Selasa, 09 Desember 2014

MAKALAH "Perbandingan Perpustakaan dan Musium"



BAB 1. PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Perpustakaan adalah sebuah ruangan, bagian dari sebuah gedung taupun gedung tersendiri yang digunakan untuk menyimpan buku serta terbitan lainya. Bahan-bahan perpustakaan itu disimpan menurut tata susunan tertentu untuk kepentingan pembaca, bukan untuk dijual dengan tujuan mencari uang. Pada perpustakaan, buku yang dimilikinya digunakan untuk kepentingan pembaca[1] (mencari informasi, penelitian, dan lain-lain).
Sedangkan Museum adalah institusi permanen, nirlaba, melayani kebutuhan publik, dengan sifat terbuka, dengan cara melakukan usaha pengoleksian, mengkonservasi, meriset, mengomunikasikan, dan memamerkan benda nyata kepada masyarakat untuk kebutuhan studi, pendidikan, dan kesenangan. Karena itu ia bisa menjadi bahan studi oleh kalangan akademis, dokumentasi kekhasan masyarakat tertentu, ataupun dokumentasi dan pemikiran imajinatif pada masa depan.[2]
Dalam pembahasan mengenai perbedaan antara perpustakaan dan museum, merupakan suatu hal yang begitu menarik. Hal tersebut dikarenakan, dalam kelembagaanya keduanya hampir memiliki suatu karakter yang sama, namun juga tidak sedikit perbedaan-perbedaan yang ada diantaranya.
Untuk mendapatkan suatu pola pikir yang jelas untuk menggambarkan mengenai perbedaan anatar perpustakaan dengan musium, perlu suatu pembahasan lebih lanjut akan hal ini. Maka dari itu, kajian lebih mendalam dilakukan guna untuk meluruskan kebutuhan akan pengetahuan tentang hal ini.

1.2  Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada makalah ini sebagai berikut
1)      Apa yang dimaksud dengan perpustakaan?
2)      Apa yang dimaksud dengan musium?
3)      Bagaimana perbandingan antara perpustakaan dan musium?
1.3  Tujuan dan Manfaat
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah
1)      Mengetahui dan memahami akan pengertian perpustakaan beserta beberapa aspek didalamnya;
2)      Mengetahui dan memahami akan pengertian musium serta beberapa aspek yang ada di dalamnya;
3)      Mengetahui dan memahami akan perbandingan dari perpustakaan dan musium.
Manfaat dari pembuatan makalah ini adalah
1)      Dapat mengetahui secara mendalam akan pengertian dan beberapa aspek yang dimiliki perpustakaan;
2)      Dapat mengetahui secara mendalam akan pengertian musium dan beberapa aspek yang dimiliki musium;
3)      Dapat mengetahui secara mendalam akan perbedaan untuk perbandingan  yang ada diantara keduanya;






BAB 2. PEMBAHASAN
2.1 Perpustakaan
Dalam Kamus Bahasa Indonesia, pustaka artinya kitab, buku. Dalam bahasa Inggris, pembaca tentunya mengenal istilah library. Istilah ini berasal dari kata Latin liber atau libri yang atrinya buku. Dari  kata Latin tersebut, terbentuklah istilah libraries yang artinya tentang buku. Dengan demikian, batasan perpustakaan ialah sebuah ruangan, bagian sebuah gedung, ataupun gedung itu sendiri yang digunakan untuk menyimpan buku dan terbitan lainnya yang biasanya disusun menurut tata susunan tertentu untuk digunakan pembaca,bukan untuk dijual.
Definisi diatas menyatakan bahwa koleksi perpustakaan digunakan untuk pembaca. Definisi ini menunjukkan perbedaan utama antara sebuah perpustakaan dengan toko buku. Bila toko buku menyusun buku yang akan dijualnya dengan tujuan utama mencari untung maka perpustakaan bertujuan mendayagunakan koleksinya untuk kepentingan pembaca. Pada perpustakaan perusahaan tujuan utamanya adalah membantu pembaca (dalam hal ini karyawan perusahaan). Jadi, tujuannya bukan mencari untung, melainkan membantu perusahaan mencari untung dengan cara seefisian mungkin.
Secara umum definisi perpustakaan selalu mencakup unsur koleksi, penyimpanan, dan pemakai. Definisi perpustakaan umumnya membedakan pengertian perpustakaan sebuah gedung atau akomodasi fisik tempat menyimpan buku yang berbeda dengan pengertian perpustakaan sebagai akumulasi bahan pustaka dalam arti luas.
2.1.1 Istilah Berkaitan dengan Pustaka
Buku merupakan alat bantu manusia untuk belajar, sejak saat mulai dapat membaca, memasuki bangku sekolah hingga bekerja. Karena perpustakaan selalu dikaitkan dengan buku, sedangkan buku dikaitkan dengan kegiatan belajar maka perpustakaan pun selalu dikaitkan dengan kegiatan belajar. Perpustakaan sebagai pranata yang dikaitkan dengan kegiatan belajar lebih mengarah pada kegiatan belajar di luar lingkungan sekolah.
Definisi  ilmu perpustakaan ialah pengetahuan yang tersusun rapi yang menyangkut tujuan, obyek, fungsi perpustakaan, serta fungsi medode, penyusunan teknik, dan teori yang digunakan dalam pemberian jasa perpustakaan. Dalam ilmu kepustakaan yang dikaji adalah:
a.       Perpustakaan sebagai salah satu institusi, mencakup, organisasi perpustakaan, perkembangannya, peranannya dalam masyarakat serta sumbangan perpustakaan pada sejarah manusia;
b.      Organisasi koleksi perpustakaan (buku dalam arti luas) termasuk cara mengolah, menyimpan serta temu kembali sebaik, secepat, dan semurah mungkin;
c.       Pengawetan buku serta bahan bahn pustaka lainnya;
d.      Penyebaran informasi serta jasa perpustakaan lainnya untuk kepentingan umum; dan
e.       Hal-hal lain yang berkaitan dengan perpustakaan serta jasa perpustakaan.
Tujuan kepustakaan sebagai berikut:
a.       Penyimpanan, aertinya perpustakaan bertugas menyimpan buku yang diterimanya. Tujuan ini nyata  sekalipada perpustakaan nasional yaitu perpustakaan yang ditunjuk oleh undang-undang untuk menyimpan semua terbitan dari suatu negara.
b.      Penelitian, artinya perpustakaan bertugas menyediakan buku untuk keperluan penelitikan.
c.       Informasi, artinya perpustakaan yang menyediakan informasi yang diperlukan pemakai perpustakaan.
d.      Pendidikan, artinya perpustakaan merupakan tempat belajar seumur hidup, terutama bagi mereka yang telah meninggalkan bangku sekolah.
e.       Cultural, artinya perpustakaan menyimpan khasanah budaya bangsa atau masyarakat tempat perpustakaan berada serta juga meningkatkan nilai dan apresiasi budaya masyarakat sekitarnya melalui proses penyediaan bahan bacaan.[3]
2.1.2 Sejarah Perpustakaan
·         Asal Mula Perpustakaan
Perkembangan perpustakaan tidak dapat dipisahkan dari sejarah manusia karena perpustakaan merupakan produk manusia. Dalam sejarahnya, manusia mula-mula tidak menetap tetapi mengembara dari satu tempat ke tempat lain. Selama itu manusia berhubungan dengan manusia lain melalui bahasa lisan maupun bahasa isyarat. Setelah menggunakan berbagai tanda yang di pahatkan pada pohon ataupun batu ataupun benda lainnya , manusia mulai berkomunikasi dengan kelompok lain melalui bahasa tulisan.
Dari segi lain, tanda ataupun tulisan yang dipahatkan pada pohon atau batu atau benda  lain dapat digunakan sebagai cantuman (record) mengenai apa yang dikatakan manusia maupun apa yang diketahui seseorang. Hanya berdasarkan bukti arkeologis diketahui bahwa perpustakaan pawal awal mulanya tidak lain hanya berupa kumpulan catatan transaksi niaga. Dengan kata lain merupakan sebuah kemudahan untuk menyimpan catatan niaga. Karena kegiatan perpustakaan purba tidak lain menyimpan kegiatan niaga maka ada kemungkinan bahwa perpustakaan dan arsip semula bersumber pada kegiatan yang sama untuk kemudian terpisah.
Dari kegiatan itu, ternyata bahwa sejak semula salah satu kegiatan perpustakaan ialah menyimpan produk tulisan masyarakat sekaligus juga perpustakaan merupakan produk masyarakat karena tak ada perpustakaan tanpa ada masyarakat.
Mesin cetak penemuan Gutenberg  kemudian dikembangkan lagi sehingga mulai abad ke 16 pencetak buku dalam waktu singkat mampu menghasilkan ratusan eksemplar. Hasilnya bagi perpustakaan ialah terjadinya revolusi perpustakaan artinya dalam waktu singkat perpustakaan diisi dengan buku ccetak. Revolusi yang mirip terjadi hamper 400 tahun kemudian ketika buku mulai digantikan bentuk elekrolit. Dari Jerman, mesin cetak kemudian tersebar keseluruh Eropa, kemudian dibawa lagi ke Asia tempat asal usul mesin cetak dengan lahirnya padaham baru yang timbul akibat Renaissance.
·         Sumeria dan Babylonia
Penggalian di berkas kerajaan Sumeria menunjukkan bahwa bangsa Sumeria sekitar 3000 tahun sebelum masehi telah menyalin rekening, jadwal kegiatan, pengetahuan yang mereka peroleh dalam bentuk lempeng tanah liat (clay  tablets). Semasa pemerintahan raja Ashaturbanipal dari Assyia (sekitar tahun 668-636 sebelum Masehi) didirikan perpustakaan kerajaan di ibukota Nineveh, berisi puluhan ribu lempeng tanah liat yang dikumpulkan dari segala penjuru kerajaan.
·         Mesir
Pada masa hamper bersamaan, peradaban Mesir Kuno pun berkembang. Teks tertulis paling awal yang ada di perpustakaan Mesir berasal dari sekitar tahun 4000 SM, namun gaya tulisannya berbeda dengan tulisan Sumeria. Dengan demikian, permukaan lembaran papyrus dapat digunakan sebagai bahan tulis, sedangkan alat tulisnya berupa pena sapu dan tinta. Umumnya tulisan hieroglyph hanya dipahami oleh pendeta karena itu papyrus banyak ditemukan di kuil-kuil berisi pengumuman resmi, tulisan keagamaan, filsafat, sejarah, dan ilmu pengetahuan.

·         Yunani
Peradaban Yunani mengenal tulisann Mycena sekitar tahun 1500 SM, kemudian tulisan tersebut lenyap. Sebagai penggantinya, orang Yunani menggunakan 22 aksara temuan orang Phoenica, kemudian dikembangkan menjadi 26 aksara seperti yang kita kenal dewasa ini. Perpustakaan berkembang pula semasa kejayaan Yunani di bawah pimpinan senggang serta merupakan awal dimulainya perdagangan buku. Perkembangan perpustakaan zaman kuno Yunani mencapai puncaknya semasa Hellenisme, yang ditandai dengan penyebaran ajaran dan kebudayaan Yunani. Ini terjadi berkat penaklukan Alexander Agung beserta penggantinya, pembentukan kota baru Yunani, dan pengembangan pemerintahan monarki.
·         Roma
Yunani mempengaruhi kehidupan budaya dan intelektual Roma. Ini terbukti bahwa banyak orang Roma mempelajari sastra, filsafat, dan ilmu pengetahuan Yunani, bahkan juga bertutur bahasa Yunani. Perpustakaan pribadi  mulai tumbuh karena perwira tinggi banyak yang membawa rampasan perang termasuk buku. Gulungan papyrus ini diganti dengan codex, yang merupakan kumpulan parchmen, diikat serta dijilid menjadi satu seperti buku yang kita kenal dewasa ini. Perpustakaan mulai mengalami kemunduran tatkala kerajaan Roma mulai mundur. Akhirnya, yang tinggal hanyalah perpustakaan biara, yang lain umumnya lenyap akibat serangan orang-orang barbar.

·         Byzantium
Kaisar Konstantin Agung menjadi raja Kerajaan Roma Barat dan Timur pada tahun 324. Ia memilih ibukota di Byzantium, kemudian diubah menjadi Konstantinopel. Ia mendirikan perpustakaan kerajaan serta menekan karya Latin karena bahasa Latin merupakan bahasa resmi hingga abad ke-6.koleksinya tercatat hingga 120.000 buku. Pada waktu itu gereja merupakan pranata kerajaan yang paling penting. Karena adanya ketentuan bahwa seorang uskup harus harus memiliki sebuah perpustakaan maka perpustakaan gereja berkembang. Antara pertengahan abad ke-7 hingga pertengahan abad ke-9 terjadi kontroversi mengenai ikonoklasme yaitu penggambaran Yesus dan orang kudus lainnya pada benda.
·         Arab
Orang Arab berhasil dalam bidang perpustakaan dan berjasa besar dalam penyebaran ilmu pengetahuan dan matematika ke Eropa. Puncak kejayaan terjemahan ini terjadi semasa pemerintahan Abbasid Al-Mamum, yang mendirikan rumah kebijakan pada tahun 810, sebuah lembaga studi yang menggabungkan unsure perpustakaan, akademi, dan biro terjemahan.
·         Renaissance
Sambil mengungsi ilmuan ini membawa juga manuskrip penulis kuno. Ilmuan Italia menyambut kedatangan ilmuan Byzantine ini serta mendorong pengembangan kajian Yunani dan Latin. Karya ini kemudian tersebar ke Eropa Utara dan Barat, sebagian di antaranya disimpan di perpustakaan biara maupun universitas yang mulai tumbuh.
·         Kondisi yang Menguntungkan Pengembangan Perpustakaan
Dari perkembangan perpustakaan selama hamper 5000 tahun itu, pembaca dapat menyimak adanya kondisi yang menghambat pertumbuhan perpustakaan. Di samping itu, ada pula kondisi yang menghambat pertumbuhan perpustakaan sehingga perpustakaan tidak berkembang secara wajar. Dengan kata lain, perpustakaan mencerminkan kebutuhan sosoal, ekonomi, kultural, dan pendidikan suatu masyarakat. Kebutuhan cultural ini antara lain dipenuhi dengan penyediaan buku oleh perpustakaan, khususnya oleh perpustakaan umum. Maka perpustakaan akan tumbuh subur bila:
1.      Masyarakat telah matang dalam arti telah mencapai kematangan sosial dan cultural sehingga menyadari perlunya penyimpanan, penyebaran, dan perluasan wadah pengetahuan.
2.      Adanya periode yang relative damai dan tenang yang memungkinkan tersedianya waktu yang cukup bagi anggota masyarakat untuk melakukan kegiatan cultural dan intelektual.
3.      Pada anggota masyarakat tersedia waktu dan sarana untuk menumbuhkan seni dan memperbaiki pengetahuan yang dimilikinya.
4.      Bila dalam masyarakat timbul dorongan untuk memperbaiki diri sendiri serta tumbuh kesadaran akan perlunya informasi.
5.      Terjadi kebangkitan kembali minat belajar yang berpusat di sekitar materi grafis  dan elektronik serta dapat diraih (akses) oleh mereka yang memerlukannya.
6.      Adanya kestabilan pranata masyarakat dan rasa aman yang membuahkan kemantapan masyarakat.
7.      Adanya kepemimpinan yang mendorong penggunaan perpustakaan, tunjangan keuangan untuk menunjang perpustakaan serta minat budaya dan intelektual untuk menggunakan perpustakaan.
8.      Adanya kemakmuran ekonomi yang memungkinkan perorangan maupun perusahaan menyumbang sebagian keuntungannya untuk perpustakaan.
9.      Adanya pertumbuhan ekonomi, kekuatan nasional, dan status nasional yang mendorong penyebarluasan informasi serta penggunaan informasi yang bermanfaat.
2.1.3 Prinsip Kepustakaan
·         Perpustakaan Diciptakan oleh Masyarakat
Sejak zaman dahulu hingga sekarang tujuan perpestakaan selalu identik dengan tujuan masyarakat. Halini terjadi karena perpustakaan merupakan hasil ciptaan masyarakat, bukan sebaliknya. Hubungan yang erat antara masyarakat dengan perpustakaan juga Nampak pada gedung perpustakaan. Perpustakaan dianggap pranata penting sehingga orang-orang pada zaman dahulu selalu menempatkan perpustakaan di kuil, istana,biara, atau katedral serta tempat lain yang dianggap penting.
·         Perpustakaan Dipelihara Masyarakat
Karena perpustakaan diciptakan masyarakat, masyarakat pun berusaha memelihara hasil karyanya. Hal ini nyata dalam sejarah perpustakaan, gangguan terhadap perpustakaan lebih banyak berasal dari luar perpustakaan, misalnya dari revolusi, gejolak politik, maupun pertentangan agama. Di sepanjang sejarah selalu ada usaha  untuk menghancurkan buku yang disimpan di perpustakaan. Sebaliknya pula, masyarakat pun berusaha mengamankan perpustakaan.
Diuraikan diatas nyatalah bahwa kekuasaan di luar perpustakaan dapat merupakan kekuatan yang dapat menghancurkan perpustakaan. Sebaliknya pula, masyarakat (merupakan kekuatan diluar perpustakaan namun perpustakaan merupakan bagian darinya) pulalah yang menciptakan sekaligus memelihara perpustakaan.
·         Perpustakaan dimaksudkan untuk Menyimpan dan Memencarkan Ilmu Pengetahuan
Pada abad menengah, prinsip kepustakawanan yang ketiga ini tetap dianut walaupun tekanan kepustakawanan lebih banayak ditujukan pada penyimpanan daripada penyebaran buku. Prinsip kepustakawanan yang ketiga tersebut tetap dipegang teguh hingga sekarang. Perpuatakaan bertugas menyimpan buku dan menyebarkan ilmu pengetahuan. Sepanjang sejarah manausia, perpustakaan merupakan satu-satunya pranata ciptaan manusia tempat manusia dapat menemukan kembalai informasi yang permanen serta luas ruang lingkupnya. Bila perpuskaan hanya berfungsi sebagai tempat menyimpan buku, bukannya juga menyebarkan ilmu pengetahuan maka pengaruhnya tidak akan sedramatis seperti yang kita saksikan dalam pengembangan ilmu pengetahuan.
·         Perpustakaan Merupakan Pusat Kekuatan 
Dengan kata lain, ilmu pengetahuan adalah kekuatan.. karena perpustakaan merupakan gudang ilmu pengetahuan maka perpustakaan pun merupakan kekuatan. Hal ini dapat dilihat dalam perjalanan sejarah. Penyimpanan di pusat kekuasaan menunjukkan bahwa perpustakaan merupakan pusat kakuatan. Ini berdasarkan analogi bahwa perpustakaan merupakan tempat penyimpanan rekaman ilmu pengetahuaan, sedangkan ilmu pengetahuan merupakan  kekuatan.
·         Perpustakaan Terbukauntuk Semua Orang
Pada zaman modern prinsip bahwa perpustakaan terbuka untuk umum baru berkembang dengan mulai dibukanya perpustakaan umum. Ini baru terjadi sekitar abad-19. Karena prinsip terbuka bagi umum ini, Unesco (United Nations Educational Scientific and Cultural Organization) mengeluarkan Manifesto Perpustakaan Umum pada tahun 1973 (diperbarui) yang menyatakan bahawa perpustakaan harus dibuka bagi semua anggota  masyarakat dengan tidak memandang perbedaan usia, kelamin, pekerjaan, usia, keyakinan, warna kulit maupun agama.
·         Perpustakaan Harus Berkembang
Walaupun perputakaan dimulai dengan koleksi yang terbatas, perpustakaan haeus berkembang walaupun laju pertumbuhan tidak selalu sama. Perpustakaan harus berkembang karena pemakai perpustakaan menghendaki pengembangan koleksi yang mampu mengikuti kemajuan ilmu pengetahuan. Banyak perpustakaan umum yang tidak pernah dikunjungi anggotanya karena koleksinya tidak bertambah, malahan menyusut.
·         Perpustakaan Nasional Harus Berisi Semua Literatur Nasional dari Negara yang Bersangkutan Ditambah Literatur Nasional Negara Lainnya yang Berkaitan
Literature disini artinya buku dalam arti luas. Perpustakaan nasional mengumpulkan semua buku yang diterbitkan di Negara yang bersangkutan. Untuk melaksanakan hal tersebut biasanya dikeluarkan UU Deposit yaitu undang-undang yang mewajibkan penerbit dan pencetak mengirimkan contoh terbitannya ke perpustakaan yang ditunjuk oleh undang-undang tersebut. Demikian pula terbitan asing yang menyangkut Negara yang bersangkutan juga disimpan. Untuk penerbitan asing biasanya dilakukan dengan cara pembelian ataupun tukar-menukar.
·         Setiap Buku Pasti Manfaatnya
Prinsip ini masih sah hingga dewasa ini berdasrkan dua fakta sejarah. Pertama selama hampir 500 tahun sejarah perpustakaan, pustakawan, maupun ilmuwan membuktikan bahwa apapun jenis buku ataupun judul buku bila buku itu lenyap dari peredaran kemudian ditemukan lagi, pasti buku tersebut amat dihargai. Ketika buku tersebut ditemukan lagi maka ilmuwan maupun pustakawan amat menghargai buku tersebut, terlepas dari jenis maupun judulnya. Fakta kedua menunjukkan bahwa sebuah buku, betapapun jelek isinya ataupun betapa banyaknya kritik yang dilontarkan terhadapnya, pada suatu saat buku tersebut akan dicari dan digunakan seorang pembaca.
·         Seorang Pustakawan Haruslah Orang yang Berpendidikan
Pada zaman Roma, perpustakaan umum di urus oleh tenaga yang bertindak atas nama kaisar. Pengurus perpustakaan umum zaman Roma tersebut procurator bibliothecarum (petugas perpustakaan), biasanya seorang ilmuwan. Jabatan pustakawan pada Library of Congress (AS) berdasarkann undang-undang diberikan kepada ilmuwan ataupun budayawan. Perpustakaan tersebut berkembang pesat semasa kepemimpinan Archibald Macleish, penyair Amerika yang terkenal.
·         Seorang Pustakawan adalah Seorang Pendidik
Pustakawan menjadikan perpustakaannya sebagai sarana belajar baggi pembacanya. Dengann kata lain, mengembangkan perpustakaan sebagai lembaga pendidikan nonformal bagi masyarakat sekitarnya. Dengan tindakan demikian maka seorang pustakawan pada hakikatnya  juga seorang pendidik. Fungsi pustakawan sebagai pendidik Nampak menonjol pada perpustakaan umum dibandingkan dengan perpustakaan lainnya.
·         Peranan Seorang Pustakawan akan Menjadi Penting bila Peranannya Dipadukan dalam Sistem Sosial Politik yang Berlaku di Sekitarnya
Prinsip keempat menyatakan bahwa perpustakaan merupakan sumber kekuatan. Prinsip itu menyatakan bahwa yang menjadi sumber kekuatan sebenarnya adalah buku, bukan si pustakawan karena pustakawan tidak memegang peranan penting dalam pencaturan kekuasaan. Prinsip ke sebelas berlaku bila kegiatan perpustakaan mampu memberikan sumbangan ke semua sector kehidupan. Dengan cara demikian, perpustakaan mempunyai daya tarik dan manfaat bagi masyarakat, terutama bagi anggota masyarakat yang tidak pernah mengenyam pendidikan formal, bagi mereka  yang terdidik dan setengah terdidik, serta anggota  masyarakat yang telah meninggalkan bangku sekolah.
·         Untuk Menjadi Pustakawan Diperlukan Latihan dan Pendidikan Keahlian
Persyaratan pendidikan dan latihan telah ada sejak zaman purba, namun persyaratan tersebut berbeda dari zaman ke zaman. Prinsip perlunya pendidikan dan latihan ini diperbarui lagi pada abad ke-19 dan abad ke-20. Dalam pendidikan formal lazimnya disisipkan pula praktek kerja, tidak lain dari bagian magang sebuah profesi.
·         Adalah Tugas Pustakawan untuk Menambah Koleksi Perpustakaan
Prinsip ini sudah ada sejak zamann Mesir kuno. Bila Demetrios mendengar atau mengetahui ada buku yang layak dijadikan koleksi perpustakaan, dia  akan menyuruhb bawahannnya membeli buku tersebut. Prinsip ke-13 ini di teruskan juga oleh berbagai perpustakaan biara pada abad menengah. Bahkan ada contoh ekstrem, di beberapa perpustakaan buku dirantai ke tembok agar tidak di curi. Jadi, pustakawan di samping berusaha menambah buku, dia juga harus memperlihatkan bahwa  buku nyang sudah diperolehnya digunakan ataupun tidak hilang. Pada abad ke-20, prinsip ini diwujudkan dalam bentuk pengembangan koleksi yang spektakuler.
·         Sebuah Perpustakaan Harus Disusun Menurut Aturan Tertentu serta Perlu Dibuatkan Daftar Koleksinya
Dalam sejarah, koleksi perpustakaan Alexandria dikelompokkan menurut ruangan, artinya ruangan A menyimpan buku filsafat, ruangan B menyimpan buku astronomi, dan sebagainya. Dewasa ini koleksi perpustakaan di kelompokkan menurut klasifikasi decimal Dewey, menurut Universal Decimal Classification, dan menurut Library of Congress Classification. Penggolongan menurut system klasifikasi harus diikuti dengan keterangan tentang buku yang bersangkutan: siapa pengarangnya, judulnya, kap-an terbitnya, berapa jumlah halaman, dan sejenisnya.
·         Karena Perpustakaan Merupakan Gudang Ilmu Pengetahuan maka Koleksi Perpustakaan Harus Disusun Menurut Subjek
Tersedia ruangan untuk menyimpan lempeng tanah liah berisi sejarah, mitilogo, agama, dan sebagainya. Pada perpustakaan biara abad menengah, koleksi buku sekuler dibagi menurut atas trivium (tata bahasa, logika, retorika,) dan quarium (aritmetika, geometrika, music, dan astronomi).
·         Kenyamanan Praktis Merupakan Faktor Utama yang Perlu Digunakan dalam Penyusunan Subjek di Perpustakaan.
Pengertian kenyamanan praktis artinya pengumpulan buku menurut ssubjek sehingga subjek yang berkaitan terkumpul menjadi satu susunan ataupun berurutan serta tidak tersebar di berbagai bidang. Misalnya, buku tentang teologi berdekatan dwngan filsafat. Dengan cara demikian seorang pembaca yang ingin mengetahui buku tentang teologi serta sybjek yang berkaitan tidak perlu menelusuri ke subjek lain, misalnya ke subjek pertanian atau bahasa. Perpustakaan Ashurbanipal dan Alexandria diketahui condong menggunakan pertimbangan praktis.
·         Perpustakaan Harus Memiliki Katalog Subjek
Prinsip ini merupakan lanjutan logika dari prinsip ke-15 yang menyatakan bahwa perpustakaan sebagai gudang ilmu pengetahuan haarus disusun menurut subjek. Catalog yang dibuat oleh perpustakaan biara pada abad pertengahan merupakan catalog subjek. Setiap bagian memuat judul singkat naskah yang disimpan di perpustakaan. Dari perkembangan sejarah serta prinsip kepuskawanan yang ditarik berdasarkan perjalanan panjang sejarah perpustakaan maka pembaca dapat keartian atau murad (significance) perpustakaan adalah sebabgai berikut.
1.)    Perpustakaan merupakan bumbu utama masyarakat yang beradab;
2.)    Perpustakaan itu ada untuk memenuhi keperluan yang diakui masyarakat, kebutuhan ini akan menntuka bentuk, tujuan, fungsi, program, dan jasa perpustakaan;
3.)    Kondisi tertentu seperti ekonomi, teknologi, ilmu pengetahuan, geografi, budaya, dan social akan mendorong pengembangan perpustakaan. Bila kondisi tersebut tidak ada, perpustakaan akan mundur dan bahkan mungkin lenyap dari masyarakat.
2.1.4 Jenis Perpustakaan
Pada hakikatnya perpustakaan memiliki sejarah yang berbeda-beda. Karena sejarahnya yang berbeda-beda itu, setiap perpustakaan mempunyai tujuan, anggota, dan kegiatan yang berlainan. Karena perbedaan tujuan, organisasi induk, anggota, dan kegiatan anggota, dan kegiatan ini maka pengaruh lanjutannya ialah timbulnya  berbagai jenis perpustakaan.  Beberapa faktor yang mempengaruhi timbulnya berbagai jenis perpustakaan:
1.)    Tanggapan terhadap berbagai jenis pustaka, misalnya buku, majalah, film, rekaman suara, dan sejenisnya.
2.)    Tanggapan terhadap keperluan informasi berbagai kelompok pembaca.
3.)    Tanggapanyang berlainan terhadap spesialisasi subjek, termasuk ruang lingkup subjek serta rincian subjek yang bersangkutan.
Karena tanggapan yang berbeda-beda terhadap bebagai faktor maka tumbuhlah berbagai jenis perpustakaan. Adapun jenis perpustakaan yang ada dewasa ini adalah  sebaggai berikut:
a.       Perpustakaan internasional
b.      Perpustakaan nasional
c.       Perpustakaan umum dan perpustakaan keliling
d.      Perpustakaan swasta (pribadi)
e.       Perpustakaan khusus
f.       Perpustakaan sekolah
g.      Perpustakaan perguruan tinggi
Pembagian diatas tidaklah mutlak. Ada penulis yang membagi lain, misalnya meniadakan perpustakaan sawasta (pribadi), ada pula yang melihat dari fungsinya sehingga hasilnya mungkin berbeda.
·         Perpustakaan Internasional
Perpustakaan internasional adalah perpustakaan yanag didirikan oleh 2 negara atau lebih atau perpustakaan yang merupakan bagian sebuah organisasi internasional. Perpustakaan semacam ini baru muncul skitar tahun-tahun pertama abad ke-20. Misalnya, pada tahun 1919 berdirilah Liga Bangsa Bangsa di Jenewa (League of Nations). Perpustakaan tersebut hingga kini masih berada di Jenewa, hanya saja kini merupakan bagian dari PBB (United Nations, UN). Umumnya semua badan bawahan PBB memiliki perpustakaan namun belum ada yang sebesar perpustakaann Dag Hammarsjkuld maupun FAO. Di Indonesia dikenal pula perpustakaan internasional yaitu Perpustakaan Sekretariat ASEAN yang terletak di Jakarta.  
·         Perpustakaan Nasional
Hingga sekarang belum ada kesepakatan bersama mengenai definisi perpustakaan nasional, hanya hanya saja ada kesepakatan mengenai fungsinya. Fungsi utama perpustakaan nasional ialah menyimpan semua bahan pustaka yang tercetak dan terekam yang diterbitkan suatu Negara. Dengan demikian ada perpustakaan nasional yang mengumpulkan semua terbitan dari suatu Negara; namun ada pula perpustakaan yang hanya mengumpulkan terbitan khusus sesuatu subjek dari suatu Negara serta juga terbitan asing dalam subjek yang diminati.
Perpustakaan nasional merupakan perpustakaan utama dan paling komprehensifyang melayani keperluan informasi dari penduduk suatu Negara. Namun ada pula perpustakaan nasional yang tidak berasal dari perpustakaan raja sehingga terdapat bermacam-macam asal perpustakaan nasional. Adapun asal usul perpustakaan nasional ialah sebagai berikut:
1.)    Merupakan kumpulan berbagai perpustakaan yang disita Negara semasa revolusi, kemudian koleksi gabungan itu dijadikan satu dibawah perpustakaan nasional.
2.)    Perpustakaan tersebut dibangun semasa damai.
3.)    Sengaja dibentuk, lazimnya dengan dekrit pemerintah.
4.)    Berkembang dari fungsi lain, misalnya fungsi legislative.
5.)    Sebagai perkembangan lanjut sebuah perpustakaan umum, kemudian dikembangkan menjadi perpustakaan nasional.
6.)    Bermula sebagai bagian sebuah badan museum, kemudian dijadikan cikal bakal perpustakaan nasional.
7.)    Sebagai bagian sebuah badan legislative, kemudian berfungsi sebagai perpustakaan nasional.
8.)    Berasal dari perpustakaan khusus, kemudian berfungsi sebagai perpustakaan nasional dalam subjek yang dikuasainya.
9.)    Sebagai lanjutan sebuah perpustakaan perguruan tinggi.
Adapun fungsi perpustakaan nasional ialah:
a.       Menyimpan setiap pustaka yang diterbitkan di sebuah Negara.
b.      Mengumpulkan atau memilih bahan pustaka terbitan lain  mengenai Negara yang bersangkutan.
c.       Menyusun bibliografi nasional artinya daftar buku yang diterbitkan disebuah Negara.
d.      Menjadi pusat informasi Negara yang bersangkutan. Biasanya jasa ini diberikan atas permintaan.
e.       Berfungsi sebagai pusat antar pinjam perpustakaan di Negara yang bersangkutan serta antara Negara yang bersangkutan dengan Negara lain.
f.       Sebagai tugas tambahan biasanya perpustakaan nasional memberikan jasa terjemahan , latihan kerja bagi pustakawan, mencatat hak cipta atas buku dan sebagainya.
Pertustakaan di Indonesia baru berdiri pada tahun 1980 walaupun untuk kelembagaannya sudah lama ada. Perpustakaan nasional merupakan gabungan dari lembaga  berikut:
1.      Perpustakaan Museum Nasional
2.      Perpustakaan Sejarah Politik dan Sosial
3.      Kantor Bibliografi Nasional
4.      Perpustakaan Negara Jakarta
Adapun tugas pokok Perpustakaan Nasional ialah melaksanakan pengumpulan dan penyimpanan bahan pustaka tertulis, tercetak, dan terekan selengkapnya baik yang terbit di Indonesia maupun di luar negeri sebagai khasanah kebudayaan bangsa dalam arti yang luas serta melaksanakan pelayanannya untuk kepentingan pembangunan nasional dan kemajuan bangsa.
·         Perpustakaan Umum
Ciri-ciri perpustakaan umumadalah sebagai berikut:
a.)    Terbuka untuk umum artinya terbuka bagi siapa saja tanpa memandang perbedaan jenis kelamin, agama, kepercayaan, ras, usia, pandangan politik, dan pekerjaan.
b.)    Di biayai oleh dana umum. Dana umum adalah dana yang berasal dari masyarakat.
c.)     Jasa yang diberikan pada hakekatnya bersifat cuma-cuma
Adaun Manifesto Perpustakaan Umun Unesco menyatakan bahwa perpustakaan umum mempunyai 4 tujuan utama yaitu:
1.      Memberikan kesempatan bagi umum untuk membaca bahan pustaka yang dapat membantu meningkatkan mereka kea rah kehidupan yang lebih baik.
2.      Menyediakan sumber informasi yang cepat, tepat, dan murah bagi masyarakat, terutama informasi mengenai topic yang berguna bgagi mereka dan yang sedang hangat di kalangan masyarakat.
3.      Membantu warga untuk mengembangkan kemampuan yang dimilikinya sehingga yang bersangkutan akan bermanfaat bagi masyarakat sekitarnya, sejauh kemampuan ttersebut dapat dikembangkan dengan bantuan bahan pustaka.
4.      Bertindak selaku agen cultural artinya perpustakaan umum merupanan pusat utama kehidupanbudaya bagi masyarakat sekitarnya.
Yang termasuk kelompok perpustakaan umum adalah:
1.)    Perpustakaan Wilayah
2.)    Perpustakaan Propinsi
3.)    Perpustakaan Umum Kotamadya
4.)    Perpustakaan Umum Kabupaten
5.)    Perpustakaan Umum Kecamatan
6.)    Perpustakaan Umum Desa
7.)    Perpustakaan umum untuk anggota masyarakat yang memerlukan media khusus, miasalnya perpustakaan unyuikk tuna netra
8.)    Perpustakaan umum untuk anggota masyarakat yang memerlukan bacaan khususkarena faktorb usia
9.)    Perpustakaan Keliling yaitu bagin perpustakaan umum yang mendatangi pemakai dengan menggunakan kendaraan (darat maupun air)
Untuk mencapai tujuannya, perpustaan umumnya mengelompokkan objeknya menjadi empat:
1.      Pendidikan
2.      Informasi
3.      Kebudayaan
4.      Rekreasi

·         Perpustakaan Pribadi
Perpustakaan swasta atau perpustakaan pribadi artinya perpustakaan yang dikelola pihak swasta atau pribadi dengan tujuan melayani keperluan bahan pustaka bagi kelompok, keluarga , atau individu tertentu. Dalam kelompok ini termasuk pula perpustakaan sewa artinya perpustakaan yang memungut sewa atas buku yang dipinjam oleh anggotanya.
·         Perpustakaan Khusus
Perpustakaan khusus dapat merupakan perpustakaan sebuah departemen, lembaga Negara, lembaga penelitian, organisasi massa, militer, industry maupun perusahaan swasta. Tujuan perpustakaan khusus lazimnya sama yaitu membantu tugas badan induk tempat perpustakaan bernaung. Pengembangan lebih lanjut dari masing-masing perpustakaan akan berbeda.
·         Perpustakaan Sekolah
Perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang tergabung pada sebuah sekolah, dikelola sepenuhnya oleh sekolah yang bersangkutan, dengan tujuan utama membantu sekolah untuk mencapai tujuan khusus sekolah dan tujuan pendidikan pada umumnya. Tujuan khusus perpustakaan sekolah ialah membantu sekolah mencapai tujuannya sesui dengan kebijakan sekolah tempat perpustakaan tersebut bernaung. Dalam kelompok perpustakaan sekolah termasuk didalamnya adalah:
1.      Perpustaan Taman Kanak-Kanak
2.      Perpustakaan Sekolah Dasar
3.      Perpustakaan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama
4.      Perpustakaan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas

·         Perpustakaan Perguruan Tinggi
Perpustakaan perguruan tinggi ialah perpustakaan yang terdapat pada  perguruan tinggi, badan bawahannya, amupun lembaga yang berafiliasi dengan perguruan tinggi, dengan tujuan utama membantu perguruan tinggi mencapai tujuannya. Yang termasuk perpustakaan perguruan tinggi ialah perpustakaan jurusan, bagian, fakultas, universitas, institute, sekolah tinggi, politeknik, akademi, maupun perpustakaan program non gelar.
Secara umum tujuan perpustakaan perguruan tinngi adalah:
1.      Memenuhi keperluan informasi masyarakat perguruan tinggi, lazimnya staf pengajar dan mahasiswa.
2.      Menyediakan bahan pustaka rujukan (referens) pada semua tingkat akademis, artinya mulai dari mahasiswa dari tahun pertama hingga mahasiswa pasca sarjana dan pengajar.
3.      Menyediakan ruangan belajar untuk pemakai perpustakaan.
4.      Menyediakan jasa peminjaman yang tepat guna bagi berbagai jenis pemakai.
5.      Menyediakan jasa informasi aktif yang tidak saja terbatas pada lingkungan perguruab tinggi tetapi juga lembaga industri lokal.
·         Dokumentasi
Di lihat dari segi kepustakawanan, definisi dokumentasi hamper sama dengan definisi perpustakaan. Persamaannya terletak pada kenyataan bahwa dokumentasi dan kepustakaan selalu menyangkut satu atau lebih kegiatan yang tercakup dalam kepustakawanan. Perbedaannya, dokumentasi khusus menangani (mengadakan, menyimpan, mengatur, dan menyebarkan) pustaka ilmiah. Jadi dokumentasi merupakan aspek informasi dari fungsi kepustakawananatau fungsi kepustakawanan yang dilakukan secara mendalam, namun terbatas pada jenis pustaka tertentu ataupun pemakai.
·         Arsip
Di tinjau dari segi kepustakawanan maka kegiatan utama kearsipan yaitu penyimpanan, merupakan kegiatan kepustakawanan yang paling dini.koleksi arsip mirip buku yang tidak dicetak, tanpa indeks dank arena subjeknya padda hakekatnya sejarah lembaga, orang, dan penemuan maka klasifikasi subjek yang umum berlaku di perpustakaan tidak berlaku di arsip. [4]
2.2 Musium
Museum adalah institusi permanen, nirlaba, melayani kebutuhan publik, dengan sifat terbuka, dengan cara melakukan usaha pengoleksian, mengkonservasi, meriset, mengomunikasikan, dan memamerkan benda nyata kepada masyarakat untuk kebutuhan studi, pendidikan, dan kesenangan. Karena itu ia bisa menjadi bahan studi oleh kalangan akademis, dokumentasi kekhasan masyarakat tertentu, ataupun dokumentasi dan pemikiran imajinatif pada masa depan. Sejak tahun 1977, setiap tanggal 18 Mei diperingati sebagai Hari Museum Internasional.
2.2.1 Sejarah Musium
Secara etimologis, museum berasal dari kata Yunani, mouseion, yang sebenarnya merujuk kepada nama kuil untuk sembilan Dewi Muses, anak-anak Dewa Zeus yang melambangkan ilmu dan kesenian. Bangunan lain yang diketahui berhubungan dengan sejarah museum adalah bagian kompleks perpustakaan yang dibangun khusus untuk seni dan sains, terutama filsafat dan riset di Alexandria oleh Ptolemy I Soter pada tahun 280 SM.
Museum berkembang seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan manusia semakin membutuhkan bukti-bukti otentik mengenai catatan sejarah kebudayaan.
Di Indonesia, museum yang pertama kali dibangun adalah Museum Radya Pustaka. Selain itu dikenal pula Museum Gajah yang dikenal sebagai yang terlengkap koleksinya di Indonesia, Museum Wayang, Persada Soekarno, Museum Tekstil serta Galeri Nasional Indonesia yang khusus menyajikan koleksi seni rupa modern Indonesia.
Pada awalnya, museum bermula sebagai tempat untuk menyimpan koleksi milik individu, keluarga atau institusi kaya. Benda-benda yang disimpan biasanya merupakan karya seni dan benda-benda yang langka, atau kumpulan benda alam dan artefak arkeologi.
Beberapa museum di dunia, diantaranya:
2.2.2 Tipe-tipe Musium  
Museum memiliki beragam tipe, dari institusi yang besar dan mencakup banyak kategori, hingga institusi kecil yang memusatkan diri kepada subyek tertentu, lokasi, atau seseorang. Selain itu terdapat museum universal yang koleksinya merepresentasikan dunia dan biasanya koleksinya diantaranya seni, ilmu pengetahuan, sejarah dan sejarah alam. Tipe dan ukuran museum tercermin dalam koleksinya. Sebuah museum biasanya memiliki koleksi inti yang merupakan benda terpenting di bidangnya. Kategori museum-museum tersebut diantaranya:
1.      Museum arkeologi
Museum arkeologi merupakan museum yang mengkhususkan diri untuk memajang artefak arkeologis. Museum arkeologi banyak yang bersifat museum terbuka (museum yang terdapat di ruang terbuka atau Open Air Museum). Di Indonesia, contoh dari museum arkeologi adalah Museum Trowulan di Trowulan, Jawa Timur.
2.      Museum Seni
Museum seni, lebih dikenal dengan nama galeri seni, merupakan sebuah ruangan untuk pameran benda seni, mulai dari seni visual yaitu diantaranya lukisan, gambar, dan patung. Beberapa contoh lainnya adalah seni keramik, seni logam dan furnitur.
Contoh dari museum seni ini di Eropa adalah merbach-Cabinet di Basel, yang awalnya merupakan koleksi pribadi yang dijual kepada pemerintah kota Basel pada tahun 1661, dan menjadi museum untuk umum sejak tahun 1671. Saat ini, museum ini bernama Kunstmuseum Basel.
Museum yang mengkhususkan diri sebagai museum seni, merupakan suatu hal yang baru. Salah satu yang pertama adalah Hermitage Museum di Saint Petersburg yang dibangun pada tahun 1764.
Di Indonesia, contoh dari museum seni adalah Museum Affandi yang terletak di Yogyakarta.


3.      Museum Biografi
Museum Biografi merupakan museum yang didedikasikan kepada benda yang terkait dengan kehidupan seseorang atau sekelompok orang, dan terkadang memajang benda-benda yang mereka koleksi. Beberapa museum terletak di dalam rumah atau situs yang terkait dengan orang yang bersangkutan pada saat dia hidup.
Contoh dari museum ini adalah Museum Edith Piaf di Paris. Di Indonesia, contoh museum biografi adalah Museum Sasmitaloka Jenderal Besar DR. A.H. Nasution yang terletak di Jakarta Pusat, DKI Jaya.
4.      Museum anak
Museum anak merupakan institusi yang menyediakan benda pameran dan program acara untuk menstimulasi pengalaman informal anak. Berlawanan dengan museum tradisiona; yang memiliki peraturan untuk tidak menyentuh benda pameran, museum ini biasanya memiliki benda yang dirancang untuk dimainkan oleh anak-anak. Museum anak kebanyakan merupakan organisasi nirlaba dan dikelola oleh sukarelawan atau oleh staf profesional dalam jumlah yang kecil. Contoh dari museum anak ini adalah Museum Anak Kolong Tangga yang terletak di Yogyakarta. Pada museum ini terdapat beberapa mainan anak tradisional.
5.      Museum Universal
Museum universal atau dikenal pula dalam bahasa Inggris sebagai Museum encyclopedic, merupakan museum yang umum kita jumpai. Biasanya merupakan institusi besar, yang bersifat nasional, dan memberikan informasi kepada pengunjung mengenai berbagai variasi dari tema lokal dan dunia. Museum ini penting karena meningkatkan rasa keingin-tahuan terhadap dunia. Contoh museum universal adalah British Museum di London, Inggris.


6.      Museum etnologi
Museum etnologi merupakan museum yang mempelajari, mengumpulkan, merawat, dan memamerkan artefak dan obyek yang berhubungan dengan etnologi dan antropologi. Museum seperti ini biasanya dibangun di negara yang memiliki kelompok etnis atau etnis minoritas yang berjumlah banyak. Contoh dari museum ini adalah Museum Indonesia di TMII.
7.      Museum rumah bersejarah
Museum rumah bersejarah, atau yang lebih dikenal dengan rumah bersejarah merupakan yang terbanyak jumlahnya di dunia dari kategori museum sejarah. Museum ini biasanya beroprasi dengan dana yang terbatas dan staff yang sedikit. Kebanyakan dikelola oleh relawan dan sering kali tidak memenuhi syarat untuk menjadi museum profesional. Contoh dari rumah bersejarah ini di Indonesia adalah Museum Sasmita Loka Ahmad Yani.
8.      Museum sejarah
Museum sejarah mencakup pengetahuan sejarah dan kaitannya dengan masa kini dan masa depan. Beberapa di antara museum tersebut memiliki benda koleksi yang sangat beragam, mulai dari dokumen, artefak dalam berbagai bentuk, benda sejarah yang terkait dengan even kesejarahan tersebut.
Ada beberapa macam museum sejarah, diantaranya, rumah bersejarah yang merupakan bangunan yang memiliki nilai sejarah atau arsitektural yang tinggi. Kedua adalah situs bersejarah yang menjadi museum, seperti Pulau Robben. Ketiga adalah museum ruang terbuka atau disebut juga dengan nama open air museum. Pada museum ini, para masyarakat yang berada di dalamnya berusaha untuk membuat ulang kehidupan pada suatu waktu dengan sebaik mungkin, termasuk diantaranya bangunan dan bahasa. Contoh museum sejarah di Indonesia adalah Museum Sumpah Pemuda dan Museum Fatahillah.
9.      Museum maritim
Museum maritim merupakan museum yang mengkhususkan diri kepada peresentasi sejarah, budaya atau arkeologi maritim. Mereka menceritakan kaitan antara masyarakat dengan kehidupan yang berkaitan dengan air atau maritim. Terdapat beberapa jenis museum maritim, diantaranya:
  • Museum arkeologi maritim yang menceritakan mengenai kaitan arkeologi dengan maritim. Museum ini biasanya memajang dan mengawetkan kapal karam dan artefak yang terkait dengan lingkungannya.
  • Museum sejarah maritim, merupakan museum yang mengedukasi masyarakat mengenai sejarah maritim di suatu komunitas atau masyarakat. Contoh dari museum ini adalah Museum Maritim San Francisco dan Mystic Seaport.
  • Museum militer maritim. Contoh dari museum ini adalah Museum Nasional Angkatan Laut Amerika Serikat. Contoh lainnya adalah Museum Laut, Udara dan Luar Angkasa Intrepid.
10.  Museum militer dan perang
Museum militer merupakan museum yang mengkhususkan diri terhadap sejarah militer. Benda yang biasa dipamerkan pada museum ini contohnya adalah senjata, seragam militer, dan bahkan kendaraan perang. Contoh dari museum ini adalah Museum Benteng Vredeburg dan Museum Monumen Yogya Kembali di Yogyakarta.[5]
2.2.3 Fungsi Musium
Dalam menjalankan kegiatannya, musium memiliki beberapa fungsi. Dan fungsinya antara lain:
a.       Pengumpulan dan pengamanan warisan alami dan budaya;
b.      Dokumentasi dan penelitian ilmiah;
c.       Konservasi dan peservasi;
d.      Penyebaran dan perataan ilmu untuk umum;
e.       Pengenalan dan penghayatan kesenian;
f.       Pengenalan kebudayaan antar daerah dan antar bangsa;
g.      Visualisasi warisan alarn dan budaya;
h.      Cermin pertumbuhan peradaban umat manusia;
i.        Pembangkit rasa bertakwa dan bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.[6]
2.3 Perbandingan Perpustakaan dan Musium
Secara umum perbedaan antara perpustakaan dengan musium dapat dibandingkan sebagai berikut:
·         Perpustakaan:
1.      lebih banyak kertas atau buku atau media lainya;
2.      menyimpan barang yang bisa di pinjamkan.
·         Museum:
1.      lebih banyak menyimpan barang yang sejenis;
2.      menyimpan barang yang tidak boleh di pinjam;
3.      Arti Museum hanya dapat dipahami karena fungsinya dan karena kegiatan-kegiatannya. Dan zaman ke zaman fungsi museum mengalami perubahan-perubahan.
Menurut Drs. Moh. Amir Sutaarga dalam bukunya yang berjudul: “Pedoman Penyelenggaraan dan Pengelolaan Museum”, arti museum itu tetap mengingatkan kita kepada kuil di jaman Yunani klasik tempat persembahyangan dan pemujaan ke 9 dewi Muze, lambang-lambang pelbagai cabang ilmu dan kesenian. Ke 9 dewi Muze itu sebagai anak Zeus, dewa utama dalam pantheon Yunani kiasik dijadikan lambang pelengkap pemujaan manusia terhadap agama dan ritual yang ditujukan kepada Zeus. Jadi sekalipun fungsi-fungsi museum berobah dan zaman ke zaman sesuai dengan kondisi dan situasi zamannya, tetapi hakekat pengertian museum tetap tidak berubah. Landasan ilmiah dan kesenian tetap menjiwai arti museum sarnpai sekarang.
Dalam lingkup internasional, masalah yang menyangkut pendidikan, pengetahuan dan kebudayaan ditangani oleh Unesco. Museum mempunyai peranan yang cukup penting dalam rangka kegiatan kerjasama kebudayaan. Untuk menangani berbagai hal mengenai Museum, maka didinikanlah ICOM (International Council Of Museum) yang antara lain bertujuan :
·         Membantu museum-museum. Menyelenggarakan kerjasama antar museum dan antar-anggota profesi permuseuman. Mendorong pentingnya peranan museum dan profesi permuseuman dalam tiap paguyuban hidup dan memajukan pengetahuan dan saling pengertian antar bangsa yang makin luas.
·         ICOM telah merumuskan definisi atau batasan museum sebagai suatu lembaga yang bersifat tetap, tidak mencari keuntungan, melayani masyarakat dan perkembangannya, terbuka untuk umum, yang memperoleh, merawat, menghubungkan dan memamerkan, untuk tujuan -tujuan studi, pendidikan dan kesenangan, barang-barang pembuktian manusia dan lingkungannya.
Dan definisi atau batasan tersebut, maka:
a.       Museum merupakan badan tetap, tidak mencari keuntungan dan harus terbuka untuk umum.
b.      Museum merupakan lembaga yang melayani masyarakat untük kepentingan perkembangannya.
c.       Museum memperoleh atau menghimpun barang-barang pembuktian tentang manusia dan lingkungannya.
d.      Museum memelihara dan rnengawetkan koleksinya untuk digunakan sebagai sarana komunikasi dengan pengunjung.
e.       Kegiatan-kegiatan museum di belakang layar dan kegiatan yang kelihatan oleh umum, seperti hasil penerbitan, pameran, ceramah dan peragaan kesemuanya itu adalah untuk studi, pendidikan dan kesenangan.[7]
Perbandingan antara perpustakaan dan musium juga dapat dibandingkan dengan menggunakan tabel pembanding dengan beberapa spek dalam perpustakaan dan musium sebagai berikut:
ASPEK
PERPUSTAKAAN
MUSIUM
Objek
Koleksi, dititikberatkan pada bahan pustaka
Koleksi
Kaitanya dengan informasi
Menyediakan dan melayankan informasi
Menyimpan, menyajikan, dan mengekshibisi informasi
Pengelola
Pustakawan
Kurator
Jenis koleksi utama
Bahan pustaka, terutama buku
Koleksi apa saja, tergantung jenis dan tujuan museumnya
Organisasi koleksi
Dengan sistem klasifikasi DDC/ UDC
Tergantung jenis museum
Pelayanan
Layanan teknis (pengadaan, pengolahan, perwatan) dan layanan umum (sirkulasi, referensi, administrasi)
Guide untuk wisata serta layanan penelitian
pemelihara
Laminasi, perbaikan, fumigasi
Tergantung
Pemeliharaan dan pelestarian koleksi
Laminasi, perbaikan, fumigasi, penjilidan kembali, digitalisasi koleksi
Tergantung jenis museumnya




















BAB 3. PENUTUP
3.1  Simpulan
Perpustakaan adalah sebuah ruangan, bagian dari sebuah gedung taupun gedung tersendiri yang digunakan untuk menyimpan buku serta terbitan lainya. Bahan-bahan perpustakaan itu disimpan menurut tata susunan tertentu untuk kepentingan pembaca, bukan untuk dijual dengan tujuan mencari uang. Pada perpustakaan, buku yang dimilikinya digunakan untuk kepentingan pembaca[8] (mencari informasi, penelitian, dan lain-lain).
Museum adalah institusi permanen, nirlaba, melayani kebutuhan publik, dengan sifat terbuka, dengan cara melakukan usaha pengoleksian, mengkonservasi, meriset, mengomunikasikan, dan memamerkan benda nyata kepada masyarakat untuk kebutuhan studi, pendidikan, dan kesenangan. Karena itu ia bisa menjadi bahan studi oleh kalangan akademis, dokumentasi kekhasan masyarakat tertentu, ataupun dokumentasi dan pemikiran imajinatif pada masa depan.
Secara umum perbedaan antara perpustakaan dengan musium dapat dibandingkan sebagai berikut:
·         Perpustakaan:
3.      lebih banyak kertas atau buku atau media lainya;
4.      menyimpan barang yang bisa di pinjamkan.
·         Museum:
4.      lebih banyak menyimpan barang yang sejenis;
5.      menyimpan barang yang tidak boleh di pinjam;
6.      Arti Museum hanya dapat dipahami karena fungsinya dan karena kegiatan-kegiatannya. Dan zaman ke zaman fungsi museum mengalami perubahan-perubahan.
3.2 Saran
Semua aktivitas ataupun segala sesuatu yang dibuat, merupakan sesuatu yang ada manfaat dan hasilnya, serta apapun hasil dan dampaknya tentu saja ada dalam berbagai perspektif pada berbagai sisi.
Perpustakaan dan musium merupaka dua instansi yang memiliki banyak kesamaan, tapi tidak sepenuhnya tidak ada perbedaan. Yang pasti dapat dijadikan suatu himbauan, entah itu perpustakaan maupun musium, bagi instansinya sendiri adalah selalu untuk mengupayakan suatu pelayanan dan kegiatan yang benar-benar memberikan semua yang terbaik, serta bagi masyrakat secara umum dengan adanya suatu hal yang sangat bermanfaat hendaknya bukan sifat yang acuh, melainkan selalu dapat mengambil kebaikan dari keduanya.














DAFTAR PUSTAKA
Basuki, Sulistyo. 1991. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta: PT. Gramedia.
Basuki, Sulistyo. 1994. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta: Universitas Terbuka .
Primadani, Lelita. 2014. Membandingkan Perbedaan Antara Perpustakaan, Dokumentasi, Kearsipan, dan Musium. http:// Membandingkan Perbedaan antara Perpustakaan, Dokumentasi, Kearsipan, dan Museum _ Lelita Primadani - Academia.edu.htm. [29 November 2014].
Rahman, Aulia. 2014. Perbedaan Perpustakaan, Arsip, dan Musium. http:// Perbedaan Perpustakaan Dengan Arsip, Museum _ Rangkiang Budaya.htm. [29 November 2014].



[1] Basuki, Sulistyo. 1994. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta: Universitas Terbuka .Hlm. 5.
[3] Basuki, Sulistyo. 1991. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta: PT. Gramedia. Hlm. 3-10.
[4] Basuki, Sulistyo. 1991. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta: PT. Gramedia. Hlm. 19-53.
[6] Rahman, Aulia. 2014. Perbedaan Perpustakaan, Arsip, dan Musium. http:// Perbedaan Perpustakaan Dengan Arsip, Museum _ Rangkiang Budaya.htm. [29 November 2014]
[7] Rahman, Aulia. 2014. Perbedaan Perpustakaan, Arsip, dan Musium. http:// Perbedaan Perpustakaan Dengan Arsip, Museum _ Rangkiang Budaya.htm. [29 November 2014].
[8] Basuki, Sulistyo. 1994. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta: Universitas Terbuka .Hlm. 5.

0 komentar:

Posting Komentar

Unordered List

Sample Text

Sample text

Total Tayangan Halaman

Social Icons

Blogger templates

Feature (Side)

Blogger news

Pages

AD (728x90)

Diberdayakan oleh Blogger.

Wikipedia

Hasil penelusuran

Pengikut

Featured Posts

Popular Posts

Recent Posts

Text Widget