BAB 1.
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perpustakaan
adalah sebuah ruangan, bagian dari sebuah gedung taupun gedung tersendiri yang
digunakan untuk menyimpan buku serta terbitan lainya. Bahan-bahan perpustakaan
itu disimpan menurut tata susunan tertentu untuk kepentingan pembaca, bukan untuk dijual dengan tujuan mencari
uang. Pada perpustakaan, buku yang dimilikinya digunakan untuk kepentingan
pembaca[1]
(mencari informasi, penelitian, dan lain-lain).
Sedangkan
Museum adalah institusi permanen, nirlaba,
melayani kebutuhan publik, dengan sifat terbuka, dengan cara melakukan usaha
pengoleksian, mengkonservasi, meriset, mengomunikasikan, dan memamerkan benda
nyata kepada masyarakat untuk kebutuhan studi,
pendidikan,
dan kesenangan. Karena itu ia bisa menjadi bahan studi oleh kalangan akademis,
dokumentasi kekhasan masyarakat tertentu, ataupun dokumentasi dan pemikiran imajinatif
pada masa depan.[2]
Dalam
pembahasan mengenai perbedaan antara perpustakaan dan museum, merupakan suatu
hal yang begitu menarik. Hal tersebut dikarenakan, dalam kelembagaanya keduanya
hampir memiliki suatu karakter yang sama, namun juga tidak sedikit perbedaan-perbedaan
yang ada diantaranya.
Untuk
mendapatkan suatu pola pikir yang jelas untuk menggambarkan mengenai perbedaan
anatar perpustakaan dengan musium, perlu suatu pembahasan lebih lanjut akan hal
ini. Maka dari itu, kajian lebih mendalam dilakukan guna untuk meluruskan
kebutuhan akan pengetahuan tentang hal ini.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun
rumusan masalah pada makalah ini sebagai berikut
1) Apa
yang dimaksud dengan perpustakaan?
2) Apa
yang dimaksud dengan musium?
3) Bagaimana
perbandingan antara perpustakaan dan musium?
1.3 Tujuan dan Manfaat
Tujuan
dari pembuatan makalah ini adalah
1) Mengetahui
dan memahami akan pengertian perpustakaan beserta beberapa aspek didalamnya;
2) Mengetahui
dan memahami akan pengertian musium serta beberapa aspek yang ada di dalamnya;
3) Mengetahui
dan memahami akan perbandingan dari perpustakaan dan musium.
Manfaat
dari pembuatan makalah ini adalah
1) Dapat
mengetahui secara mendalam akan pengertian dan beberapa aspek yang dimiliki
perpustakaan;
2) Dapat
mengetahui secara mendalam akan pengertian musium dan beberapa aspek yang
dimiliki musium;
3) Dapat
mengetahui secara mendalam akan perbedaan untuk perbandingan yang ada diantara keduanya;
BAB 2.
PEMBAHASAN
2.1 Perpustakaan
Dalam
Kamus Bahasa Indonesia, pustaka
artinya kitab, buku. Dalam bahasa Inggris, pembaca tentunya mengenal istilah
library. Istilah ini berasal dari kata Latin liber atau libri yang atrinya buku. Dari kata Latin tersebut, terbentuklah istilah
libraries yang artinya tentang buku. Dengan demikian, batasan perpustakaan
ialah sebuah ruangan, bagian sebuah gedung, ataupun gedung itu sendiri yang
digunakan untuk menyimpan buku dan terbitan lainnya yang biasanya disusun
menurut tata susunan tertentu untuk digunakan pembaca,bukan untuk dijual.
Definisi
diatas menyatakan bahwa koleksi perpustakaan digunakan untuk pembaca. Definisi
ini menunjukkan perbedaan utama antara sebuah perpustakaan dengan toko buku.
Bila toko buku menyusun buku yang akan dijualnya dengan tujuan utama mencari
untung maka perpustakaan bertujuan mendayagunakan koleksinya untuk kepentingan
pembaca. Pada perpustakaan perusahaan tujuan utamanya adalah membantu pembaca
(dalam hal ini karyawan perusahaan). Jadi, tujuannya bukan mencari untung,
melainkan membantu perusahaan mencari untung dengan cara seefisian mungkin.
Secara
umum definisi perpustakaan selalu mencakup unsur koleksi, penyimpanan, dan
pemakai. Definisi perpustakaan umumnya membedakan pengertian perpustakaan
sebuah gedung atau akomodasi fisik tempat menyimpan buku yang berbeda dengan
pengertian perpustakaan sebagai akumulasi bahan pustaka dalam arti luas.
2.1.1 Istilah Berkaitan
dengan Pustaka
Buku
merupakan alat bantu manusia untuk belajar, sejak saat mulai dapat membaca,
memasuki bangku sekolah hingga bekerja. Karena perpustakaan selalu dikaitkan
dengan buku, sedangkan buku dikaitkan dengan kegiatan belajar maka perpustakaan
pun selalu dikaitkan dengan kegiatan belajar. Perpustakaan sebagai pranata yang
dikaitkan dengan kegiatan belajar lebih mengarah pada kegiatan belajar di luar
lingkungan sekolah.
Definisi ilmu perpustakaan ialah pengetahuan yang
tersusun rapi yang menyangkut tujuan, obyek, fungsi perpustakaan, serta fungsi
medode, penyusunan teknik, dan teori yang digunakan dalam pemberian jasa
perpustakaan. Dalam ilmu kepustakaan yang dikaji adalah:
a. Perpustakaan
sebagai salah satu institusi, mencakup, organisasi perpustakaan, perkembangannya,
peranannya dalam masyarakat serta sumbangan perpustakaan pada sejarah manusia;
b. Organisasi
koleksi perpustakaan (buku dalam arti luas) termasuk cara mengolah, menyimpan
serta temu kembali sebaik, secepat, dan semurah mungkin;
c. Pengawetan
buku serta bahan bahn pustaka lainnya;
d. Penyebaran
informasi serta jasa perpustakaan lainnya untuk kepentingan umum; dan
e. Hal-hal
lain yang berkaitan dengan perpustakaan serta jasa perpustakaan.
Tujuan
kepustakaan sebagai berikut:
a. Penyimpanan,
aertinya perpustakaan bertugas menyimpan buku yang diterimanya. Tujuan ini
nyata sekalipada perpustakaan nasional
yaitu perpustakaan yang ditunjuk oleh undang-undang untuk menyimpan semua
terbitan dari suatu negara.
b. Penelitian,
artinya perpustakaan bertugas menyediakan buku untuk keperluan penelitikan.
c. Informasi,
artinya perpustakaan yang menyediakan informasi yang diperlukan pemakai
perpustakaan.
d. Pendidikan,
artinya perpustakaan merupakan tempat belajar seumur hidup, terutama bagi
mereka yang telah meninggalkan bangku sekolah.
e. Cultural,
artinya perpustakaan menyimpan khasanah budaya bangsa atau masyarakat tempat
perpustakaan berada serta juga meningkatkan nilai dan apresiasi budaya
masyarakat sekitarnya melalui proses penyediaan bahan bacaan.[3]
2.1.2 Sejarah Perpustakaan
·
Asal Mula Perpustakaan
Perkembangan
perpustakaan tidak dapat dipisahkan dari sejarah manusia karena perpustakaan
merupakan produk manusia. Dalam sejarahnya, manusia mula-mula tidak menetap
tetapi mengembara dari satu tempat ke tempat lain. Selama itu manusia berhubungan
dengan manusia lain melalui bahasa lisan maupun bahasa isyarat. Setelah
menggunakan berbagai tanda yang di pahatkan pada pohon ataupun batu ataupun
benda lainnya , manusia mulai berkomunikasi dengan kelompok lain melalui bahasa
tulisan.
Dari
segi lain, tanda ataupun tulisan yang dipahatkan pada pohon atau batu atau
benda lain dapat digunakan sebagai
cantuman (record) mengenai apa yang dikatakan manusia maupun apa yang diketahui
seseorang. Hanya berdasarkan bukti arkeologis diketahui bahwa perpustakaan
pawal awal mulanya tidak lain hanya berupa kumpulan catatan transaksi niaga.
Dengan kata lain merupakan sebuah kemudahan untuk menyimpan catatan niaga.
Karena kegiatan perpustakaan purba tidak lain menyimpan kegiatan niaga maka ada
kemungkinan bahwa perpustakaan dan arsip semula bersumber pada kegiatan yang
sama untuk kemudian terpisah.
Dari
kegiatan itu, ternyata bahwa sejak semula salah satu kegiatan perpustakaan
ialah menyimpan produk tulisan masyarakat sekaligus juga perpustakaan merupakan
produk masyarakat karena tak ada perpustakaan tanpa ada masyarakat.
Mesin
cetak penemuan Gutenberg kemudian
dikembangkan lagi sehingga mulai abad ke 16 pencetak buku dalam waktu singkat
mampu menghasilkan ratusan eksemplar. Hasilnya bagi perpustakaan ialah terjadinya
revolusi perpustakaan artinya dalam waktu singkat perpustakaan diisi dengan
buku ccetak. Revolusi yang mirip terjadi hamper 400 tahun kemudian ketika buku
mulai digantikan bentuk elekrolit. Dari Jerman, mesin cetak kemudian tersebar
keseluruh Eropa, kemudian dibawa lagi ke Asia tempat asal usul mesin cetak
dengan lahirnya padaham baru yang timbul akibat Renaissance.
·
Sumeria dan Babylonia
Penggalian
di berkas kerajaan Sumeria menunjukkan bahwa bangsa Sumeria sekitar 3000 tahun
sebelum masehi telah menyalin rekening, jadwal kegiatan, pengetahuan yang
mereka peroleh dalam bentuk lempeng tanah liat (clay tablets). Semasa
pemerintahan raja Ashaturbanipal dari Assyia (sekitar tahun 668-636 sebelum
Masehi) didirikan perpustakaan kerajaan di ibukota Nineveh, berisi puluhan ribu
lempeng tanah liat yang dikumpulkan dari segala penjuru kerajaan.
·
Mesir
Pada masa hamper
bersamaan, peradaban Mesir Kuno pun berkembang. Teks tertulis paling awal yang
ada di perpustakaan Mesir berasal dari sekitar tahun 4000 SM, namun gaya
tulisannya berbeda dengan tulisan Sumeria. Dengan demikian, permukaan lembaran
papyrus dapat digunakan sebagai bahan tulis, sedangkan alat tulisnya berupa
pena sapu dan tinta. Umumnya tulisan hieroglyph hanya dipahami oleh pendeta
karena itu papyrus banyak ditemukan di kuil-kuil berisi pengumuman resmi,
tulisan keagamaan, filsafat, sejarah, dan ilmu pengetahuan.
·
Yunani
Peradaban
Yunani mengenal tulisann Mycena sekitar tahun 1500 SM, kemudian tulisan
tersebut lenyap. Sebagai penggantinya, orang Yunani menggunakan 22 aksara
temuan orang Phoenica, kemudian dikembangkan menjadi 26 aksara seperti yang
kita kenal dewasa ini. Perpustakaan berkembang pula semasa kejayaan Yunani di
bawah pimpinan senggang serta merupakan awal dimulainya perdagangan buku. Perkembangan
perpustakaan zaman kuno Yunani mencapai puncaknya semasa Hellenisme, yang
ditandai dengan penyebaran ajaran dan kebudayaan Yunani. Ini terjadi berkat
penaklukan Alexander Agung beserta penggantinya, pembentukan kota baru Yunani,
dan pengembangan pemerintahan monarki.
·
Roma
Yunani
mempengaruhi kehidupan budaya dan intelektual Roma. Ini terbukti bahwa banyak
orang Roma mempelajari sastra, filsafat, dan ilmu pengetahuan Yunani, bahkan
juga bertutur bahasa Yunani. Perpustakaan pribadi mulai tumbuh karena perwira tinggi banyak
yang membawa rampasan perang termasuk buku. Gulungan papyrus ini diganti dengan
codex, yang merupakan kumpulan parchmen, diikat serta dijilid menjadi satu
seperti buku yang kita kenal dewasa ini. Perpustakaan mulai mengalami kemunduran
tatkala kerajaan Roma mulai mundur. Akhirnya, yang tinggal hanyalah
perpustakaan biara, yang lain umumnya lenyap akibat serangan orang-orang
barbar.
·
Byzantium
Kaisar
Konstantin Agung menjadi raja Kerajaan Roma Barat dan Timur pada tahun 324. Ia
memilih ibukota di Byzantium, kemudian diubah menjadi Konstantinopel. Ia
mendirikan perpustakaan kerajaan serta menekan karya Latin karena bahasa Latin
merupakan bahasa resmi hingga abad ke-6.koleksinya tercatat hingga 120.000
buku. Pada waktu itu gereja merupakan pranata kerajaan yang paling penting.
Karena adanya ketentuan bahwa seorang uskup harus harus memiliki sebuah
perpustakaan maka perpustakaan gereja berkembang. Antara pertengahan abad ke-7
hingga pertengahan abad ke-9 terjadi kontroversi mengenai ikonoklasme yaitu
penggambaran Yesus dan orang kudus lainnya pada benda.
·
Arab
Orang
Arab berhasil dalam bidang perpustakaan dan berjasa besar dalam penyebaran ilmu
pengetahuan dan matematika ke Eropa. Puncak kejayaan terjemahan ini terjadi
semasa pemerintahan Abbasid Al-Mamum, yang mendirikan rumah kebijakan pada
tahun 810, sebuah lembaga studi yang menggabungkan unsure perpustakaan,
akademi, dan biro terjemahan.
·
Renaissance
Sambil
mengungsi ilmuan ini membawa juga manuskrip penulis kuno. Ilmuan Italia
menyambut kedatangan ilmuan Byzantine ini serta mendorong pengembangan kajian
Yunani dan Latin. Karya ini kemudian tersebar ke Eropa Utara dan Barat,
sebagian di antaranya disimpan di perpustakaan biara maupun universitas yang
mulai tumbuh.
·
Kondisi yang Menguntungkan Pengembangan
Perpustakaan
Dari
perkembangan perpustakaan selama hamper 5000 tahun itu, pembaca dapat menyimak
adanya kondisi yang menghambat pertumbuhan perpustakaan. Di samping itu, ada
pula kondisi yang menghambat pertumbuhan perpustakaan sehingga perpustakaan
tidak berkembang secara wajar. Dengan kata lain, perpustakaan mencerminkan
kebutuhan sosoal, ekonomi, kultural, dan pendidikan suatu masyarakat. Kebutuhan
cultural ini antara lain dipenuhi dengan penyediaan buku oleh perpustakaan,
khususnya oleh perpustakaan umum. Maka perpustakaan akan tumbuh subur bila:
1. Masyarakat
telah matang dalam arti telah mencapai kematangan sosial dan cultural sehingga
menyadari perlunya penyimpanan, penyebaran, dan perluasan wadah pengetahuan.
2. Adanya
periode yang relative damai dan tenang yang memungkinkan tersedianya waktu yang
cukup bagi anggota masyarakat untuk melakukan kegiatan cultural dan
intelektual.
3. Pada
anggota masyarakat tersedia waktu dan sarana untuk menumbuhkan seni dan
memperbaiki pengetahuan yang dimilikinya.
4. Bila
dalam masyarakat timbul dorongan untuk memperbaiki diri sendiri serta tumbuh
kesadaran akan perlunya informasi.
5. Terjadi
kebangkitan kembali minat belajar yang berpusat di sekitar materi grafis dan elektronik serta dapat diraih (akses)
oleh mereka yang memerlukannya.
6. Adanya
kestabilan pranata masyarakat dan rasa aman yang membuahkan kemantapan
masyarakat.
7. Adanya
kepemimpinan yang mendorong penggunaan perpustakaan, tunjangan keuangan untuk
menunjang perpustakaan serta minat budaya dan intelektual untuk menggunakan
perpustakaan.
8. Adanya
kemakmuran ekonomi yang memungkinkan perorangan maupun perusahaan menyumbang
sebagian keuntungannya untuk perpustakaan.
9. Adanya
pertumbuhan ekonomi, kekuatan nasional, dan status nasional yang mendorong
penyebarluasan informasi serta penggunaan informasi yang bermanfaat.
2.1.3 Prinsip
Kepustakaan
·
Perpustakaan Diciptakan oleh Masyarakat
Sejak
zaman dahulu hingga sekarang tujuan perpestakaan selalu identik dengan tujuan
masyarakat. Halini terjadi karena perpustakaan merupakan hasil ciptaan
masyarakat, bukan sebaliknya. Hubungan yang erat antara masyarakat dengan
perpustakaan juga Nampak pada gedung perpustakaan. Perpustakaan dianggap
pranata penting sehingga orang-orang pada zaman dahulu selalu menempatkan
perpustakaan di kuil, istana,biara, atau katedral serta tempat lain yang
dianggap penting.
·
Perpustakaan Dipelihara Masyarakat
Karena
perpustakaan diciptakan masyarakat, masyarakat pun berusaha memelihara hasil
karyanya. Hal ini nyata dalam sejarah perpustakaan, gangguan terhadap
perpustakaan lebih banyak berasal dari luar perpustakaan, misalnya dari
revolusi, gejolak politik, maupun pertentangan agama. Di sepanjang sejarah
selalu ada usaha untuk menghancurkan
buku yang disimpan di perpustakaan. Sebaliknya pula, masyarakat pun berusaha
mengamankan perpustakaan.
Diuraikan
diatas nyatalah bahwa kekuasaan di luar perpustakaan dapat merupakan kekuatan
yang dapat menghancurkan perpustakaan. Sebaliknya pula, masyarakat (merupakan
kekuatan diluar perpustakaan namun perpustakaan merupakan bagian darinya)
pulalah yang menciptakan sekaligus memelihara perpustakaan.
·
Perpustakaan dimaksudkan untuk Menyimpan
dan Memencarkan Ilmu Pengetahuan
Pada
abad menengah, prinsip kepustakawanan yang ketiga ini tetap dianut walaupun
tekanan kepustakawanan lebih banayak ditujukan pada penyimpanan daripada
penyebaran buku. Prinsip kepustakawanan yang ketiga tersebut tetap dipegang
teguh hingga sekarang. Perpuatakaan bertugas menyimpan buku dan menyebarkan
ilmu pengetahuan. Sepanjang sejarah manausia, perpustakaan merupakan
satu-satunya pranata ciptaan manusia tempat manusia dapat menemukan kembalai
informasi yang permanen serta luas ruang lingkupnya. Bila perpuskaan hanya
berfungsi sebagai tempat menyimpan buku, bukannya juga menyebarkan ilmu
pengetahuan maka pengaruhnya tidak akan sedramatis seperti yang kita saksikan
dalam pengembangan ilmu pengetahuan.
·
Perpustakaan Merupakan Pusat
Kekuatan
Dengan
kata lain, ilmu pengetahuan adalah kekuatan.. karena perpustakaan merupakan
gudang ilmu pengetahuan maka perpustakaan pun merupakan kekuatan. Hal ini dapat
dilihat dalam perjalanan sejarah. Penyimpanan di pusat kekuasaan menunjukkan
bahwa perpustakaan merupakan pusat kakuatan. Ini berdasarkan analogi bahwa
perpustakaan merupakan tempat penyimpanan rekaman ilmu pengetahuaan, sedangkan
ilmu pengetahuan merupakan kekuatan.
·
Perpustakaan Terbukauntuk Semua Orang
Pada
zaman modern prinsip bahwa perpustakaan terbuka untuk umum baru berkembang
dengan mulai dibukanya perpustakaan umum. Ini baru terjadi sekitar abad-19.
Karena prinsip terbuka bagi umum ini, Unesco (United Nations Educational Scientific and Cultural Organization)
mengeluarkan Manifesto Perpustakaan Umum pada tahun 1973 (diperbarui) yang
menyatakan bahawa perpustakaan harus dibuka bagi semua anggota masyarakat dengan tidak memandang perbedaan
usia, kelamin, pekerjaan, usia, keyakinan, warna kulit maupun agama.
·
Perpustakaan Harus Berkembang
Walaupun
perputakaan dimulai dengan koleksi yang terbatas, perpustakaan haeus berkembang
walaupun laju pertumbuhan tidak selalu sama. Perpustakaan harus berkembang
karena pemakai perpustakaan menghendaki pengembangan koleksi yang mampu
mengikuti kemajuan ilmu pengetahuan. Banyak perpustakaan umum yang tidak pernah
dikunjungi anggotanya karena koleksinya tidak bertambah, malahan menyusut.
·
Perpustakaan Nasional Harus Berisi Semua
Literatur Nasional dari Negara yang Bersangkutan Ditambah Literatur Nasional
Negara Lainnya yang Berkaitan
Literature
disini artinya buku dalam arti luas. Perpustakaan nasional mengumpulkan semua
buku yang diterbitkan di Negara yang bersangkutan. Untuk melaksanakan hal
tersebut biasanya dikeluarkan UU Deposit
yaitu undang-undang yang mewajibkan penerbit dan pencetak mengirimkan contoh
terbitannya ke perpustakaan yang ditunjuk oleh undang-undang tersebut. Demikian
pula terbitan asing yang menyangkut Negara yang bersangkutan juga disimpan.
Untuk penerbitan asing biasanya dilakukan dengan cara pembelian ataupun tukar-menukar.
·
Setiap Buku Pasti Manfaatnya
Prinsip
ini masih sah hingga dewasa ini berdasrkan dua fakta sejarah. Pertama selama
hampir 500 tahun sejarah perpustakaan, pustakawan, maupun ilmuwan membuktikan
bahwa apapun jenis buku ataupun judul buku bila buku itu lenyap dari peredaran
kemudian ditemukan lagi, pasti buku tersebut amat dihargai. Ketika buku
tersebut ditemukan lagi maka ilmuwan maupun pustakawan amat menghargai buku
tersebut, terlepas dari jenis maupun judulnya. Fakta kedua menunjukkan bahwa sebuah
buku, betapapun jelek isinya ataupun betapa banyaknya kritik yang dilontarkan
terhadapnya, pada suatu saat buku tersebut akan dicari dan digunakan seorang
pembaca.
·
Seorang Pustakawan Haruslah Orang yang
Berpendidikan
Pada
zaman Roma, perpustakaan umum di urus oleh tenaga yang bertindak atas nama
kaisar. Pengurus perpustakaan umum zaman Roma tersebut procurator
bibliothecarum (petugas perpustakaan), biasanya seorang ilmuwan. Jabatan
pustakawan pada Library of Congress
(AS) berdasarkann undang-undang diberikan kepada ilmuwan ataupun budayawan.
Perpustakaan tersebut berkembang pesat semasa kepemimpinan Archibald Macleish,
penyair Amerika yang terkenal.
·
Seorang Pustakawan adalah Seorang
Pendidik
Pustakawan
menjadikan perpustakaannya sebagai sarana belajar baggi pembacanya. Dengann
kata lain, mengembangkan perpustakaan sebagai lembaga pendidikan nonformal bagi
masyarakat sekitarnya. Dengan tindakan demikian maka seorang pustakawan pada
hakikatnya juga seorang pendidik. Fungsi
pustakawan sebagai pendidik Nampak menonjol pada perpustakaan umum dibandingkan
dengan perpustakaan lainnya.
·
Peranan Seorang Pustakawan akan Menjadi
Penting bila Peranannya Dipadukan dalam Sistem Sosial Politik yang Berlaku di
Sekitarnya
Prinsip
keempat menyatakan bahwa perpustakaan merupakan sumber kekuatan. Prinsip itu
menyatakan bahwa yang menjadi sumber kekuatan sebenarnya adalah buku, bukan si pustakawan karena
pustakawan tidak memegang peranan penting dalam pencaturan kekuasaan. Prinsip
ke sebelas berlaku bila kegiatan perpustakaan mampu memberikan sumbangan ke
semua sector kehidupan. Dengan cara demikian, perpustakaan mempunyai daya tarik
dan manfaat bagi masyarakat, terutama bagi anggota masyarakat yang tidak pernah
mengenyam pendidikan formal, bagi mereka
yang terdidik dan setengah terdidik, serta anggota masyarakat yang telah meninggalkan bangku
sekolah.
·
Untuk Menjadi Pustakawan Diperlukan
Latihan dan Pendidikan Keahlian
Persyaratan
pendidikan dan latihan telah ada sejak zaman purba, namun persyaratan tersebut
berbeda dari zaman ke zaman. Prinsip perlunya pendidikan dan latihan ini
diperbarui lagi pada abad ke-19 dan abad ke-20. Dalam pendidikan formal
lazimnya disisipkan pula praktek kerja, tidak lain dari bagian magang sebuah
profesi.
·
Adalah Tugas Pustakawan untuk Menambah
Koleksi Perpustakaan
Prinsip
ini sudah ada sejak zamann Mesir kuno. Bila Demetrios mendengar atau mengetahui
ada buku yang layak dijadikan koleksi perpustakaan, dia akan menyuruhb bawahannnya membeli buku
tersebut. Prinsip ke-13 ini di teruskan juga oleh berbagai perpustakaan biara
pada abad menengah. Bahkan ada contoh ekstrem, di beberapa perpustakaan buku
dirantai ke tembok agar tidak di curi. Jadi, pustakawan di samping berusaha
menambah buku, dia juga harus memperlihatkan bahwa buku nyang sudah diperolehnya digunakan
ataupun tidak hilang. Pada abad ke-20, prinsip ini diwujudkan dalam bentuk
pengembangan koleksi yang spektakuler.
·
Sebuah Perpustakaan Harus Disusun
Menurut Aturan Tertentu serta Perlu Dibuatkan Daftar Koleksinya
Dalam
sejarah, koleksi perpustakaan Alexandria dikelompokkan menurut ruangan, artinya
ruangan A menyimpan buku filsafat, ruangan B menyimpan buku astronomi, dan
sebagainya. Dewasa ini koleksi perpustakaan di kelompokkan menurut klasifikasi
decimal Dewey, menurut Universal Decimal Classification, dan menurut Library of
Congress Classification. Penggolongan menurut system klasifikasi harus diikuti
dengan keterangan tentang buku yang bersangkutan: siapa pengarangnya, judulnya,
kap-an terbitnya, berapa jumlah halaman, dan sejenisnya.
·
Karena Perpustakaan Merupakan Gudang
Ilmu Pengetahuan maka Koleksi Perpustakaan Harus Disusun Menurut Subjek
Tersedia
ruangan untuk menyimpan lempeng tanah liah berisi sejarah, mitilogo, agama, dan
sebagainya. Pada perpustakaan biara abad menengah, koleksi buku sekuler dibagi
menurut atas trivium (tata bahasa, logika, retorika,) dan quarium (aritmetika,
geometrika, music, dan astronomi).
·
Kenyamanan Praktis Merupakan Faktor
Utama yang Perlu Digunakan dalam Penyusunan Subjek di Perpustakaan.
Pengertian
kenyamanan praktis artinya pengumpulan buku menurut ssubjek sehingga subjek
yang berkaitan terkumpul menjadi satu susunan ataupun berurutan serta tidak
tersebar di berbagai bidang. Misalnya, buku tentang teologi berdekatan dwngan
filsafat. Dengan cara demikian seorang pembaca yang ingin mengetahui buku
tentang teologi serta sybjek yang berkaitan tidak perlu menelusuri ke subjek
lain, misalnya ke subjek pertanian atau bahasa. Perpustakaan Ashurbanipal dan
Alexandria diketahui condong menggunakan pertimbangan praktis.
·
Perpustakaan Harus Memiliki Katalog
Subjek
Prinsip
ini merupakan lanjutan logika dari prinsip ke-15 yang menyatakan bahwa
perpustakaan sebagai gudang ilmu pengetahuan haarus disusun menurut subjek.
Catalog yang dibuat oleh perpustakaan biara pada abad pertengahan merupakan
catalog subjek. Setiap bagian memuat judul singkat naskah yang disimpan di
perpustakaan. Dari perkembangan sejarah serta prinsip kepuskawanan yang ditarik
berdasarkan perjalanan panjang sejarah perpustakaan maka pembaca dapat keartian
atau murad (significance) perpustakaan adalah sebabgai berikut.
1.) Perpustakaan
merupakan bumbu utama masyarakat yang beradab;
2.) Perpustakaan
itu ada untuk memenuhi keperluan yang diakui masyarakat, kebutuhan ini akan
menntuka bentuk, tujuan, fungsi, program, dan jasa perpustakaan;
3.) Kondisi
tertentu seperti ekonomi, teknologi, ilmu pengetahuan, geografi, budaya, dan
social akan mendorong pengembangan perpustakaan. Bila kondisi tersebut tidak
ada, perpustakaan akan mundur dan bahkan mungkin lenyap dari masyarakat.
2.1.4
Jenis Perpustakaan
Pada
hakikatnya perpustakaan memiliki sejarah yang berbeda-beda. Karena sejarahnya
yang berbeda-beda itu, setiap perpustakaan mempunyai tujuan, anggota, dan
kegiatan yang berlainan. Karena perbedaan tujuan, organisasi induk, anggota,
dan kegiatan anggota, dan kegiatan ini maka pengaruh lanjutannya ialah
timbulnya berbagai jenis
perpustakaan. Beberapa faktor yang
mempengaruhi timbulnya berbagai jenis perpustakaan:
1.) Tanggapan
terhadap berbagai jenis pustaka, misalnya buku, majalah, film, rekaman suara,
dan sejenisnya.
2.) Tanggapan
terhadap keperluan informasi berbagai kelompok pembaca.
3.) Tanggapanyang
berlainan terhadap spesialisasi subjek, termasuk ruang lingkup subjek serta
rincian subjek yang bersangkutan.
Karena
tanggapan yang berbeda-beda terhadap bebagai faktor maka tumbuhlah berbagai
jenis perpustakaan. Adapun jenis perpustakaan yang ada dewasa ini adalah sebaggai berikut:
a. Perpustakaan
internasional
b. Perpustakaan
nasional
c. Perpustakaan
umum dan perpustakaan keliling
d. Perpustakaan
swasta (pribadi)
e. Perpustakaan
khusus
f. Perpustakaan
sekolah
g. Perpustakaan
perguruan tinggi
Pembagian
diatas tidaklah mutlak. Ada penulis yang membagi lain, misalnya meniadakan
perpustakaan sawasta (pribadi), ada pula yang melihat dari fungsinya sehingga
hasilnya mungkin berbeda.
·
Perpustakaan Internasional
Perpustakaan
internasional adalah perpustakaan yanag didirikan oleh 2 negara atau lebih atau
perpustakaan yang merupakan bagian sebuah organisasi internasional.
Perpustakaan semacam ini baru muncul skitar tahun-tahun pertama abad ke-20.
Misalnya, pada tahun 1919 berdirilah Liga Bangsa Bangsa di Jenewa (League of
Nations). Perpustakaan tersebut hingga kini masih berada di Jenewa, hanya saja
kini merupakan bagian dari PBB (United Nations, UN). Umumnya semua badan
bawahan PBB memiliki perpustakaan namun belum ada yang sebesar perpustakaann
Dag Hammarsjkuld maupun FAO. Di Indonesia dikenal pula perpustakaan
internasional yaitu Perpustakaan Sekretariat ASEAN yang terletak di
Jakarta.
·
Perpustakaan Nasional
Hingga
sekarang belum ada kesepakatan bersama mengenai definisi perpustakaan nasional, hanya hanya saja ada kesepakatan mengenai
fungsinya. Fungsi utama perpustakaan nasional ialah menyimpan semua bahan
pustaka yang tercetak dan terekam yang diterbitkan suatu Negara. Dengan
demikian ada perpustakaan nasional yang mengumpulkan semua terbitan dari suatu
Negara; namun ada pula perpustakaan yang hanya mengumpulkan terbitan khusus
sesuatu subjek dari suatu Negara serta juga terbitan asing dalam subjek yang
diminati.
Perpustakaan
nasional merupakan perpustakaan utama dan paling komprehensifyang melayani
keperluan informasi dari penduduk suatu Negara. Namun ada pula perpustakaan
nasional yang tidak berasal dari perpustakaan raja sehingga terdapat
bermacam-macam asal perpustakaan nasional. Adapun asal usul perpustakaan nasional
ialah sebagai berikut:
1.) Merupakan
kumpulan berbagai perpustakaan yang disita Negara semasa revolusi, kemudian
koleksi gabungan itu dijadikan satu dibawah perpustakaan nasional.
2.) Perpustakaan
tersebut dibangun semasa damai.
3.) Sengaja
dibentuk, lazimnya dengan dekrit pemerintah.
4.) Berkembang
dari fungsi lain, misalnya fungsi legislative.
5.) Sebagai
perkembangan lanjut sebuah perpustakaan umum, kemudian dikembangkan menjadi
perpustakaan nasional.
6.) Bermula
sebagai bagian sebuah badan museum, kemudian dijadikan cikal bakal perpustakaan
nasional.
7.) Sebagai
bagian sebuah badan legislative, kemudian berfungsi sebagai perpustakaan
nasional.
8.) Berasal
dari perpustakaan khusus, kemudian berfungsi sebagai perpustakaan nasional
dalam subjek yang dikuasainya.
9.) Sebagai
lanjutan sebuah perpustakaan perguruan tinggi.
Adapun
fungsi perpustakaan nasional ialah:
a. Menyimpan
setiap pustaka yang diterbitkan di sebuah Negara.
b. Mengumpulkan
atau memilih bahan pustaka terbitan lain
mengenai Negara yang bersangkutan.
c. Menyusun
bibliografi nasional artinya daftar buku yang diterbitkan disebuah Negara.
d. Menjadi
pusat informasi Negara yang bersangkutan. Biasanya jasa ini diberikan atas
permintaan.
e. Berfungsi
sebagai pusat antar pinjam perpustakaan di Negara yang bersangkutan serta
antara Negara yang bersangkutan dengan Negara lain.
f. Sebagai
tugas tambahan biasanya perpustakaan nasional memberikan jasa terjemahan ,
latihan kerja bagi pustakawan, mencatat hak cipta atas buku dan sebagainya.
Pertustakaan
di Indonesia baru berdiri pada tahun 1980 walaupun untuk kelembagaannya sudah
lama ada. Perpustakaan nasional merupakan gabungan dari lembaga berikut:
1. Perpustakaan
Museum Nasional
2. Perpustakaan
Sejarah Politik dan Sosial
3. Kantor
Bibliografi Nasional
4. Perpustakaan
Negara Jakarta
Adapun
tugas pokok Perpustakaan Nasional ialah melaksanakan pengumpulan dan
penyimpanan bahan pustaka tertulis, tercetak, dan terekan selengkapnya baik
yang terbit di Indonesia maupun di luar negeri sebagai khasanah kebudayaan
bangsa dalam arti yang luas serta melaksanakan pelayanannya untuk kepentingan
pembangunan nasional dan kemajuan bangsa.
·
Perpustakaan Umum
Ciri-ciri
perpustakaan umumadalah sebagai berikut:
a.) Terbuka
untuk umum artinya terbuka bagi siapa saja tanpa memandang perbedaan jenis
kelamin, agama, kepercayaan, ras, usia, pandangan politik, dan pekerjaan.
b.) Di
biayai oleh dana umum. Dana umum adalah dana yang berasal dari masyarakat.
c.) Jasa yang diberikan pada hakekatnya bersifat
cuma-cuma
Adaun
Manifesto Perpustakaan Umun Unesco menyatakan bahwa perpustakaan umum mempunyai
4 tujuan utama yaitu:
1. Memberikan
kesempatan bagi umum untuk membaca bahan pustaka yang dapat membantu
meningkatkan mereka kea rah kehidupan yang lebih baik.
2. Menyediakan
sumber informasi yang cepat, tepat, dan murah bagi masyarakat, terutama
informasi mengenai topic yang berguna bgagi mereka dan yang sedang hangat di
kalangan masyarakat.
3. Membantu
warga untuk mengembangkan kemampuan yang dimilikinya sehingga yang bersangkutan
akan bermanfaat bagi masyarakat sekitarnya, sejauh kemampuan ttersebut dapat dikembangkan
dengan bantuan bahan pustaka.
4. Bertindak
selaku agen cultural artinya perpustakaan umum merupanan pusat utama
kehidupanbudaya bagi masyarakat sekitarnya.
Yang
termasuk kelompok perpustakaan umum adalah:
1.) Perpustakaan
Wilayah
2.) Perpustakaan
Propinsi
3.) Perpustakaan
Umum Kotamadya
4.) Perpustakaan
Umum Kabupaten
5.) Perpustakaan
Umum Kecamatan
6.) Perpustakaan
Umum Desa
7.) Perpustakaan
umum untuk anggota masyarakat yang memerlukan media khusus, miasalnya
perpustakaan unyuikk tuna netra
8.) Perpustakaan
umum untuk anggota masyarakat yang memerlukan bacaan khususkarena faktorb usia
9.) Perpustakaan
Keliling yaitu bagin perpustakaan umum yang mendatangi pemakai dengan
menggunakan kendaraan (darat maupun air)
Untuk
mencapai tujuannya, perpustaan umumnya mengelompokkan objeknya menjadi empat:
1. Pendidikan
2. Informasi
3. Kebudayaan
4. Rekreasi
·
Perpustakaan Pribadi
Perpustakaan
swasta atau perpustakaan pribadi artinya perpustakaan yang dikelola pihak
swasta atau pribadi dengan tujuan melayani keperluan bahan pustaka bagi
kelompok, keluarga , atau individu tertentu. Dalam kelompok ini termasuk pula
perpustakaan sewa artinya perpustakaan yang memungut sewa atas buku yang
dipinjam oleh anggotanya.
·
Perpustakaan Khusus
Perpustakaan
khusus dapat merupakan perpustakaan sebuah departemen, lembaga Negara, lembaga
penelitian, organisasi massa, militer, industry maupun perusahaan swasta.
Tujuan perpustakaan khusus lazimnya sama yaitu membantu tugas badan induk
tempat perpustakaan bernaung. Pengembangan lebih lanjut dari masing-masing
perpustakaan akan berbeda.
·
Perpustakaan Sekolah
Perpustakaan
sekolah adalah perpustakaan yang tergabung pada sebuah sekolah, dikelola
sepenuhnya oleh sekolah yang bersangkutan, dengan tujuan utama membantu sekolah
untuk mencapai tujuan khusus sekolah dan tujuan pendidikan pada umumnya. Tujuan
khusus perpustakaan sekolah ialah membantu sekolah mencapai tujuannya sesui
dengan kebijakan sekolah tempat perpustakaan tersebut bernaung. Dalam kelompok
perpustakaan sekolah termasuk didalamnya adalah:
1. Perpustaan
Taman Kanak-Kanak
2. Perpustakaan
Sekolah Dasar
3. Perpustakaan
Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama
4. Perpustakaan
Sekolah Lanjutan Tingkat Atas
·
Perpustakaan Perguruan Tinggi
Perpustakaan
perguruan tinggi ialah perpustakaan yang terdapat pada perguruan tinggi, badan bawahannya, amupun
lembaga yang berafiliasi dengan perguruan tinggi, dengan tujuan utama membantu
perguruan tinggi mencapai tujuannya. Yang termasuk perpustakaan perguruan
tinggi ialah perpustakaan jurusan, bagian, fakultas, universitas, institute,
sekolah tinggi, politeknik, akademi, maupun perpustakaan program non gelar.
Secara
umum tujuan perpustakaan perguruan tinngi adalah:
1. Memenuhi
keperluan informasi masyarakat perguruan tinggi, lazimnya staf pengajar dan
mahasiswa.
2. Menyediakan
bahan pustaka rujukan (referens) pada semua tingkat akademis, artinya mulai
dari mahasiswa dari tahun pertama hingga mahasiswa pasca sarjana dan pengajar.
3. Menyediakan
ruangan belajar untuk pemakai perpustakaan.
4. Menyediakan
jasa peminjaman yang tepat guna bagi berbagai jenis pemakai.
5. Menyediakan
jasa informasi aktif yang tidak saja terbatas pada lingkungan perguruab tinggi
tetapi juga lembaga industri lokal.
·
Dokumentasi
Di
lihat dari segi kepustakawanan, definisi dokumentasi hamper sama dengan
definisi perpustakaan. Persamaannya terletak pada kenyataan bahwa dokumentasi
dan kepustakaan selalu menyangkut satu atau lebih kegiatan yang tercakup dalam
kepustakawanan. Perbedaannya, dokumentasi khusus menangani (mengadakan,
menyimpan, mengatur, dan menyebarkan) pustaka ilmiah. Jadi dokumentasi
merupakan aspek informasi dari fungsi kepustakawananatau fungsi kepustakawanan
yang dilakukan secara mendalam, namun terbatas pada jenis pustaka tertentu
ataupun pemakai.
·
Arsip
Di
tinjau dari segi kepustakawanan maka kegiatan utama kearsipan yaitu penyimpanan,
merupakan kegiatan kepustakawanan yang paling dini.koleksi arsip mirip buku
yang tidak dicetak, tanpa indeks dank arena subjeknya padda hakekatnya sejarah
lembaga, orang, dan penemuan maka klasifikasi subjek yang umum berlaku di
perpustakaan tidak berlaku di arsip. [4]
2.2 Musium
Museum adalah institusi
permanen, nirlaba,
melayani kebutuhan publik, dengan sifat terbuka, dengan cara melakukan usaha
pengoleksian, mengkonservasi, meriset, mengomunikasikan, dan memamerkan benda
nyata kepada masyarakat untuk kebutuhan studi, pendidikan,
dan kesenangan. Karena itu ia bisa menjadi bahan studi oleh kalangan akademis, dokumentasi kekhasan
masyarakat tertentu, ataupun dokumentasi dan pemikiran imajinatif pada masa depan.
Sejak tahun 1977, setiap tanggal 18 Mei diperingati sebagai Hari Museum Internasional.
2.2.1 Sejarah Musium
Secara etimologis, museum berasal
dari kata Yunani, mouseion,
yang sebenarnya merujuk kepada nama kuil untuk sembilan Dewi Muses, anak-anak
Dewa Zeus yang melambangkan ilmu dan kesenian. Bangunan lain yang diketahui
berhubungan dengan sejarah museum adalah bagian kompleks perpustakaan yang
dibangun khusus untuk seni dan sains, terutama filsafat dan riset
di Alexandria oleh Ptolemy I Soter pada tahun 280 SM.
Museum berkembang seiring
berkembangnya ilmu pengetahuan dan manusia semakin membutuhkan bukti-bukti otentik
mengenai catatan sejarah kebudayaan.
Di Indonesia, museum yang pertama
kali dibangun adalah Museum Radya Pustaka. Selain itu dikenal pula Museum Gajah yang
dikenal sebagai yang terlengkap koleksinya di Indonesia, Museum Wayang, Persada Soekarno, Museum Tekstil serta Galeri Nasional Indonesia yang khusus menyajikan koleksi seni
rupa modern Indonesia.
Pada awalnya, museum bermula sebagai
tempat untuk menyimpan koleksi milik individu, keluarga atau institusi kaya.
Benda-benda yang disimpan biasanya merupakan karya seni dan benda-benda yang
langka, atau kumpulan benda alam dan artefak arkeologi.
Beberapa museum di dunia, diantaranya:
- Capitoline Museums, merupakan museum dengan koleksi seni yang ditujukan untuk publik yang paling tua di dunia, dimulai pada tahun 1471 ketika Paus Siktus IV mendonasikan sekelompok koleksi patung kuno untuk masyarakat Roma
- Museum Vatikan, merupakan museum kedua tertua di dunia, dibuka untuk unmum sejak 1501 oleh Paus Julius II
- Rumphius membangun sebuah museum botani di Ambon pada tahun 1662, dan membuat museum tersebut menjadi museum tertua di Indonesia. Tidak ada yang tersisa dari museum tersebut, kecuali dalam buku yang dia tulis sendiri, yang sekarang menjadi koleksi perpustakaan Museum Nasional Indonesia. Penerusnya adalah Ikatan Kesenian dan Ilmu Kerajaan di Batavia, yang dibangun pada 24 April 1778. Organisasi ini mendirikan sebuah museum dan perpustakaan, dan berperan penting dalam penelitian, dan pengumpulan bahan penelitian mengenai sejarah alam dan kebudayaan di Indonesia.
- British Museum di London, Inggris, didirikan pada tahun 1753 dan dibuka untuk publik pada 1759. Koleksi pribadi Sir Hans Sloane merupakan dasar dari koleksi British Museum.
- Hermitage Museum dibangun pada tahun 1764 oleh Yekaterina II dari Rusia dan telah dibuka untuk umum sejak 1852.
- Museum Louvre di Paris Perancis, merupakan museum yang juga diletakkan pada bekas istana kerajaan, dibuka untuk publik pada tahun 1793.
2.2.2 Tipe-tipe Musium
Museum memiliki beragam tipe, dari
institusi yang besar dan mencakup banyak kategori, hingga institusi kecil yang
memusatkan diri kepada subyek tertentu, lokasi, atau seseorang. Selain itu
terdapat museum universal yang koleksinya merepresentasikan dunia dan biasanya
koleksinya diantaranya seni, ilmu pengetahuan, sejarah dan sejarah alam. Tipe
dan ukuran museum tercermin dalam koleksinya. Sebuah museum biasanya memiliki
koleksi inti yang merupakan benda terpenting di bidangnya. Kategori
museum-museum tersebut diantaranya:
1.
Museum arkeologi
Museum arkeologi merupakan museum
yang mengkhususkan diri untuk memajang artefak arkeologis. Museum
arkeologi banyak yang bersifat museum terbuka (museum yang terdapat di ruang
terbuka atau Open Air Museum). Di Indonesia, contoh
dari museum arkeologi adalah Museum Trowulan di Trowulan, Jawa Timur.
2.
Museum Seni
Museum seni, lebih dikenal dengan
nama galeri seni, merupakan sebuah ruangan untuk pameran benda seni, mulai dari
seni visual yaitu diantaranya lukisan, gambar, dan patung. Beberapa contoh lainnya adalah
seni keramik, seni logam
dan furnitur.
Contoh dari museum seni ini di Eropa adalah merbach-Cabinet di Basel, yang awalnya merupakan koleksi
pribadi yang dijual kepada pemerintah kota Basel pada tahun 1661, dan menjadi museum
untuk umum sejak tahun 1671. Saat ini, museum ini bernama Kunstmuseum Basel.
Museum yang mengkhususkan diri
sebagai museum seni, merupakan suatu hal yang baru. Salah satu yang pertama
adalah Hermitage Museum di Saint Petersburg yang
dibangun pada tahun 1764.
3.
Museum Biografi
Museum Biografi merupakan museum
yang didedikasikan kepada benda yang terkait dengan kehidupan seseorang atau
sekelompok orang, dan terkadang memajang benda-benda yang mereka koleksi.
Beberapa museum terletak di dalam rumah atau situs yang terkait dengan orang
yang bersangkutan pada saat dia hidup.
Contoh dari museum ini adalah Museum Edith Piaf di Paris. Di Indonesia, contoh
museum biografi adalah Museum Sasmitaloka Jenderal Besar
DR. A.H. Nasution yang terletak di Jakarta Pusat, DKI Jaya.
4.
Museum anak
Museum anak merupakan institusi yang
menyediakan benda pameran dan program acara untuk menstimulasi pengalaman
informal anak. Berlawanan
dengan museum tradisiona; yang memiliki peraturan untuk tidak menyentuh benda
pameran, museum ini biasanya memiliki benda yang dirancang untuk dimainkan oleh
anak-anak. Museum anak kebanyakan merupakan organisasi nirlaba dan
dikelola oleh sukarelawan atau oleh staf profesional dalam
jumlah yang kecil. Contoh dari museum anak ini adalah Museum Anak Kolong Tangga yang terletak di Yogyakarta. Pada
museum ini terdapat beberapa mainan anak tradisional.
5.
Museum Universal
Museum universal atau dikenal pula
dalam bahasa Inggris sebagai Museum encyclopedic, merupakan museum yang
umum kita jumpai. Biasanya merupakan institusi besar, yang bersifat nasional,
dan memberikan informasi kepada pengunjung mengenai berbagai variasi dari tema
lokal dan dunia. Museum ini penting karena meningkatkan rasa keingin-tahuan
terhadap dunia. Contoh museum universal adalah British Museum di London, Inggris.
6.
Museum etnologi
Museum etnologi merupakan museum
yang mempelajari, mengumpulkan, merawat, dan memamerkan artefak dan obyek
yang berhubungan dengan etnologi dan antropologi. Museum
seperti ini biasanya dibangun di negara yang memiliki kelompok etnis atau etnis
minoritas yang berjumlah banyak. Contoh dari museum ini adalah Museum Indonesia di TMII.
7.
Museum rumah bersejarah
Museum rumah bersejarah, atau yang
lebih dikenal dengan rumah bersejarah merupakan yang terbanyak jumlahnya
di dunia dari kategori museum sejarah. Museum ini biasanya beroprasi dengan
dana yang terbatas dan staff yang sedikit. Kebanyakan dikelola oleh relawan dan
sering kali tidak memenuhi syarat untuk menjadi museum profesional. Contoh dari
rumah bersejarah ini di Indonesia adalah Museum Sasmita Loka Ahmad Yani.
8.
Museum sejarah
Museum sejarah mencakup pengetahuan sejarah dan
kaitannya dengan masa kini dan masa depan. Beberapa di antara museum tersebut
memiliki benda koleksi yang sangat beragam, mulai dari dokumen, artefak dalam
berbagai bentuk, benda sejarah yang terkait dengan even kesejarahan tersebut.
Ada beberapa macam museum sejarah,
diantaranya, rumah bersejarah yang merupakan bangunan yang memiliki nilai
sejarah atau arsitektural yang tinggi. Kedua adalah situs bersejarah yang
menjadi museum, seperti Pulau Robben. Ketiga
adalah museum ruang terbuka atau disebut juga dengan nama open air museum.
Pada museum ini, para masyarakat yang berada di dalamnya berusaha untuk membuat
ulang kehidupan pada suatu waktu dengan sebaik mungkin, termasuk diantaranya
bangunan dan bahasa. Contoh museum sejarah di Indonesia adalah Museum Sumpah Pemuda dan Museum Fatahillah.
9.
Museum maritim
Museum maritim merupakan museum yang
mengkhususkan diri kepada peresentasi sejarah, budaya atau arkeologi maritim. Mereka menceritakan kaitan antara
masyarakat dengan kehidupan yang berkaitan dengan air atau maritim. Terdapat
beberapa jenis museum maritim, diantaranya:
- Museum arkeologi maritim yang menceritakan mengenai kaitan arkeologi dengan maritim. Museum ini biasanya memajang dan mengawetkan kapal karam dan artefak yang terkait dengan lingkungannya.
- Museum sejarah maritim, merupakan museum yang mengedukasi masyarakat mengenai sejarah maritim di suatu komunitas atau masyarakat. Contoh dari museum ini adalah Museum Maritim San Francisco dan Mystic Seaport.
- Museum militer maritim. Contoh dari museum ini adalah Museum Nasional Angkatan Laut Amerika Serikat. Contoh lainnya adalah Museum Laut, Udara dan Luar Angkasa Intrepid.
10. Museum
militer dan perang
Museum
militer merupakan museum yang mengkhususkan diri terhadap sejarah militer.
Benda yang biasa dipamerkan pada museum ini contohnya adalah senjata, seragam militer, dan bahkan
kendaraan perang. Contoh dari museum ini adalah Museum Benteng Vredeburg dan Museum Monumen Yogya Kembali di Yogyakarta.[5]
2.2.3 Fungsi
Musium
Dalam
menjalankan kegiatannya, musium memiliki beberapa fungsi. Dan fungsinya antara
lain:
a.
Pengumpulan dan pengamanan warisan alami dan budaya;
b.
Dokumentasi dan penelitian ilmiah;
c.
Konservasi dan peservasi;
d.
Penyebaran dan perataan ilmu untuk umum;
e.
Pengenalan dan penghayatan kesenian;
f.
Pengenalan kebudayaan antar daerah dan antar bangsa;
g.
Visualisasi warisan alarn dan budaya;
h.
Cermin pertumbuhan peradaban umat manusia;
i.
Pembangkit rasa bertakwa dan bersyukur kepada Tuhan
Yang Maha Esa.[6]
2.3 Perbandingan Perpustakaan dan
Musium
Secara umum perbedaan antara
perpustakaan dengan musium dapat dibandingkan sebagai berikut:
·
Perpustakaan:
1.
lebih banyak kertas atau buku atau media lainya;
2.
menyimpan barang yang bisa di pinjamkan.
·
Museum:
1.
lebih banyak menyimpan barang yang sejenis;
2.
menyimpan barang yang tidak boleh di pinjam;
3.
Arti Museum hanya dapat dipahami karena fungsinya dan
karena kegiatan-kegiatannya. Dan zaman ke zaman fungsi museum mengalami
perubahan-perubahan.
Menurut Drs. Moh. Amir Sutaarga dalam
bukunya yang berjudul: “Pedoman Penyelenggaraan dan Pengelolaan Museum”, arti
museum itu tetap mengingatkan kita kepada kuil di jaman Yunani klasik tempat
persembahyangan dan pemujaan ke 9 dewi Muze, lambang-lambang pelbagai cabang
ilmu dan kesenian. Ke 9 dewi Muze itu sebagai anak Zeus, dewa utama dalam
pantheon Yunani kiasik dijadikan lambang pelengkap pemujaan manusia terhadap
agama dan ritual yang ditujukan kepada Zeus. Jadi sekalipun fungsi-fungsi
museum berobah dan zaman ke zaman sesuai dengan kondisi dan situasi zamannya,
tetapi hakekat pengertian museum tetap tidak berubah. Landasan ilmiah dan
kesenian tetap menjiwai arti museum sarnpai sekarang.
Dalam lingkup internasional, masalah
yang menyangkut pendidikan, pengetahuan dan kebudayaan ditangani oleh Unesco.
Museum mempunyai peranan yang cukup penting dalam rangka kegiatan kerjasama
kebudayaan. Untuk menangani berbagai hal mengenai Museum, maka didinikanlah
ICOM (International Council Of Museum) yang antara lain bertujuan :
·
Membantu museum-museum. Menyelenggarakan kerjasama
antar museum dan antar-anggota profesi permuseuman. Mendorong pentingnya
peranan museum dan profesi permuseuman dalam tiap paguyuban hidup dan memajukan
pengetahuan dan saling pengertian antar bangsa yang makin luas.
·
ICOM telah merumuskan definisi atau batasan museum
sebagai suatu lembaga yang bersifat tetap, tidak mencari keuntungan, melayani
masyarakat dan perkembangannya, terbuka untuk umum, yang memperoleh, merawat,
menghubungkan dan memamerkan, untuk tujuan -tujuan studi, pendidikan dan
kesenangan, barang-barang pembuktian manusia dan lingkungannya.
Dan definisi atau batasan tersebut, maka:
a. Museum
merupakan badan tetap, tidak mencari keuntungan dan harus terbuka untuk umum.
b. Museum
merupakan lembaga yang melayani masyarakat untük kepentingan perkembangannya.
c. Museum
memperoleh atau menghimpun barang-barang pembuktian tentang manusia dan
lingkungannya.
d. Museum
memelihara dan rnengawetkan koleksinya untuk digunakan sebagai sarana
komunikasi dengan pengunjung.
e. Kegiatan-kegiatan
museum di belakang layar dan kegiatan yang kelihatan oleh umum, seperti hasil
penerbitan, pameran, ceramah dan peragaan kesemuanya itu adalah untuk studi,
pendidikan dan kesenangan.[7]
Perbandingan antara perpustakaan dan
musium juga dapat dibandingkan dengan menggunakan tabel pembanding dengan
beberapa spek dalam perpustakaan dan musium sebagai berikut:
ASPEK
|
PERPUSTAKAAN
|
MUSIUM
|
Objek
|
Koleksi, dititikberatkan pada
bahan pustaka
|
Koleksi
|
Kaitanya
dengan informasi
|
Menyediakan dan melayankan
informasi
|
Menyimpan, menyajikan, dan
mengekshibisi informasi
|
Pengelola
|
Pustakawan
|
Kurator
|
Jenis
koleksi utama
|
Bahan pustaka, terutama buku
|
Koleksi apa saja, tergantung
jenis dan tujuan museumnya
|
Organisasi
koleksi
|
Dengan sistem klasifikasi DDC/
UDC
|
Tergantung jenis museum
|
Pelayanan
|
Layanan teknis (pengadaan,
pengolahan, perwatan) dan layanan umum (sirkulasi, referensi, administrasi)
|
Guide untuk wisata serta layanan
penelitian
|
pemelihara
|
Laminasi, perbaikan, fumigasi
|
Tergantung
|
Pemeliharaan
dan pelestarian koleksi
|
Laminasi, perbaikan, fumigasi,
penjilidan kembali, digitalisasi koleksi
|
Tergantung jenis museumnya
|
BAB 3. PENUTUP
3.1 Simpulan
Perpustakaan
adalah sebuah ruangan, bagian dari sebuah gedung taupun gedung tersendiri yang
digunakan untuk menyimpan buku serta terbitan lainya. Bahan-bahan perpustakaan
itu disimpan menurut tata susunan tertentu untuk kepentingan pembaca, bukan untuk dijual dengan tujuan mencari
uang. Pada perpustakaan, buku yang dimilikinya digunakan untuk kepentingan
pembaca[8]
(mencari informasi, penelitian, dan lain-lain).
Museum adalah institusi
permanen, nirlaba,
melayani kebutuhan publik, dengan sifat terbuka, dengan cara melakukan usaha
pengoleksian, mengkonservasi, meriset, mengomunikasikan, dan memamerkan benda
nyata kepada masyarakat untuk kebutuhan studi,
pendidikan,
dan kesenangan. Karena itu ia bisa menjadi bahan studi oleh kalangan akademis,
dokumentasi kekhasan masyarakat tertentu, ataupun dokumentasi dan pemikiran imajinatif
pada masa depan.
Secara umum perbedaan antara
perpustakaan dengan musium dapat dibandingkan sebagai berikut:
·
Perpustakaan:
3.
lebih banyak kertas atau buku atau media lainya;
4.
menyimpan barang yang bisa di pinjamkan.
·
Museum:
4.
lebih banyak menyimpan barang yang sejenis;
5.
menyimpan barang yang tidak boleh di pinjam;
6.
Arti Museum hanya dapat dipahami karena fungsinya dan
karena kegiatan-kegiatannya. Dan zaman ke zaman fungsi museum mengalami
perubahan-perubahan.
3.2 Saran
Semua
aktivitas ataupun segala sesuatu yang dibuat, merupakan sesuatu yang ada manfaat
dan hasilnya, serta apapun hasil dan dampaknya tentu saja ada dalam berbagai
perspektif pada berbagai sisi.
Perpustakaan
dan musium merupaka dua instansi yang memiliki banyak kesamaan, tapi tidak
sepenuhnya tidak ada perbedaan. Yang pasti dapat dijadikan suatu himbauan,
entah itu perpustakaan maupun musium, bagi instansinya sendiri adalah selalu
untuk mengupayakan suatu pelayanan dan kegiatan yang benar-benar memberikan
semua yang terbaik, serta bagi masyrakat secara umum dengan adanya suatu hal yang
sangat bermanfaat hendaknya bukan sifat yang acuh, melainkan selalu dapat
mengambil kebaikan dari keduanya.
DAFTAR PUSTAKA
Basuki,
Sulistyo. 1991. Pengantar Ilmu
Perpustakaan. Jakarta: PT. Gramedia.
Basuki, Sulistyo. 1994. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta:
Universitas Terbuka .
Primadani, Lelita. 2014. Membandingkan Perbedaan Antara Perpustakaan,
Dokumentasi, Kearsipan, dan Musium. http:// Membandingkan Perbedaan antara
Perpustakaan, Dokumentasi, Kearsipan, dan Museum _ Lelita Primadani -
Academia.edu.htm. [29 November 2014].
Rahman, Aulia. 2014. Perbedaan Perpustakaan, Arsip, dan Musium.
http:// Perbedaan Perpustakaan Dengan Arsip, Museum _ Rangkiang Budaya.htm. [29
November 2014].
[1]
Basuki, Sulistyo. 1994. Pengantar Ilmu
Perpustakaan. Jakarta: Universitas Terbuka .Hlm. 5.
[4]
Basuki,
Sulistyo. 1991. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta: PT. Gramedia. Hlm. 19-53.
[6]
Rahman, Aulia. 2014. Perbedaan
Perpustakaan, Arsip, dan Musium. http:// Perbedaan Perpustakaan Dengan
Arsip, Museum _ Rangkiang Budaya.htm. [29 November 2014]
[7]
Rahman, Aulia. 2014. Perbedaan
Perpustakaan, Arsip, dan Musium. http:// Perbedaan Perpustakaan Dengan
Arsip, Museum _ Rangkiang Budaya.htm. [29 November 2014].
[8]
Basuki, Sulistyo. 1994. Pengantar Ilmu
Perpustakaan. Jakarta: Universitas Terbuka .Hlm. 5.
0 komentar:
Posting Komentar