir tidak dibulatkan. Jadi dituliskan apa adanya.
3)      Jika dibelakang tanda desimal terdapat bilangan yang lebih besar atau diatas 0,50 dibulatkan ke atas.
Contoh: nilai 5,75 dibulatkan ke atas menjadi 6.





BAB 3. PENUTUP
3.1 Simpulan
Nilai akhir, sering juga dikenal dengan istilah nilai final adalah nilai, baik berupa angka atau huruf, yang melambungkan tingkat keberhasilan peserta didik setelah mereka mengikuti program pendidikan tertentu, dalam jangka waktu yang telah ditentukan.
Penentuan nilai akhir setidak-tidaknya secara garis besar mempunyai 4 fungsi, yaitu; Fungsi Instruksional, Fungsi Informatif, Fungsi bimbingan, Fungsi administratif.
Sekalipun antara lembaga pendidikan formal yang satu dengan lembaga pendidikan formal lainya belum tentu memiliki kesamaan, namun pada umumnya kegiatan menentukan nilai akhir itu didasarkan pada empat faktor, yaitu: faktor pencapaian atau prestasi (achiefment), faktor usaha (effort), faktor aspek pribadi dan sosial (personal and social characteristics), dan faktor kebiasaan kerja (work habbit).
Tiap Guru mempunyai pendapat sendiri tentang cara menentukan nilai akhir. Hal ini sangat dipengaruhi oleh pandangan mereka terhadap penting dan tidaknya bagian, kegiatan yang dilakukan siswa.
Dalam pelaksanaanya, dicarilah nilai rata-rata hitung dari nilai-nilai hasil tes formatif dan nilai hasil tes sumatif; nilai-nilai mana sebelum dicari rata-rata hitungnya terlebih dahulu diubah atau dikonversikan ke dalam nilai standar bersekala sepuluh. Penentuan nilai akhir pada umumnya dilakukan pada saat guru akan mengisi buku laopran pendidikan (rapor), atau mengisi ijazah (Surat Tanda Tamat Belajar).


3.2 Saran
Nilai merupakan hasil dari penilaian pada suatu objek yang menunjukkan isi atau kadar dari objek yang dinilai tersebut dan nilai tersebut merupakan hal yang penting.
Dalam menentukan nilai akhir, masing-masing guru memiliki suatu kebijakan masinh-masing untuk menyusunya. Meski demikian haruslah tetap pada pedoman dari suatu penyusunan nilai akhir.
Banyak pertimbangan yang diberikan dalam rangka menyusun nilai akhir, dan guru harus memahami dan menerapkan hal tersebut dengan hati-hati. Mengingat nilai adalah hal yang penting bagi yang memilikinya yaitu peserta didik. Sehingga nantinya nilai akhir yang dihasilkan benar-benar menunjukkan kemampuan dan kadar dari peserta didik, nilai tersebut dapat diterima dan dipertanggungjawabkan.












DAFTAR PUSTAKA
.......... Pengertian Nilai Menurut Para Ahli. Pengertian Nilai menurut para ahli _ Artikelsiana.htm. [08 Maret 2015].
Ahmad, sukrib Bin. 2014. Pengertian Nilai, Moral, Norma, Etika, Pedoman, dan Konvensi. [08 Maret 2015].
Arifin, Zainal. 1984. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. ...........:........... hlm. 224.
Arikunto, Suharsimi. 1997. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Hlm. 282-283.
http://www.Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online - arti kata akhir.htm. [08 Maret 2014].
http://www. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online - arti kata nilai.htm. [08 Maret 2015].
http://www. Nilai - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas.htm. [09 Maret 2015].
Mauli. Pengertian Nilai Menurut Para Ahli. Mauli's Blog   Pengertian Nilai Menurut Para Ahli.htm. [08 Maret 2015].
Sudijono, Anas. 1998. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Hlm. 431.


[1] http://www. Nilai - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas.htm. [09 Maret 2015].
[2] http://www. Nilai - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas.htm. [09 Maret 2015].
[3] Mauli. Pengertian Nilai Menurut Para Ahli. Mauli's Blog   Pengertian Nilai Menurut Para Ahli.htm. [08 Maret 2015].
[4] .......... Pengertian Nilai Menurut Para Ahli. Pengertian Nilai menurut para ahli _ Artikelsiana.htm. [08 Maret 2015].
[5] http://www. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online - arti kata nilai.htm. [08 Maret 2015].
[6] Ahmad, sukrib Bin. 2014. Pengertian Nilai, Moral, Norma, Etika, Pedoman, dan Konvensi. [08 Maret 2015].
[7] http://www.Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online - arti kata akhir.htm. [08 Maret 2014].
[8] Sudijono, Anas. 1998. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Hlm. 431.
[9] Arifin, Zainal. 1984. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. ...........:........... hlm. 224.
[10] Arikunto, Suharsimi. 1997. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Hlm. 282-283.
[11] Sudijono, Anas. 1998. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Hlm. 432-433.
[12] Arikunto, Suharsimi. 1997. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Hlm. 283.
[13] Sudijono, Anas. 1998. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Hlm.433.
[14] Arikunto, Suharsimi. 1997. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Hlm. 283.
[15] Sudijono, Anas. 1998. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Hlm. 432.
[16] Ibid. Hlm. 434.
[17] Arifin, Zainal. 1984. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. ...........:........... hlm. 226-227.
[18] Sudijono, Anas. 1998. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Hlm. 434-435.
[19] Arifin, Zainal. 1984. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. ...........:........... hlm. 227.
[20] Sudijono, Anas. 1998. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Hlm. 435.
[21] Arifin, Zainal. 1984. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. ...........:........... hlm. 227.
[22] Sudijono, Anas. 1998. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Hlm. 436.
[23] Arikunto, Suharsimi. 1997. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Hlm. 285-286.
[24] Sudijono, Anas. 1998. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Hlm. 437.

0 komentar:

Posting Komentar

Unordered List

Sample Text

Sample text

Total Tayangan Halaman

Social Icons

Blogger templates

Feature (Side)

Blogger news

Pages

AD (728x90)

Diberdayakan oleh Blogger.

Wikipedia

Hasil penelusuran

Pengikut

Featured Posts

Popular Posts

Recent Posts

Text Widget