BAB 1.
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tes
berasal dari bahasa latin testum yang
berarti alat untuk mengukur tanah. Dalam bahasa Perancis kuno, kata tes berarti
ukuran yang dipergunakan untuk membedakan antara emas dan perak serta logam
lainya.
Dalam
Encyclopedia of Educational Evaluation,
tes diartikan; any series of questions or
execise or other means of measuring the skill, knowledge, intellegence,
capacities or aptitudes of an individual or group.
Sedangkan
Suryabrata, mengartikan tes adalah: “pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab
dan atau perintah-perintah yang harus dijalankan, yang mendasarkan harus
bagaimana testee menjawab pertanyaan-pertanyaan atau melakukan
perintah-perintah itu, penyelidik menggambil kesimpulan dengan cara
membandingkan dengan tes standar atau testee lainya”.
Dari
kedua pengertian di atas, diambil pengertian, tes adalah alat pengukur berupa
pertanyaan, perintah dan petunjuk yang ditujukan kepada testee untuk mendapatkan respon yang sesuai dengan petunjuk itu.
Atas dasar respon tersebut ditentukan tinggi rendahnya skor dalam bentuk
kuantitatif. [1]
Dari
pengertian yang diuraikan sebelumnya, sebagai dasar untuk mengetahui dan
membuat suatu bentuk tes lainya, salah satunya adalah tes standard.
1.2 Rumusan Masalah
Dari
latar belakang yang ada, maka rumusan masalah dalam makalah ini adalah:
1) Apa
hakikat tes standar?
2) Bagaimanakah
tes prestasi standar?
3) Bagaimana
perbandingan antara tes standar dengan tes buatan guru?
4) Apa
saja kegunaan tes standar dan kegunaan tes buatan guru?
5) Apasajakah
kelengkapan dalam tes standar?
6) Apa
perbedaan antara tes standar dengan tes buatan guru?
7) Apasaja
langkah-langkah dalam membuat tes standar?
1.3 Tujuan dan Manfaat
Berdasarkan
rumusan masalah diatas, maka tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:
1) Mengetahui
dan memahami apa yang dimaksud dengan hakikat tes standard;
2) Mengetahui
dan memahami tes prestasi standar;
3) Mengetahui
dan memahami perbandingan antara tes standart dengan tes buatan guru;
4) Mengetahui
dan memahami akan kegunaan tes standar dan tes buatan guru;
5) Mengetahui
dan memahami kelengkapan dalam tes standar;
6) Mengetahui
dan memahami perbedaan anatara tes standar dengan tes buatan guru;
7) Mengetahui
dan memahami langkah-langkah dalam membuat tes standar.
Berdasarkan
tujuan makalah diatas, maka manfaat dari pembuatan makalah ini adalah
1) Dapat
mengetahui lebih jauh akan hakikat tes standar dan tes prestasi standard itu
sebenarnya;
2) Dapat
mengetahui lebih jauh akan perbandingan tes standar dengan tes buatan guru;
3) Dapat
mengetahui lebih jauh akan kegunaan dan kelengkapan dari tes standard.
4) Dapat
mengetahui lebih jauh akan perbedaan antara tes standar dan tes bauatan guru;
5) Dapat
mengetahui lebih jauh akan langkah-langkah dalam menyusun tes standar.
BAB 2. PEMBAHASAN
2.1 Hakikat Tes Standar
Tes
berasal dari bahasa latin testum yang
berarti alat untuk mengukur tanah. Dalam bahasa Perancis kuno, kata tes berarti
ukuran yang dipergunakan untuk membedakan antara emas dan perak serta logam
lainya.
Dalam
Encyclopedia of Educational Evaluation,
tes diartikan; any series of questions or
execise or other means of measuring the skill, knowledge, intellegence,
capacities or aptitudes of an individual or group.
Sedangkan
Suryabrata, mengartikan tes adalah: “pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab dan
atau perintah-perintah yang harus dijalankan, yang mendasarkan harus bagaimana
testee menjawab pertanyaan-pertanyaan atau melakukan perintah-perintah itu,
penyelidik menggambil kesimpulan dengan cara membandingkan dengan tes standar
atau testee lainya”.
Dari
kedua pengertian di atas, diambil pengertian, tes adalah alat pengukur berupa
pertanyaan, perintah dan petunjuk yang ditujukan kepada testee untuk
mendapatkan respon yang sesuai dengan petunjuk itu. Atas dasar respon tersebut
ditentukan tinggi rendahnya skor dalam bentuk kuantitatif.[2]
Pengertian tes standar secara sempit
adalah tes yang disusun oleh satu tim ahli, atau disusun oleh lembaga yang
khusus menyelenggarakan secara professional. Tes tersebut diketahui memenuhi
syarat sebagai tes yang baik. Tes ini dapat digunakan dalam waktu yang relatif
lama, dapat diterapkan pada beberapa obyek mencakup wilayah yang luas. Untuk
mengukur validitas dan reliabilitasnya telah diuji-cobakan beberapa kali
sehingga hasilnya dapat dipertanggungjawabkan.
Tes standar adalah tes yang telah
dicobakan berkali-kali sehingga dapat dijamin kebaikannya. Tes yang baik adalah
tes yang memiliki validitas, reabiltas, objektivitas, praktikabilitas, dan
ekonomis.[3]
Seperti
yang diketahui bahwa tes kemampuan pada dasarnya dibagi menjadi 2 macam, yaitu:
1. Aptitude test
(tes bakat);
2. Achievement tes
(tes prestasi).
Bakat
seseorang dapat diukur dengan tes bakat. Tes bakat adalah tes yang dirancang
untuk mengukur kemampuan potensial seseorang dalam suatu jenis aktivitas dispesialisasikan
dan dalam rentangan tertentu. Tes bakat adalah tes kemampuan khusus disebut
juga tes perbedaan individual, tes yang terpisah (separated test). Karena bakat menunjukkan keunggulan atau
keistimewaan kemampuan khusus tadi, maka tes bakat dapat juga disebut tes
kemampuan (power ability test) atau
disebut differential aptitude test.[4]
Sedangkan
achievement tes (tes prestasi)
dimaksudkan untuk mengukur apa yang telah dipelajari atau keahlian yang telah
dikuasai.[5]
Perbedaan
antara kedua tes ini sebenarnya tidak tegas, soal-soal mengenai kedua tes
tersebut seringkali saling melingkupi (overlap).
Untuk kedua macam tes ini biasanya menggunakan hitungan-hitungan dan
perbendaharaan kata-kata dan sekelompok tes dari kedua macam tes ini biasanya
juga menguki tentang keterampilan membaca. Kesamaan yang lain adalah bahwa
keduanya telah digunakan untuk meramalkan hasil untuk masa yang akan datang,
walaupun pada umumnya jika kita menggunakan tes prestasi penilai melihat apa
yang telah diperoleh setelah siswa (tercoba) itu diberi suatu pelajaran.
Prosedur
yang digunakan untuk menentukan isi dari tes prestasi juga sedikit berbeda
dengan yang digunakan pada waktu penyusunan tes bakat. Di dalam penyusunan tes
prestasi belajar usaha-usaha digunakan untuk menentukan pengetahuan dan
keterampilan yang sudah diajarkan diberbagai tingkat pendidikan dan butir-butir
tes diperuntukkan bagi penilaian materi-materi.
2.2 Tes Prestasi Standar
Diantara
tes prestasi yang digunakan di sekolah ada yang dinamakan tes prestasi
standard. Dalam salah satu kamus, arti kata “standard” adalah:
“a degree of level of
requirement, excellence, or attainment”
Menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia standar diartikan sebagai ukuran tertentu yg dipakai sbg
patokan, ukuran atau tingkat biaya hidup, sesuatu yg dianggap tetap nilainya
sehingga dapat dipakai sbg ukuran nilai.[6]
Sedangkan menurut wikipedia Standar
atau lengkapnya standar teknis
adalah suatu norma
atau persyaratan yang biasanya berupa suatu dokumen
formal yang menciptakan kriteria, metode, proses, dan praktik rekayasa atau
teknis yang seragam.[7]
Standard
untuk siswa dapat dimaksudkan sebagai suatu tingkat kemampuan yang harus
dimiliki bagi suatu program tertentu. Mungkin standard bagi suatu kursus A
berbeda dengan kursus B. Jadi tes standard ini dapat dibuat “keras” maupun
“lunak” tergantung dari yang mempunyai kebijaksanaan.
Suatu
tes standard dengan demikian berbeda dengan tes prestasi biasa. Prosedur yang
digunakan untuk menyususn tes standard untuk tes prestasi melalui cara langsung
yang ditumbuhkn dari tes yang digunakan dikelas. Sedangkan spesifikasi yang
digunakan untuk menentukan isi dalam tes bakat biasanya didasarkan atas analisa
job (jabatan) atau analisa tugas yang merupakan tuntunan calon pekerjanya.
Disamping itu juga mempertimbangkan sifat-sifat yang ada pada manusia. Analisa
jabatan analisa tugas yang dilakukan biasanya tidak didasarkan atas salah satu
kurikulum, tetapi diambil dari masyarakat.
Istilah
“standard” dalam tes dimaksudkan hanya bahwa semua siswa menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang sama dari sejumlah besar pertanyaan dikerjakan
dengan mengikuti petunjuk yang sama dan dalam batasan waktu yang sama pula.
Dengan demikian maka seolah-olah ada suatu standard atau ukuran sehingga
diperoleh suatu standard penampilan (performance),
dan penampilan kelompok lain dapat dibandingkan dengan penampilan kelompok
standard tersebut.
Istilah
“standard” tidak mengandung arti bahwa tes itu mengukur apa yang harus dan
dapat diajarkan pada suatu tingkat tertentu tau bahwa tes itu menyiapakan suatu
standard prestasi dimana siswa harus dan dapat mencapai suatu tingkat tertentu.
Sekali lagi, tes standard dipolakan untuk penampilan prestasi sekarang (yang
ada) yang dilaksanakan secara seragam, diusahakan dalam kondisi yang seragam
baik itu diberikan kepada siswa dalam pelaksanaan perseorangan maupun siswa
sebagai anggota dari suatu kelompok.
Penyususnan
tes standard selalu mengusahakan agar sistem skoringnya sangat obyektif
sehingga dapat diperoleh reabilitas yang tinggi. Apabila mungkin, dilakukan
dengan mesin, hal ini tidak berarti bahwa bentuk tes standard harus selalu
pilihan berganda. Tetapi untuk skoringnya diusahakan agar tidak kena bias
faktor-fator lain. Usaha lain adalah penggunaan skala skor dan norma yang
relevan. Skala skor digunakan untuk menyesuaikan antara bentuk paralel dan
bentuk aslinya. Disamping itu juga diperlukan, penjeleasan terperinci tentang
tes ini.[8]
2.3 Perbandingan Tes Standar dengan
Tes Buatan Guru
Setelah
mempelajari uraian terdahulu dapat disimpulkan bahwa tes standard sebenarnya
bukanlah sesuatu yang istimewa dalam tes prestasi belajar. Tes ini disusun
dalam tipe-tipe soal yang sama dan meliputi bahan atau pengetahuan yang sama banyak
dengan bahan atau pengetahuan yang dicakup oleh tes buatan guru. Lalu apakah
perbedaan antara tes standard dengan tes buatan guru, atau apa keuntungan dan
keburukan tes standard, serta dengan tujuan apa tes standard disusun.
Pertama,
marilah kita tinjau perbedaan antara tes standard dengan tes buatan guru. Perbedaannya
adalah sebagai berikut:
Tes
Standard
|
Tes
Buatan Guru
|
1). Didasarkan atas bahan dan tujuan
umum dari sekolah diseluruh negara.
|
1). Didasarkan atas bahan dan tujuan
khusus yang dirumuskan oleh guru untuk kelasnya sendiri.
|
2). Mencakup aspek yang luas dan
pengetahuan atau keterampilan dengan hanya sedikit butir tes untuk setiap
keterampilan atau topik.
|
2). Dapat terjadi hanya mencakup
pengetahuan atau keterampilan yang sempit.
|
3). Disusun dengan kelengkapan staf:
profesor, pembahas, editor butir tes.
|
3). Biasanya disusun sendiri oleh guru
dengan sedikit atau tanpa bantuan orang lain/ tenaga ahli.
|
4). Menggunakan butir-butir tes yang
sudah diuji cobakan (tryout), dianalisa dan direvisi sebelum menjadi tes.
|
4). Jarang-jarang menggunakan
butir-butir tes yang sudah diujicobakan dianalisa dan direvisi.
|
5). Mempunyai reabilita yang tinggi.
|
5). Mempunyai reabilita sedang atau
rendah.
|
6). Dimungkinkan menggunakan norma
untuk seluruh negara.
|
6). Norma kelompok terbatas kelas
tertentu.
|
7). Dalam penyusunanya dibutuhkan
waktu yang lama karena harus melewati beberapa prosesur dan pengujian.
|
7). Dalam penyusunanya tidak terlalu
membutuhkan waktu yang lama, karena dibuat langsung oleh guru pada suatu
kelas.
|
8). Memiliki tingkat
pertanggungjawaban yang tinggi.
|
8). Pertanggungjawaban hanya terbatas
guru terhadap sekolah.
|
9). Anggaran atau biaya pembuatan tes
dinaungi oleh pemerintah secara nasional dengan biaya yang lebih besart.
|
9). Anggaran atau biaya tes dinaungi
oleh sekolah atau guru sendiri dengan biaya yang lebih sedikit.
|
10). Memiliki kegunaan yang mencakup
hal yang luas (nasional).
|
10). Memiliki kegunaan dengan cakupan
yang lebih khusus (dalam suatu kelas/ sekolah).
|
Kedua,
untuk menyusun tes standard, dibutuhkan waktu yang lama. Seperti disebutkan
bahwa untuk memperoleh sebuah tes standard dilalui prosedur:
·
Penyusunan;
·
Uji-coba;
·
Analisa;
·
Revisi;
·
Edit.
Lima
kegiatan ini membutuhkan waktu lama.[9]
2.4 Kegunaan Tes Standar dan Tes Buatan
Guru
Sebelum
mengarah pada kegunaan tes standar, berikut fungsi tes secara umum yang dapat
dilihat dari 3 hal yaitu:
1. Fungsi
untuk kelas
a. Mengadakan
diagnosis terhadap kesulitan belajar siswa;
b. Mengevaluasi
celah antara bakat dengan pencapaian;
c. Menaikkan
tingkat prestasi;
d. Mengelompokkan
siswa dalam kelas pada waktu metode kelompok;
e. Merencanakan
kegiatan proses belajar mengajar untuk siswa secara perseorangan;
f. Menentukan
siswa mana yang memerlukan bimbingan khusus;
g. Menentukan
tingkatan pencapaian untuk setiap anak.
2. Fungsi
untuk bimbingan
a. Menentukan
arah pembicaraan dengan orang tua tentang anak-anak mereka;
b. Membantu
siswa dalam menentukan pilihan;
c. Membantu
siswa mencapai tujuan pendidikan dan jurusan;
d. Memberikan
kesempatan kepada pembimbing guru dan orang tua dalam memahami kesulitan anak.
3. Fungsi
untuk administrasi
a. Memberikan
petunjuk dalam pengelompokan siswa;
b. Penempatan
siswa baru;
c. Membantu
siswa memilih kelompok;
d. Menilai
kurikulum;
e. Memperluas
hubungan masyarakat.
f. Menyediakan
informasi untuk badan-badan lain di luar sekolah.
Selain
fungsi-fungsi tes ini, hal lain yang harus diingat adalah:
1. Hubungan
dengan penggunaan: fungsi untuk waktu menyusun tes, yang harus slalu diingat,
fungsi manakah yang saat diperhitungkan karena fungsi yang berbeda akan
menentukan bentuk atau isi tes yang berbeda pula.
2. Komprehensif
Sebuah
tes sebaiknya mencakup suat kebulatan artinya meliputi berbagai aspek yang
dapat menggambarkan keadaan siswa secara keseluruhan ( kecerdasan, sikap, pribadi,
perasaan sosial, dll )hal ini dapat dicapai apabila tes itu merupakan rangkaian
tes.
3. Kontinu
Berhubungan
dengan prinsip komprehensif, maka prinsip kontinuitas mempunyai persamaan
tujuan. Sebaiknya tes disusun sedemikian rupa sehingga menggambarkan kelanjutan
dari awal anak memasuki suatu sekolah sampai dengan kelas terakhir. Dengan
demikian akan diketahui perkembangan anak itu dengan tidak terputus.[10]
2.4.1 Kegunaan Tes
Standar
Secara
singkat dapat dikemukakan bahwa kegunaan tes standard adalah:
a. Jika
ingin membuat perbandingan;
b. Jika
banyak orang yang akan memasuki suatu sekolah tetapi tidak tersedia data
tentang calon ini.
·
Membuat perbandingan
Banyak
situasi pendidikan dimana guru atau pimpinan terpaksa mengadakan perbandingan.
Hal ini termasuk perbandingan antar siswa untuk setiap bidang studi. Atau
perbandingan tentang prestasi belajar yang mendasarkan diri pada kemampuan
dasar, atau perbandingan prestasi setelan digunakan dua metode yang berbeda.
Nilai yang dibuat oleh guru yang berbeda dari bidang yang berbeda dan situasi
belajar yang berbeda, tidak dapat digunakan untuk alat pembanding. Akan tetapi
tugas yang sifatnya umum, norma-norma, tes yang mempunyai reabilita yang tinggi
dan tes standard, ada kemungkinan boleh digunakan sebagai alat pembanding.
·
Sebagai ilustrasi dapat dimisalkan
sebuah sekolah menengah yang menerima 5 orang siswa dari sekolah-sekolah dasar
yang berbeda.
Para
adaministrator di SPM itu diharapkan pada suatu masalah apabila harus
menentukan efektifitas belajar. Kelima anak ini datang dari SD telah membawa
nilai sendiri-sendiri dari guru-guru yang berbeda sehingga sukar
diinterpretasikan. Nilai yang diperoleh dari guru yang berbeda, tidak diketahui
dasar pertimbangan yang diambil untuk menentukanya. Guru yang satu mungkin
dipengaruhi oleh keterampilan bekerja, sedang guru lain didasarkan atas
panjang-pendeknya jawaban.
Walaupun
sangat luas, namun secara garis besar kegunaan tes standard adalah:
1) Membandingkan
prestasi belajar dengan pembawaan individu atau kelompok;
2) Membandingkan
tingkat prestasi siswa dalam keterampilan di berbagai bidang studi untuk
individu atau kelompok;
3) Membandingkan
prestasi siswa antara berbagai sekolah atau kelas;
4) Mempelajari
perkembangan siswa dalam suatu periode waktu tertentu.
2.4.2 Kegunaan Tes
Buatan Guru
Kegunaan
tes buatan guru adalah.
1) Untuk
menentukan seberapa baik siswa telah menguasai bahan pelajaran yang diberikan
dalam waktu tertentu;
2) Untuk
menentukan apakah sesuatu tujuan telah tercapai;
3) Untuk
memperoleh suatu nilai.
Selanjutnya
baik tes standard dan tes buatan guru dianjurkan dipakai jika hasilnya akan
digunakan untuk:
1) Mengadakan
diagnose terhadap ketidak mampuan siswa;
2) Menentukan
tempat siswa dalam suatu kelas atau kelompok;
3) Memberikan
bimbingan kepada siswa dalam pendidikan dan pemilihan juran;
4) Memilih
siswa untuk program-program khusus.
Dari
uraian di atas nampak bahwa baik tes standard maupun tes buatan guru
masing-masing mempunyai kepentingan kegunaan sendiri. Dua macam tipe evaluasi
ini saling isi mengisi dan saling melengkapi.
2.5 Kelengkapan Tes Standar
Sebuah
tes yang sudah distandarisasikan dan sudah dapat disebut sebagai tes standard,
biasanya dilengkapi dengan sebuah manual. Manual ini memuat
keterangan-keterangan atau petunjuk-petunjuk yang perlu terutama yang
menjelaskan tentang pelaksanaan, menskor dan mengadakan intepretasi.
Secara
garis besar manual tes standard ini memuat:
1) Ciri-ciri
tes mengenai tes.
misalnya
menyebutkan tingkat validita, reabilitas dan sebagainya;
2) Tujuan
serta keuntungan-keuntungan dari tes.
Misalnya
disebutkan untuk siapa tes tersebut diberikan dan tujuan apa;
3) Proses
standarisasi tes.
Misalnya
mengenai hal-hal yang berhubungan dengan sampel:
·
Besarnya sampel;
·
Teknik sampling;
·
Kelompok mana yang diambil sebagai
sampel (sifat sampel).
Mengenai
staf kepercayaan yang diambil dan bagaimana kaitanya dengan hasil test.
4) Petunjuk-petunjuk
tentang cara melaksanakan tes.
Misalnya:
dilaksanakan dengan lisan atau tulisan, waktu yang digunakan untuk mengerjakan
setiap bagian, boleh tidaknya tercoba keluar jika sudah selesai mengerjakan
soal itu dan sebagainya.
5) Petunjuk-petunjuk
bagaimana cara menskor.
Misalnya:
untuk beberapa skor tiap-tiap soal/unit, menggunakan sistem hukuman atau tidak,
bagaimana cara memperhitungkan sistem hukuman atau tidak, bagaiamana cara
memperhitungkan nilai akhir dan sebagainya.
6) Petunjuk-prtunjuk
untuk menginteprestasikan hasil.
Misalnya:
·
Betul nomer sekian sampai sekian cocok
untuk jabatan kepala seksi;
·
Betul nomer sekian saja, cocok untuk
jabatan guru dan sebagainya.
7) Saran-saran
lain.
Misalnya:
siapa harus menjadi pengawas, bagaimana seandainya tidak ada calon yang
mencapai skor tertentu dan sebagainya.[11]
2.6 Perbedaan Antara Tes Standar dengan
Tes Buatan Guru
Dalam
mencari perbedaan antara tes standar dengan tes buatan guru dapat dibedakan
dalam beberapa aspek berikut:
Aspek
Pembeda
|
Tes
Standard
|
Tes
Buatan Guru
|
Bahan
dan tujuan
|
1). Didasarkan atas bahan dan tujuan
umum dari sekolah diseluruh negara.
|
1). Didasarkan atas bahan dan tujuan
khusus yang dirumuskan oleh guru untuk kelasnya sendiri.
|
Aspek
cakupan
|
2). Mencakup aspek yang luas dan
pengetahuan atau keterampilan dengan hanya sedikit butir tes untuk setiap
keterampilan atau topik.
|
2). Dapat terjadi hanya mencakup
pengetahuan atau keterampilan yang sempit.
|
Penyusun
|
3). Disusun dengan kelengkapan staf:
profesor, pembahas, editor butir tes.
|
3). Biasanya disusun sendiri oleh guru
dengan sedikit atau tanpa bantuan orang lain/ tenaga ahli.
|
Pengujian
|
4). Menggunakan butir-butir tes yang
sudah diuji cobakan (tryout), dianalisa dan direvisi sebelum menjadi tes.
|
4). Jarang-jarang menggunakan
butir-butir tes yang sudah diujicobakan dianalisa dan direvisi.
|
Tingkat
reabilita
|
5). Mempunyai reabilita yang tinggi.
|
5). Mempunyai reabilita sedang atau
rendah.
|
Norma
|
6). Dimungkinkan menggunakan norma
untuk seluruh negara.
|
6). Norma kelompok terbatas kelas
tertentu.
|
Waktu
penyusunan
|
7). Dalam penyusunanya dibutuhkan
waktu yang lama karena harus melewati beberapa prosesur dan pengujian.
|
7). Dalam penyusunanya tidak terlalu
membutuhkan waktu yang lama, karena dibuat langsung oleh guru pada suatu
kelas.
|
Pertanggung
jawaban
|
8). Memiliki tingkat
pertanggungjawaban yang tinggi.
|
8). Pertanggungjawaban hanya terbatas
guru terhadap sekolah.
|
Anggaran
biaya
|
9). Anggaran atau biaya pembuatan tes
dinaungi oleh pemerintah secara nasional dengan biaya yang lebih besart.
|
9). Anggaran atau biaya tes dinaungi
oleh sekolah atau guru sendiri dengan biaya yang lebih sedikit.
|
Kegunaan
|
10). Memiliki kegunaan yang mencakup
hal yang luas (nasional).
|
10). Memiliki kegunaan dengan cakupan
yang lebih khusus (dalam suatu kelas/ sekolah).
|
Selain itu, dala uraian
kegunaanya memiliki perbedaan sebagai berikut:
Secara
garis besar kegunaan tes standard adalah:
1) Membandingkan
prestasi belajar dengan pembawaan individu atau kelompok;
2) Membandingkan
tingkat prestasi siswa dalam keterampilan di berbagai bidang studi untuk
individu atau kelompok;
3) Membandingkan
prestasi siswa antara berbagai sekolah atau kelas;
4) Mempelajari
perkembangan siswa dalam suatu periode waktu tertentu.
Kegunaan
tes buatan guru adalah.
1) Untuk
menentukan seberapa baik siswa telah menguasai bahan pelajaran yang diberikan
dalam waktu tertentu;
2) Untuk
menentukan apakah sesuatu tujuan telah tercapai;
3) Untuk
memperoleh suatu nilai.
2.7 Langkah-langkah dalam Membuat Tes
Standar
Secara
umum langkah-langkah dalam penyusunan tes antara lain:
a. Menentukan
tujuan mengadakan tes;
b. Mengadakan
pembatasan terhadap bahan yang akan diteskan;
c. Merumuskan
tujuan instruksional khusus dari tiap bagian bahan;
d. Menderetkan
semua TIK dalam tabel persiapan yang memuat pula aspek tingkah laku terkandung
dalam TIK itu. Tabel ini dugunakan untuk mengadakan identifikasi terhadap
tingkah laku yang dikehendaki, agar tidak terlewati;
e. Menyusun
tabel spesifikasi yang memuat pokok materi, aspek berpikir yang diukur beserta
imbangan antara kedua hal tersebut;
f. Menulis
butir-butir soal, didasarkan atas TIK-TIK yang sudah dituliskan pada tabel TIK
dan aspek tingkah laku yang dicakup.[12]
Dalam
penysunan tes standar memiliki beberapa prosedur tambahan dari langkah-langkah
pembuatan suatu tes, sehingga tes tersebut dapat dikatakan sebagai tes standar.
Dan tambahan prosedur tersebut antara lain:
·
Penyusunan;
Dibutuhkan
staf profesor, pembahas, editor, lalu dihsilkan butir soal.
·
Uji coba;
Menggunakan
butir-butir tes yang sudah dihasilkan untuk diujicobakan (try out).
·
Analisis;
·
Revisi;
·
Edit.
Setelah
dilakukan beberapa prosedur tersebut sudah menghasilkan butir-butir tes yang
siap diujikan, namun akan dapat disebut sebagai tes standar apabila sudah
dilengkapi dengan instrumen kelengkapan tes standar atau manual tes standar.
Secara garis besar manual tes standar tersebut memuat:
1) Ciri-ciri
tes mengenai tes.
misalnya
menyebutkan tingkat validita, reabilitas dan sebagainya;
2) Tujuan
serta keuntungan-keuntungan dari tes.
Misalnya
disebutkan untuk siapa tes tersebut diberikan dan tujuan apa;
3) Proses
standarisasi tes.
Misalnya
mengenai hal-hal yang berhubungan dengan sampel:
·
Besarnya sampel;
·
Teknik sampling;
·
Kelompok mana yang diambil sebagai
sampel (sifat sampel).
Mengenai
staf kepercayaan yang diambil dan bagaimana kaitanya dengan hasil test.
4) Petunjuk-petunjuk
tentang cara melaksanakan tes.
Misalnya:
dilaksanakan dengan lisan atau tulisan, waktu yang digunakan untuk mengerjakan
setiap bagian, boleh tidaknya tercoba keluar jika sudah selesai mengerjakan
soal itu dan sebagainya.
5) Petunjuk-petunjuk
bagaimana cara menskor.
Misalnya:
untuk beberapa skor tiap-tiap soal/unit, menggunakan sistem hukuman atau tidak,
bagaimana cara memperhitungkan sistem hukuman atau tidak, bagaiamana cara
memperhitungkan nilai akhir dan sebagainya.
6) Petunjuk-prtunjuk
untuk menginteprestasikan hasil.
Misalnya:
·
Betul nomer sekian sampai sekian cocok
untuk jabatan kepala seksi;
·
Betul nomer sekian saja, cocok untuk
jabatan guru dan sebagainya.
7) Saran-saran
lain.
Misalnya:
siapa harus menjadi pengawas, bagaimana seandainya tidak ada calon yang
mencapai skor tertentu dan sebagainya.[13]
Setelah
semuanya terlengkapi, maka tes yang dibuat sudah dapat disebut sebagai tes
standar yang siap diujikan.
BAB 3. PENUTUP
3.1 Simpulan
Pengertian tes standar secara sempit
adalah tes yang disusun oleh satu tim ahli, atau disusun oleh lembaga yang khusus
menyelenggarakan secara professional. Tes tersebut diketahui memenuhi syarat
sebagai tes yang baik. Tes ini dapat digunakan dalam waktu yang relatif lama,
dapat diterapkan pada beberapa obyek mencakup wilayah yang luas. Untuk mengukur
validitas dan reliabilitasnya telah diuji-cobakan beberapa kali sehingga
hasilnya dapat dipertanggungjawabkan.
Istilah
“standard” dalam tes dimaksudkan hanya bahwa semua siswa menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang sama dari sejumlah besar pertanyaan dikerjakan
dengan mengikuti petunjuk yang sama dan dalam batasan waktu yang sama pula.
Dengan demikian maka seolah-olah ada suatu standard atau ukuran sehingga
diperoleh suatu standard penampilan (performance),
dan penampilan kelompok lain dapat dibandingkan dengan penampilan kelompok
standard tersebut.
Setelah
mempelajari uraian terdahulu dapat disimpulkan bahwa tes standard sebenarnya
bukanlah sesuatu yang istimewa dalam tes prestasi belajar. Tes ini disusun
dalam tipe-tipe soal yang sama dan meliputi bahan atau pengetahuan yang sama
banyak dengan bahan atau pengetahuan yang dicakup oleh tes buatan guru.
Perbedaan yang terdapat pada tes standar dengan tes buatan guru adalah pada
aspek bahan, tujuan, aspek cakupan, penyusun, pengujian, tingkat reabilitas,
norma, waktu penyususnan, pertanggungjawaban, angaran biaya, dan kegunaan.
Terdapat
dua kegunaan utama pada tes standar yaitu Jika ingin membuat perbandingan; jika
banyak orang yang akan memasuki suatu sekolah tetapi tidak tersedia data
tentang calon ini. Sedangkan kegunaan tes buatan guru adalah Untuk menentukan
seberapa baik siswa telah menguasai bahan pelajaran yang diberikan dalam waktu
tertentu; Untuk menentukan apakah sesuatu tujuan telah tercapai; Untuk
memperoleh suatu nilai.
Sebuah
tes yang sudah distandarisasikan dan sudah dapat disebut sebagai tes standard,
biasanya dilengkapi dengan sebuah manual. Manual ini memuat
keterangan-keterangan atau petunjuk-petunjuk yang perlu terutama yang
menjelaskan tentang pelaksanaan, menskor dan mengadakan intepretasi.
Dalam
menyusun tes standar, terdapat beberapa langkah-langkah dan tahapan yang harus
dipenuhi. Tidak hanya seperti menyusun tes biasa, namun ada beberapa tahapan
tambahan serta instrumen kelengkapan pada butir soal sehingga dapat disebut
sebagai tes standar.
3.2 Saran
Dalam
membuat sesuatu, haruslah mengerti secara mendasar apa yang akan dibuat. Selain
itu harus memahami secara mendalam akan hal tersebut, supaya didapati suatu
hasil yang ingin dicapai yang sesuai dengan tujuan.
Dalam
melaksanakan pembuatan tes standar memang begitu banyak aspek yang perlu untuk
diperhatikan tidak seperti tes-tes biasa yang lain, sehingga perlu diketahui
secara mendalam mengeai prosedur dan yang ingin dicapai dalam usaha pembuatan
tes standar, supaya menjadikan suatu jebenaran sesuai yang diinginkan.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto,
suharsimi. 1997. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Arikunto, Suharsimi. 2001. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan.
Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Arifin,
Zainal. 1984. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan..............:.............
Thoha,
M. Chabib. 1996. Teknik Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Dra.%20Wening%20Sahayu,%20M.Pd./BAB%209%20TES%20STANDAR%20DAN%20TES%20BUATAN%20GURU.pdf.
Hlm 1. [12 April 2015].
http://www.academia.edu/6217148/TES_PSIKOLOGI_Tes_Inteligensi_dan_Tes_Bakat.
Hlm 29-30. [12 April 2015].
......... 2015. Tes Kecakapan dan Prestasi. www.psikologiku.com/tes-kecakapan-dan-prestasi.
[12 April 2015].
http://kamusbahasaindonesia.org/standar/mirip
KamusBahasaIndonesia.org.
[12 April 2015]. http://id.wikipedia.org/wiki/Standar. [12 April 2015].
[1] Thoha,
Chabib. 1996. Teknik Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers. Hlm. 43-44.
[2] Thoha,
Chabib. 1996. Teknik Evaluasi Pendidikan.
Jakarta: Rajawali Pers. Hlm. 43-44.
[4] http://www.academia.edu/6217148/TES_PSIKOLOGI_Tes_Inteligensi_dan_Tes_Bakat. Hlm 29-30.
[12 April 2015].
[5]
......... 2015. Tes Kecakapan dan
Prestasi. www.psikologiku.com/tes-kecakapan-dan-prestasi.
[12 April 2015].
[7] http://id.wikipedia.org/wiki/Standar. [12 April 2015].
[8] Arifin,
Zainal. 1984. Dasar-dasar Evaluasi
Pendidikan. ........................... hlm. 108-110.
[9]
Arikunto, Suharsimi. 2001. Dasar-dasar
Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Hlm. 146-147.
[10]
Arikunto, Suharsimi. 2001. Dasar-dasar
Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Hlm. 151-153.
[11]
Arikunto, Suharsimi. 2001. Dasar-dasar
Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara. 147-150.
[12]
Arikunto, Suharsimi. 2001. Dasar-dasar
Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara. 153-154.
[13]
Arikunto, Suharsimi. 2001. Dasar-dasar
Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara. 149-150.
0 komentar:
Posting Komentar