Senin, 20 April 2015

MEMBUAT TES STANDAR



BAB 1. PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Tes berasal dari bahasa latin testum yang berarti alat untuk mengukur tanah. Dalam bahasa Perancis kuno, kata tes berarti ukuran yang dipergunakan untuk membedakan antara emas dan perak serta logam lainya.
Dalam Encyclopedia of Educational Evaluation, tes diartikan; any series of questions or execise or other means of measuring the skill, knowledge, intellegence, capacities or aptitudes of an individual or group.
Sedangkan Suryabrata, mengartikan tes adalah: “pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab dan atau perintah-perintah yang harus dijalankan, yang mendasarkan harus bagaimana testee menjawab pertanyaan-pertanyaan atau melakukan perintah-perintah itu, penyelidik menggambil kesimpulan dengan cara membandingkan dengan tes standar atau testee lainya”.
Dari kedua pengertian di atas, diambil pengertian, tes adalah alat pengukur berupa pertanyaan, perintah dan petunjuk yang ditujukan kepada testee untuk mendapatkan respon yang sesuai dengan petunjuk itu. Atas dasar respon tersebut ditentukan tinggi rendahnya skor dalam bentuk kuantitatif. [1]
Dari pengertian yang diuraikan sebelumnya, sebagai dasar untuk mengetahui dan membuat suatu bentuk tes lainya, salah satunya adalah tes standard.
1.2  Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang ada, maka rumusan masalah dalam makalah ini adalah:
1)      Apa hakikat tes standar?
2)      Bagaimanakah tes prestasi standar?
3)      Bagaimana perbandingan antara tes standar dengan tes buatan guru?
4)      Apa saja kegunaan tes standar dan kegunaan tes buatan guru?
5)      Apasajakah kelengkapan dalam tes standar?
6)      Apa perbedaan antara tes standar dengan tes buatan guru?
7)      Apasaja langkah-langkah dalam membuat tes standar?
1.3  Tujuan dan Manfaat
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:
1)      Mengetahui dan memahami apa yang dimaksud dengan hakikat tes standard;
2)      Mengetahui dan memahami tes prestasi standar;
3)      Mengetahui dan memahami perbandingan antara tes standart dengan tes buatan guru;
4)      Mengetahui dan memahami akan kegunaan tes standar dan tes buatan guru;
5)      Mengetahui dan memahami kelengkapan dalam tes standar;
6)      Mengetahui dan memahami perbedaan anatara tes standar dengan tes buatan guru;
7)      Mengetahui dan memahami langkah-langkah dalam membuat tes standar.
Berdasarkan tujuan makalah diatas, maka manfaat dari pembuatan makalah ini adalah
1)      Dapat mengetahui lebih jauh akan hakikat tes standar dan tes prestasi standard itu sebenarnya;
2)      Dapat mengetahui lebih jauh akan perbandingan tes standar dengan tes buatan guru;
3)      Dapat mengetahui lebih jauh akan kegunaan dan kelengkapan dari tes standard.
4)      Dapat mengetahui lebih jauh akan perbedaan antara tes standar dan tes bauatan guru;
5)      Dapat mengetahui lebih jauh akan langkah-langkah dalam menyusun tes standar.
BAB 2. PEMBAHASAN
2.1 Hakikat Tes Standar
Tes berasal dari bahasa latin testum yang berarti alat untuk mengukur tanah. Dalam bahasa Perancis kuno, kata tes berarti ukuran yang dipergunakan untuk membedakan antara emas dan perak serta logam lainya.
Dalam Encyclopedia of Educational Evaluation, tes diartikan; any series of questions or execise or other means of measuring the skill, knowledge, intellegence, capacities or aptitudes of an individual or group.
Sedangkan Suryabrata, mengartikan tes adalah: “pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab dan atau perintah-perintah yang harus dijalankan, yang mendasarkan harus bagaimana testee menjawab pertanyaan-pertanyaan atau melakukan perintah-perintah itu, penyelidik menggambil kesimpulan dengan cara membandingkan dengan tes standar atau testee lainya”.
Dari kedua pengertian di atas, diambil pengertian, tes adalah alat pengukur berupa pertanyaan, perintah dan petunjuk yang ditujukan kepada testee untuk mendapatkan respon yang sesuai dengan petunjuk itu. Atas dasar respon tersebut ditentukan tinggi rendahnya skor dalam bentuk kuantitatif.[2]
Pengertian tes standar secara sempit adalah tes yang disusun oleh satu tim ahli, atau disusun oleh lembaga yang khusus menyelenggarakan secara professional. Tes tersebut diketahui memenuhi syarat sebagai tes yang baik. Tes ini dapat digunakan dalam waktu yang relatif lama, dapat diterapkan pada beberapa obyek mencakup wilayah yang luas. Untuk mengukur validitas dan reliabilitasnya telah diuji-cobakan beberapa kali sehingga hasilnya dapat dipertanggungjawabkan.
Tes standar adalah tes yang telah dicobakan berkali-kali sehingga dapat dijamin kebaikannya. Tes yang baik adalah tes yang memiliki validitas, reabiltas, objektivitas, praktikabilitas, dan ekonomis.[3]
Seperti yang diketahui bahwa tes kemampuan pada dasarnya dibagi menjadi 2 macam, yaitu:
1.      Aptitude test (tes bakat);
2.      Achievement tes (tes prestasi).
Bakat seseorang dapat diukur dengan tes bakat. Tes bakat adalah tes yang dirancang untuk mengukur kemampuan potensial seseorang dalam suatu jenis aktivitas dispesialisasikan dan dalam rentangan tertentu. Tes bakat adalah tes kemampuan khusus disebut juga tes perbedaan individual, tes yang terpisah (separated test). Karena bakat menunjukkan keunggulan atau keistimewaan kemampuan khusus tadi, maka tes bakat dapat juga disebut tes kemampuan (power ability test) atau disebut differential aptitude test.[4]
Sedangkan achievement tes (tes prestasi) dimaksudkan untuk mengukur apa yang telah dipelajari atau keahlian yang telah dikuasai.[5]
Perbedaan antara kedua tes ini sebenarnya tidak tegas, soal-soal mengenai kedua tes tersebut seringkali saling melingkupi (overlap). Untuk kedua macam tes ini biasanya menggunakan hitungan-hitungan dan perbendaharaan kata-kata dan sekelompok tes dari kedua macam tes ini biasanya juga menguki tentang keterampilan membaca. Kesamaan yang lain adalah bahwa keduanya telah digunakan untuk meramalkan hasil untuk masa yang akan datang, walaupun pada umumnya jika kita menggunakan tes prestasi penilai melihat apa yang telah diperoleh setelah siswa (tercoba) itu diberi suatu pelajaran.
Prosedur yang digunakan untuk menentukan isi dari tes prestasi juga sedikit berbeda dengan yang digunakan pada waktu penyusunan tes bakat. Di dalam penyusunan tes prestasi belajar usaha-usaha digunakan untuk menentukan pengetahuan dan keterampilan yang sudah diajarkan diberbagai tingkat pendidikan dan butir-butir tes diperuntukkan bagi penilaian materi-materi.
2.2 Tes Prestasi Standar
Diantara tes prestasi yang digunakan di sekolah ada yang dinamakan tes prestasi standard. Dalam salah satu kamus, arti kata “standard” adalah:
“a degree of level of requirement, excellence, or attainment”
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia standar diartikan sebagai ukuran tertentu yg dipakai sbg patokan, ukuran atau tingkat biaya hidup, sesuatu yg dianggap tetap nilainya sehingga dapat dipakai sbg ukuran nilai.[6] Sedangkan menurut wikipedia Standar atau lengkapnya standar teknis adalah suatu norma atau persyaratan yang biasanya berupa suatu dokumen formal yang menciptakan kriteria, metode, proses, dan praktik rekayasa atau teknis yang seragam.[7]
Standard untuk siswa dapat dimaksudkan sebagai suatu tingkat kemampuan yang harus dimiliki bagi suatu program tertentu. Mungkin standard bagi suatu kursus A berbeda dengan kursus B. Jadi tes standard ini dapat dibuat “keras” maupun “lunak” tergantung dari yang mempunyai kebijaksanaan.
Suatu tes standard dengan demikian berbeda dengan tes prestasi biasa. Prosedur yang digunakan untuk menyususn tes standard untuk tes prestasi melalui cara langsung yang ditumbuhkn dari tes yang digunakan dikelas. Sedangkan spesifikasi yang digunakan untuk menentukan isi dalam tes bakat biasanya didasarkan atas analisa job (jabatan) atau analisa tugas yang merupakan tuntunan calon pekerjanya. Disamping itu juga mempertimbangkan sifat-sifat yang ada pada manusia. Analisa jabatan analisa tugas yang dilakukan biasanya tidak didasarkan atas salah satu kurikulum, tetapi diambil dari masyarakat.
Istilah “standard” dalam tes dimaksudkan hanya bahwa semua siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan yang sama dari sejumlah besar pertanyaan dikerjakan dengan mengikuti petunjuk yang sama dan dalam batasan waktu yang sama pula. Dengan demikian maka seolah-olah ada suatu standard atau ukuran sehingga diperoleh suatu standard penampilan (performance), dan penampilan kelompok lain dapat dibandingkan dengan penampilan kelompok standard tersebut.
Istilah “standard” tidak mengandung arti bahwa tes itu mengukur apa yang harus dan dapat diajarkan pada suatu tingkat tertentu tau bahwa tes itu menyiapakan suatu standard prestasi dimana siswa harus dan dapat mencapai suatu tingkat tertentu. Sekali lagi, tes standard dipolakan untuk penampilan prestasi sekarang (yang ada) yang dilaksanakan secara seragam, diusahakan dalam kondisi yang seragam baik itu diberikan kepada siswa dalam pelaksanaan perseorangan maupun siswa sebagai anggota dari suatu kelompok.
Penyususnan tes standard selalu mengusahakan agar sistem skoringnya sangat obyektif sehingga dapat diperoleh reabilitas yang tinggi. Apabila mungkin, dilakukan dengan mesin, hal ini tidak berarti bahwa bentuk tes standard harus selalu pilihan berganda. Tetapi untuk skoringnya diusahakan agar tidak kena bias faktor-fator lain. Usaha lain adalah penggunaan skala skor dan norma yang relevan. Skala skor digunakan untuk menyesuaikan antara bentuk paralel dan bentuk aslinya. Disamping itu juga diperlukan, penjeleasan terperinci tentang tes ini.[8]
2.3 Perbandingan Tes Standar dengan Tes Buatan Guru
Setelah mempelajari uraian terdahulu dapat disimpulkan bahwa tes standard sebenarnya bukanlah sesuatu yang istimewa dalam tes prestasi belajar. Tes ini disusun dalam tipe-tipe soal yang sama dan meliputi bahan atau pengetahuan yang sama banyak dengan bahan atau pengetahuan yang dicakup oleh tes buatan guru. Lalu apakah perbedaan antara tes standard dengan tes buatan guru, atau apa keuntungan dan keburukan tes standard, serta dengan tujuan apa tes standard disusun.
Pertama, marilah kita tinjau perbedaan antara tes standard dengan tes buatan guru. Perbedaannya adalah sebagai berikut:
Tes Standard
Tes Buatan Guru
1). Didasarkan atas bahan dan tujuan umum dari sekolah diseluruh negara.
1). Didasarkan atas bahan dan tujuan khusus yang dirumuskan oleh guru untuk kelasnya sendiri.
2). Mencakup aspek yang luas dan pengetahuan atau keterampilan dengan hanya sedikit butir tes untuk setiap keterampilan atau topik.
2). Dapat terjadi hanya mencakup pengetahuan atau keterampilan yang sempit.
3). Disusun dengan kelengkapan staf: profesor, pembahas, editor butir tes.
3). Biasanya disusun sendiri oleh guru dengan sedikit atau tanpa bantuan orang lain/ tenaga ahli.
4). Menggunakan butir-butir tes yang sudah diuji cobakan (tryout), dianalisa dan direvisi sebelum menjadi tes.
4). Jarang-jarang menggunakan butir-butir tes yang sudah diujicobakan dianalisa dan direvisi.
5). Mempunyai reabilita yang tinggi.
5). Mempunyai reabilita sedang atau rendah.
6). Dimungkinkan menggunakan norma untuk seluruh negara.
6). Norma kelompok terbatas kelas tertentu.
7). Dalam penyusunanya dibutuhkan waktu yang lama karena harus melewati beberapa prosesur dan pengujian.
7). Dalam penyusunanya tidak terlalu membutuhkan waktu yang lama, karena dibuat langsung oleh guru pada suatu kelas.
8). Memiliki tingkat pertanggungjawaban yang tinggi.
8). Pertanggungjawaban hanya terbatas guru terhadap sekolah.
9). Anggaran atau biaya pembuatan tes dinaungi oleh pemerintah secara nasional dengan biaya yang lebih besart.
9). Anggaran atau biaya tes dinaungi oleh sekolah atau guru sendiri dengan biaya yang lebih sedikit.
10). Memiliki kegunaan yang mencakup hal yang luas (nasional).
10). Memiliki kegunaan dengan cakupan yang lebih khusus (dalam suatu kelas/ sekolah).
Kedua, untuk menyusun tes standard, dibutuhkan waktu yang lama. Seperti disebutkan bahwa untuk memperoleh sebuah tes standard dilalui prosedur:
·         Penyusunan;
·         Uji-coba;
·         Analisa;
·         Revisi;
·         Edit.
Lima kegiatan ini membutuhkan waktu lama.[9]
2.4  Kegunaan Tes Standar dan Tes Buatan Guru
Sebelum mengarah pada kegunaan tes standar, berikut fungsi tes secara umum yang dapat dilihat dari 3 hal yaitu:
1.      Fungsi untuk kelas
a.       Mengadakan diagnosis terhadap kesulitan belajar siswa;
b.      Mengevaluasi celah antara bakat dengan pencapaian;
c.       Menaikkan tingkat prestasi;
d.      Mengelompokkan siswa dalam kelas pada waktu metode kelompok;
e.       Merencanakan kegiatan proses belajar mengajar untuk siswa secara perseorangan;
f.       Menentukan siswa mana yang memerlukan bimbingan khusus;
g.      Menentukan tingkatan pencapaian untuk setiap anak.
2.      Fungsi untuk bimbingan
a.       Menentukan arah pembicaraan dengan orang tua tentang anak-anak mereka;
b.      Membantu siswa dalam menentukan pilihan;
c.       Membantu siswa mencapai tujuan pendidikan dan jurusan;
d.      Memberikan kesempatan kepada pembimbing guru dan orang tua dalam memahami kesulitan anak.
3.      Fungsi untuk administrasi
a.       Memberikan petunjuk dalam pengelompokan siswa;
b.      Penempatan siswa baru;
c.       Membantu siswa memilih kelompok;
d.      Menilai kurikulum;
e.       Memperluas hubungan masyarakat.
f.       Menyediakan informasi untuk badan-badan lain di luar sekolah.
Selain fungsi-fungsi tes ini, hal lain yang harus diingat adalah:
1.      Hubungan dengan penggunaan: fungsi untuk waktu menyusun tes, yang harus slalu diingat, fungsi manakah yang saat diperhitungkan karena fungsi yang berbeda akan menentukan bentuk atau isi tes yang berbeda pula.
2.      Komprehensif
Sebuah tes sebaiknya mencakup suat kebulatan artinya meliputi berbagai aspek yang dapat menggambarkan keadaan siswa secara keseluruhan ( kecerdasan, sikap, pribadi, perasaan sosial, dll )hal ini dapat dicapai apabila tes itu merupakan rangkaian tes.
3.      Kontinu
Berhubungan dengan prinsip komprehensif, maka prinsip kontinuitas mempunyai persamaan tujuan. Sebaiknya tes disusun sedemikian rupa sehingga menggambarkan kelanjutan dari awal anak memasuki suatu sekolah sampai dengan kelas terakhir. Dengan demikian akan diketahui perkembangan anak itu dengan tidak terputus.[10]
2.4.1 Kegunaan Tes Standar
Secara singkat dapat dikemukakan bahwa kegunaan tes standard adalah:
a.       Jika ingin membuat perbandingan;
b.      Jika banyak orang yang akan memasuki suatu sekolah tetapi tidak tersedia data tentang calon ini.
·         Membuat perbandingan
Banyak situasi pendidikan dimana guru atau pimpinan terpaksa mengadakan perbandingan. Hal ini termasuk perbandingan antar siswa untuk setiap bidang studi. Atau perbandingan tentang prestasi belajar yang mendasarkan diri pada kemampuan dasar, atau perbandingan prestasi setelan digunakan dua metode yang berbeda. Nilai yang dibuat oleh guru yang berbeda dari bidang yang berbeda dan situasi belajar yang berbeda, tidak dapat digunakan untuk alat pembanding. Akan tetapi tugas yang sifatnya umum, norma-norma, tes yang mempunyai reabilita yang tinggi dan tes standard, ada kemungkinan boleh digunakan sebagai alat pembanding.
·         Sebagai ilustrasi dapat dimisalkan sebuah sekolah menengah yang menerima 5 orang siswa dari sekolah-sekolah dasar yang berbeda.
Para adaministrator di SPM itu diharapkan pada suatu masalah apabila harus menentukan efektifitas belajar. Kelima anak ini datang dari SD telah membawa nilai sendiri-sendiri dari guru-guru yang berbeda sehingga sukar diinterpretasikan. Nilai yang diperoleh dari guru yang berbeda, tidak diketahui dasar pertimbangan yang diambil untuk menentukanya. Guru yang satu mungkin dipengaruhi oleh keterampilan bekerja, sedang guru lain didasarkan atas panjang-pendeknya jawaban.
Walaupun sangat luas, namun secara garis besar kegunaan tes standard adalah:
1)      Membandingkan prestasi belajar dengan pembawaan individu atau kelompok;
2)      Membandingkan tingkat prestasi siswa dalam keterampilan di berbagai bidang studi untuk individu atau kelompok;
3)      Membandingkan prestasi siswa antara berbagai sekolah atau kelas;
4)      Mempelajari perkembangan siswa dalam suatu periode waktu tertentu.
2.4.2 Kegunaan Tes Buatan Guru
Kegunaan tes buatan guru adalah.
1)      Untuk menentukan seberapa baik siswa telah menguasai bahan pelajaran yang diberikan dalam waktu tertentu;
2)      Untuk menentukan apakah sesuatu tujuan telah tercapai;
3)      Untuk memperoleh suatu nilai.
Selanjutnya baik tes standard dan tes buatan guru dianjurkan dipakai jika hasilnya akan digunakan untuk:
1)      Mengadakan diagnose terhadap ketidak mampuan siswa;
2)      Menentukan tempat siswa dalam suatu kelas atau kelompok;
3)      Memberikan bimbingan kepada siswa dalam pendidikan dan pemilihan juran;
4)      Memilih siswa untuk program-program khusus.
Dari uraian di atas nampak bahwa baik tes standard maupun tes buatan guru masing-masing mempunyai kepentingan kegunaan sendiri. Dua macam tipe evaluasi ini saling isi mengisi dan saling melengkapi.
2.5 Kelengkapan Tes Standar
Sebuah tes yang sudah distandarisasikan dan sudah dapat disebut sebagai tes standard, biasanya dilengkapi dengan sebuah manual. Manual ini memuat keterangan-keterangan atau petunjuk-petunjuk yang perlu terutama yang menjelaskan tentang pelaksanaan, menskor dan mengadakan intepretasi.
Secara garis besar manual tes standard ini memuat:
1)      Ciri-ciri tes mengenai tes.
misalnya menyebutkan tingkat validita, reabilitas dan sebagainya;
2)      Tujuan serta keuntungan-keuntungan dari tes.
Misalnya disebutkan untuk siapa tes tersebut diberikan dan tujuan apa;
3)      Proses standarisasi tes.
Misalnya mengenai hal-hal yang berhubungan dengan sampel:
·         Besarnya sampel;
·         Teknik sampling;
·         Kelompok mana yang diambil sebagai sampel (sifat sampel).
Mengenai staf kepercayaan yang diambil dan bagaimana kaitanya dengan hasil test.
4)      Petunjuk-petunjuk tentang cara melaksanakan tes.
Misalnya: dilaksanakan dengan lisan atau tulisan, waktu yang digunakan untuk mengerjakan setiap bagian, boleh tidaknya tercoba keluar jika sudah selesai mengerjakan soal itu dan sebagainya.
5)      Petunjuk-petunjuk bagaimana cara menskor.
Misalnya: untuk beberapa skor tiap-tiap soal/unit, menggunakan sistem hukuman atau tidak, bagaimana cara memperhitungkan sistem hukuman atau tidak, bagaiamana cara memperhitungkan nilai akhir dan sebagainya.
6)      Petunjuk-prtunjuk untuk menginteprestasikan hasil.
Misalnya:
·         Betul nomer sekian sampai sekian cocok untuk jabatan kepala seksi;
·         Betul nomer sekian saja, cocok untuk jabatan guru dan sebagainya.
7)      Saran-saran lain.
Misalnya: siapa harus menjadi pengawas, bagaimana seandainya tidak ada calon yang mencapai skor tertentu dan sebagainya.[11]
2.6  Perbedaan Antara Tes Standar dengan Tes Buatan Guru
Dalam mencari perbedaan antara tes standar dengan tes buatan guru dapat dibedakan dalam beberapa aspek berikut:
Aspek Pembeda
Tes Standard
Tes Buatan Guru
Bahan dan tujuan
1). Didasarkan atas bahan dan tujuan umum dari sekolah diseluruh negara.
1). Didasarkan atas bahan dan tujuan khusus yang dirumuskan oleh guru untuk kelasnya sendiri.
Aspek cakupan
2). Mencakup aspek yang luas dan pengetahuan atau keterampilan dengan hanya sedikit butir tes untuk setiap keterampilan atau topik.
2). Dapat terjadi hanya mencakup pengetahuan atau keterampilan yang sempit.
Penyusun
3). Disusun dengan kelengkapan staf: profesor, pembahas, editor butir tes.
3). Biasanya disusun sendiri oleh guru dengan sedikit atau tanpa bantuan orang lain/ tenaga ahli.
Pengujian
4). Menggunakan butir-butir tes yang sudah diuji cobakan (tryout), dianalisa dan direvisi sebelum menjadi tes.
4). Jarang-jarang menggunakan butir-butir tes yang sudah diujicobakan dianalisa dan direvisi.
Tingkat reabilita
5). Mempunyai reabilita yang tinggi.
5). Mempunyai reabilita sedang atau rendah.
Norma
6). Dimungkinkan menggunakan norma untuk seluruh negara.
6). Norma kelompok terbatas kelas tertentu.
Waktu penyusunan
7). Dalam penyusunanya dibutuhkan waktu yang lama karena harus melewati beberapa prosesur dan pengujian.
7). Dalam penyusunanya tidak terlalu membutuhkan waktu yang lama, karena dibuat langsung oleh guru pada suatu kelas.
Pertanggung jawaban
8). Memiliki tingkat pertanggungjawaban yang tinggi.
8). Pertanggungjawaban hanya terbatas guru terhadap sekolah.
Anggaran biaya
9). Anggaran atau biaya pembuatan tes dinaungi oleh pemerintah secara nasional dengan biaya yang lebih besart.
9). Anggaran atau biaya tes dinaungi oleh sekolah atau guru sendiri dengan biaya yang lebih sedikit.
Kegunaan
10). Memiliki kegunaan yang mencakup hal yang luas (nasional).
10). Memiliki kegunaan dengan cakupan yang lebih khusus (dalam suatu kelas/ sekolah).

Selain itu, dala uraian kegunaanya memiliki perbedaan sebagai berikut:
Secara garis besar kegunaan tes standard adalah:
1)      Membandingkan prestasi belajar dengan pembawaan individu atau kelompok;
2)      Membandingkan tingkat prestasi siswa dalam keterampilan di berbagai bidang studi untuk individu atau kelompok;
3)      Membandingkan prestasi siswa antara berbagai sekolah atau kelas;
4)      Mempelajari perkembangan siswa dalam suatu periode waktu tertentu.
Kegunaan tes buatan guru adalah.
1)      Untuk menentukan seberapa baik siswa telah menguasai bahan pelajaran yang diberikan dalam waktu tertentu;
2)      Untuk menentukan apakah sesuatu tujuan telah tercapai;
3)      Untuk memperoleh suatu nilai.

2.7  Langkah-langkah dalam Membuat Tes Standar
Secara umum langkah-langkah dalam penyusunan tes antara lain:
a.       Menentukan tujuan mengadakan tes;
b.      Mengadakan pembatasan terhadap bahan yang akan diteskan;
c.       Merumuskan tujuan instruksional khusus dari tiap bagian bahan;
d.      Menderetkan semua TIK dalam tabel persiapan yang memuat pula aspek tingkah laku terkandung dalam TIK itu. Tabel ini dugunakan untuk mengadakan identifikasi terhadap tingkah laku yang dikehendaki, agar tidak terlewati;
e.       Menyusun tabel spesifikasi yang memuat pokok materi, aspek berpikir yang diukur beserta imbangan antara kedua hal tersebut;
f.       Menulis butir-butir soal, didasarkan atas TIK-TIK yang sudah dituliskan pada tabel TIK dan aspek tingkah laku yang dicakup.[12]
Dalam penysunan tes standar memiliki beberapa prosedur tambahan dari langkah-langkah pembuatan suatu tes, sehingga tes tersebut dapat dikatakan sebagai tes standar. Dan tambahan prosedur tersebut antara lain:
·         Penyusunan;
Dibutuhkan staf profesor, pembahas, editor, lalu dihsilkan butir soal.
·         Uji coba;
Menggunakan butir-butir tes yang sudah dihasilkan untuk diujicobakan (try out).
·         Analisis;
·         Revisi;
·         Edit.
Setelah dilakukan beberapa prosedur tersebut sudah menghasilkan butir-butir tes yang siap diujikan, namun akan dapat disebut sebagai tes standar apabila sudah dilengkapi dengan instrumen kelengkapan tes standar atau manual tes standar. Secara garis besar manual tes standar tersebut memuat:
1)      Ciri-ciri tes mengenai tes.
misalnya menyebutkan tingkat validita, reabilitas dan sebagainya;
2)      Tujuan serta keuntungan-keuntungan dari tes.
Misalnya disebutkan untuk siapa tes tersebut diberikan dan tujuan apa;
3)      Proses standarisasi tes.
Misalnya mengenai hal-hal yang berhubungan dengan sampel:
·         Besarnya sampel;
·         Teknik sampling;
·         Kelompok mana yang diambil sebagai sampel (sifat sampel).
Mengenai staf kepercayaan yang diambil dan bagaimana kaitanya dengan hasil test.
4)      Petunjuk-petunjuk tentang cara melaksanakan tes.
Misalnya: dilaksanakan dengan lisan atau tulisan, waktu yang digunakan untuk mengerjakan setiap bagian, boleh tidaknya tercoba keluar jika sudah selesai mengerjakan soal itu dan sebagainya.
5)      Petunjuk-petunjuk bagaimana cara menskor.
Misalnya: untuk beberapa skor tiap-tiap soal/unit, menggunakan sistem hukuman atau tidak, bagaimana cara memperhitungkan sistem hukuman atau tidak, bagaiamana cara memperhitungkan nilai akhir dan sebagainya.
6)      Petunjuk-prtunjuk untuk menginteprestasikan hasil.
Misalnya:
·         Betul nomer sekian sampai sekian cocok untuk jabatan kepala seksi;
·         Betul nomer sekian saja, cocok untuk jabatan guru dan sebagainya.
7)      Saran-saran lain.
Misalnya: siapa harus menjadi pengawas, bagaimana seandainya tidak ada calon yang mencapai skor tertentu dan sebagainya.[13]
Setelah semuanya terlengkapi, maka tes yang dibuat sudah dapat disebut sebagai tes standar yang siap diujikan.


















BAB 3. PENUTUP
3.1  Simpulan
Pengertian tes standar secara sempit adalah tes yang disusun oleh satu tim ahli, atau disusun oleh lembaga yang khusus menyelenggarakan secara professional. Tes tersebut diketahui memenuhi syarat sebagai tes yang baik. Tes ini dapat digunakan dalam waktu yang relatif lama, dapat diterapkan pada beberapa obyek mencakup wilayah yang luas. Untuk mengukur validitas dan reliabilitasnya telah diuji-cobakan beberapa kali sehingga hasilnya dapat dipertanggungjawabkan.
Istilah “standard” dalam tes dimaksudkan hanya bahwa semua siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan yang sama dari sejumlah besar pertanyaan dikerjakan dengan mengikuti petunjuk yang sama dan dalam batasan waktu yang sama pula. Dengan demikian maka seolah-olah ada suatu standard atau ukuran sehingga diperoleh suatu standard penampilan (performance), dan penampilan kelompok lain dapat dibandingkan dengan penampilan kelompok standard tersebut.
Setelah mempelajari uraian terdahulu dapat disimpulkan bahwa tes standard sebenarnya bukanlah sesuatu yang istimewa dalam tes prestasi belajar. Tes ini disusun dalam tipe-tipe soal yang sama dan meliputi bahan atau pengetahuan yang sama banyak dengan bahan atau pengetahuan yang dicakup oleh tes buatan guru. Perbedaan yang terdapat pada tes standar dengan tes buatan guru adalah pada aspek bahan, tujuan, aspek cakupan, penyusun, pengujian, tingkat reabilitas, norma, waktu penyususnan, pertanggungjawaban, angaran biaya, dan kegunaan.
Terdapat dua kegunaan utama pada tes standar yaitu Jika ingin membuat perbandingan; jika banyak orang yang akan memasuki suatu sekolah tetapi tidak tersedia data tentang calon ini. Sedangkan kegunaan tes buatan guru adalah Untuk menentukan seberapa baik siswa telah menguasai bahan pelajaran yang diberikan dalam waktu tertentu; Untuk menentukan apakah sesuatu tujuan telah tercapai; Untuk memperoleh suatu nilai.
Sebuah tes yang sudah distandarisasikan dan sudah dapat disebut sebagai tes standard, biasanya dilengkapi dengan sebuah manual. Manual ini memuat keterangan-keterangan atau petunjuk-petunjuk yang perlu terutama yang menjelaskan tentang pelaksanaan, menskor dan mengadakan intepretasi.
Dalam menyusun tes standar, terdapat beberapa langkah-langkah dan tahapan yang harus dipenuhi. Tidak hanya seperti menyusun tes biasa, namun ada beberapa tahapan tambahan serta instrumen kelengkapan pada butir soal sehingga dapat disebut sebagai tes standar.
3.2  Saran
Dalam membuat sesuatu, haruslah mengerti secara mendasar apa yang akan dibuat. Selain itu harus memahami secara mendalam akan hal tersebut, supaya didapati suatu hasil yang ingin dicapai yang sesuai dengan tujuan.
Dalam melaksanakan pembuatan tes standar memang begitu banyak aspek yang perlu untuk diperhatikan tidak seperti tes-tes biasa yang lain, sehingga perlu diketahui secara mendalam mengeai prosedur dan yang ingin dicapai dalam usaha pembuatan tes standar, supaya menjadikan suatu jebenaran sesuai yang diinginkan.









DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, suharsimi. 1997. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Arikunto, Suharsimi. 2001. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Arifin, Zainal. 1984. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan..............:.............
Thoha, M. Chabib. 1996. Teknik Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.
......... 2015. Tes Kecakapan dan Prestasi. www.psikologiku.com/tes-kecakapan-dan-prestasi. [12 April 2015].


[1] Thoha, Chabib. 1996. Teknik Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers. Hlm. 43-44.
[2] Thoha, Chabib. 1996. Teknik Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers. Hlm. 43-44.
[5] ......... 2015. Tes Kecakapan dan Prestasi. www.psikologiku.com/tes-kecakapan-dan-prestasi. [12 April 2015].
[8] Arifin, Zainal. 1984. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. ........................... hlm. 108-110.
[9] Arikunto, Suharsimi. 2001. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Hlm. 146-147.
[10] Arikunto, Suharsimi. 2001. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Hlm. 151-153.
[11] Arikunto, Suharsimi. 2001. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara. 147-150.
[12] Arikunto, Suharsimi. 2001. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara. 153-154.
[13] Arikunto, Suharsimi. 2001. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara. 149-150.

0 komentar:

Posting Komentar

Unordered List

Sample Text

Sample text

Total Tayangan Halaman

Social Icons

Blogger templates

Feature (Side)

Blogger news

Pages

AD (728x90)

Diberdayakan oleh Blogger.

Wikipedia

Hasil penelusuran

Pengikut

Featured Posts

Popular Posts

Recent Posts

Text Widget