BAB 1.
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Timor Leste,
merupakan sebuah negara kecil di sebelah utara Australia
dan bagian timur pulau Timor. Timor Leste dulu adalah salah satu provinsi di Indonesia,
Timor Leste secara resmi merdeka pada tanggal 20 Mei
2002. Sebelumnya bernama Provinsi Timor Timur, ketika menjadi
anggota PBB,
mereka memutuskan untuk memakai nama Portugis "Timor Leste" sebagai
nama resmi negara mereka.[1]
Dalam sejarahnya
Timor Leste memang tidak dipungkiri mengalami suatu dinamika yang cukup
ekstrim, apa lagi dalam sejarah modern Timor Leste. Namun lain halnya saat
membahas sejarah Timor Leste sebelum masa modern, hal tersebut dapat demikian
karena kemungkinan letak dan keadaan geografis yang kurang begitu mendukung
untuk adanya suatu peradaban yang besar.
Tetapi hal
tersebut tidak menutup segala kemungkinan untuk Timor Leste selalu mengukir
sejarahnya, hal tersebut terungkap meskipun dengan pecahan-pecahan bukti yang
begitu terbatas.
Oleh karena
itu perlu adanya suatu kajian mendalam akan pengungkapan sejarah dari negara
Timor Leste. Supaya suatu penggambaran kebenaran masa lampau dapat terurai
dengan baik dan dapat dipelajari dari hal tersebut.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam
makalah ini adalah
1)
Bagaimanakah negara Timor Leste Itu?
2)
Bagaimana sejarah dari negara Timor
Leste pada masa Pra Aksara (Pra Sejarah)?
3)
Bagaimana sejarah dari negara Timor
Leste pada masa sejarah, yaitu mulai masuknya agama-agama sampai sebelum
kedatangan Bangsa Portugis?
1.3 Tujuan dan Manfaat
Tujuan dari pembuatan
makalah ini adalah
1)
Mengetahui dan memahami akan Negara
Timor Leste beserta komponen-komponen di dalamnya;
2)
Mengetahui dan memahami sejarah dari
negara Timor Leste pada masa pra aksara atau masa pra sejarah;
3)
Mengetahui dan memahami sejarah dari
negara Timor Leste pada masa sejarah, yaitu saat mulainya masuk agama-agama
sampai sebelum kedatangan bangsa Portugis.
Manfaat dari pembuatan
makalah ini adalah
1)
Dapat mengetahui secara dalam akan
negara Timor Leste dan beberapa aspek pembangun negara tersebut;
2)
Dapat mengetahui secara mendalam sejarah
dari negara Timor Leste pada masa pra aksara atau pada masa prasejarah;
3)
Dapat mengetahui secara mendalam sejarah
dari negara Timor Leste pada masa sejarah, yaitu pada masa mulai masuknya
agama-agama sampai kedatangan bangsa Portugis.
BAB 2.
PEMBAHASAN
2.1
Negara Timor Leste
Republik Demokratik Timor Leste (juga
disebut Timor Lorosa'e), yang
sebelum merdeka bernama Timor Timur,
adalah sebuah negara kecil di sebelah utara Australia
dan bagian timur pulau Timor. Selain itu wilayah negara ini juga meliputi pulau
Kambing atau Atauro,
Jaco, dan enklave
Oecussi-Ambeno
di Timor Barat.
Timor Leste
dulu adalah salah satu provinsi di Indonesia,
Timor Leste secara resmi merdeka pada tanggal 20 Mei
2002. Sebelumnya bernama Provinsi Timor Timur, ketika menjadi
anggota PBB,
mereka memutuskan untuk memakai nama Portugis "Timor Leste" sebagai
nama resmi negara mereka.
2.1.1 Politik Negara
Timor Leste
Kepala Negara
Republik
Timor Leste adalah seorang presiden, yang dipilih secara langsung dengan masa bakti
selama 5 tahun. Meskipun fungsinya hanya seremonial saja, ia juga memiliki hak
veto undang-undang. Perdana Menteri dipilih dari pemilihan multi
partai dan diangkat/ditunjuk dari partai mayoritas sebuah koalisi mayoritas.
Sebagai kepala pemerintahan, Perdana Menteri mengepalai Dewan Menteri atau Kabinet dalam Kabinet Pemerintahan.
Parlemen
Timor Leste hanya terdiri dari satu kamar
saja dan disebut Parlamento Nacional. Anggotanya
dipilih untuk masa jabatan selama lima tahun. Jumlah kursi di parlemen antara
52 dan 65 tetapi saat ini berjumlah 65. Undang-Undang Dasar Timor Leste
didasarkan konstitusi Portugal.
Angkatan
Bersenjata Timor Leste adalah FALINTIL-FDTL
(F-FDTL),
sedangkan angkatan kepolisiannya adalah PNTL (PolΓcia Nacional Timor-Leste).
2.1.2
Distrik
Negara Timor Leste
1.
Aileu
- Ainaro
- Baucau
- Bobonaro
- Cova-Lima (Suai)
- Dili
- Ermera
- Lautem (Lospalos)
- Liquica
- Manatuto
- Manufahi (Same)
- Oecussi-Ambeno (Pante Makasar)
- Viqueque (Cabira-Oan)
2.1.3 Ekonomi Negara
Timor Leste
Perekonomian Timor Leste
diklasifikasi sebagai ekonomi dengan pendapatan menengah ke bawah oleh Bank
Dunia. Berada di peringkat 158 dalam daftar HDI, ini menunjukkan rendahnya
tingkat perkembangan manusia. 20% penduduk menganggur, dan 52,9% hidup dengan
kurang dari US $ 1,25 per hari. Sekitar setengah dari penduduk buta huruf.
Negara ini terus menderita akibat dampak setelah perjuangan kemerdekaan selama
puluhan tahun melawan Indonesia, yang mengakibatkan rusaknya infrastruktur dan
banyaknya ribuan pengungsi warga sipil. Walaupun telah merdeka, Timor Leste
masih sangat tergantung dengan pasokan barang-barang dari Indonesia mulai dari
sembako sampai bahan bakar minyak (BBM) terutama melalui provinsi Nusa Tenggara Timur.
Selain amat tergantung secara
politik kepada mantan penjajah Portugal, Timor
Leste mengadopsi mata uang Dolar Amerika Serikat sebagai mata uang yang mengakibatkan daya beli rakyat
jauh menurun dibandingkan ketika masih menjadi provinsi Indonesia. Pada
November 2007, terdapat sebelas kecamatan dimana kebutuhan makanan harus
dipasok oleh bantuan internasional. Tidak ada hukum perlindungan hak cipta di
Timor Leste.
Salah satu proyek jangka panjang
menjanjikan yang pernah ada adalah pengembangan dan exploitasi minyak bumi dan
gas alam bersama dengan Australia di sebelah tenggara perairan Timor. Setelah
revolusi Anyelir, pemerintahan kolonial Portugis memberikan konsesi pada
Oceanic Exploration Corporation untuk pengembangan dan exploitasi tersebut.
Namun, hal ini gagal terlaksana dikarenakan oleh Operasi Seroja pada tahun
1976. Kemudian setelahnya, sumber daya dibagi antara Indonesia dan Australia
dengan Perjanjian Celah Timor pada tahun
1989.
Saat ini tiga bank asing memiliki
cabang di Dili: ANZ National Bank, Banco Nacional Ultramarino yang
merupakan anak perusahaan dari bank terbesar Portugal Caixa Geral de DepΓ³sitos, dan Bank Mandiri.
2.1.4 Demografi Negara
Timor Leste
Pada
tahun 2005 penduduk Timor Leste diperkirakan berjumlah 1.040.880 jiwa.
Penduduk Timor Leste merupakan campuran antara suku bangsa Melayu
dan Afrika,
sebagian kecil keturunan Portugis.
Mayoritas penduduk Timor Leste beragama Katolik
(93%), diikuti Protestan (3%), Islam
(1%), dan sisanya Buddha,
Hindu
(1%, masing-masing 0,5%), dan aliran kepercayaan (2%). Karena mayoritas
penduduk beragama Katolik, maka kini terdapat tiga keuskupan
(diosis)
yaitu: Diosis Dili, Diosis Baucau
dan Diosis Maliana yang baru didirikan
pada tanggal 30 Januari 2010
oleh Paus Benediktus XVI.
Sejak
kemerdekaan Timor Leste pada tahun 2002, setelah sejak tahun 1999 di bawah pemerintahan transisi PBB, berdasarkan konstitusi Timor Leste
memiliki 2 bahasa resmi yaitu Bahasa Tetun dan Bahasa Portugis. Selain itu
dalam konstitusi disebutkan pula bahwa Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia dijadikan
bahasa kerja. Dalam praktek keseharian, masyarakat banyak menggunakan bahasa
Tetun Portugis sebagai bahasa ucap. Sementara bahasa Indonesia banyak dipakai
untuk menulis. Misalnya anak sekolah di tingkat SMA masih menggunakan bahasa
Indonesia untuk ujian akhir. Banyak mahasiswa dan dosen lebih memilih
menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar dan menulis karangan
ilmiah. Selain itu terdapat pula belasan bahasa daerah, diantaranya: Bekais,
Bunak, Dawan, Fataluku, Galoli, Habun, Idalaka, Kawaimina, Kemak, Lovaia,
Makalero, Makasai, Mambai, Tokodede, dan Wetarese.
Di bawah pemerintahan
Suharto, penggunaan
bahasa Portugis dilarang. Saat ini bahasa Portugis di Timor Leste diajarkan dan
dipromosikan secara luas dengan bantuan dari Brasil dan Portugal, meskipun
terdapat keengganan dari beberapa kalangan muda berpendidikan.
Menurut
Laporan Pembangunan PBB 2006, hanya kurang dari 5% dari penduduk Timor
berbicara bahasa Portugis secara fasih. Meskipun demikian, validitas laporan
ini dipertanyakan oleh para anggota institut linguistik nasional Timor, yang
mempertahankan pendapat bahwa bahasa Portugis diucapkan hingga 25% dari
penduduk Timor. Seiring dengan bahasa lokal lainnya, bahasa Tetum merupakan bahasa yang paling umum
digunakan untuk berkomunikasi, sementara itu bahasa Indonesia masih banyak
digunakan di media dan sekolah dari SMA hingga perguruan tinggi. Sebagian besar
kata dalam bahasa Tetum berasal dari bahasa Portugis, tetapi juga terdapat
kata-kata serapan dari bahasa Indonesia, contohnya adalah notasi bilangan.[2]
2.1.5 Kebudayaan Awal Timor Leste
·
Tinjauan
Pulau
Timor yang untuk sebagaian masuk wilayah negara kita (bagian barat sampai 114
derajat – 125 derajat bujur Timur), dan untuk sebagian lagi masuk wilayah
negara Portugal, merupakan suatu daratan yang pada umumnya terdiri dari
padang-padang sabana dan stepa yang luas dengan disana-sini deretan-deretan
bukit-bukit dan gunung-gunung dengan hutan-hutan primer dan sekunder. Dari
gunung-gunung itu mengalirlah banyak sungai kecil yang memotong-motong
padang-padang sabana dan stepa tadi. Karena letaknya dekat pada Australia, maka
timor amat terpengarauh angin kering yang menghembus dengan sangat kencangnya
dari benua itu, dan yang menyebanbkan suatu musim kemarau yang sangat kering
dengan perbedaan suhu yang sangat besar antara siang dan malam.
Penduduk
pulau Timor, baik yang tinggal di Indonesia, maupun di wilayah portugis,
terdiri dari beberapa suku bangsa khusus yang berbeda karena bahasa dan
beberapa unsur dalam adat istiadat serta saistem kemasyarakatannya. Demikian
mereka membedakan antara orang Roti, orang Helon, orang Antoni, orang Belu,
orang Kamak, orang Marae, dan orang kupang.
1. Orang
Roti.
Orang Roti mendiami pulau Roti dan
beberapa pulau kecil di sekelilingnya, yang letaknya di sebelah barat daya dari
pulau timor. Luas pulau Roti adalah 1200 kilometer persegi dan pulau itu
didiami oleh kira-kira 67.000 orang (1953). Selain mendiami pulau Roti,
orang-orang Roti melakukan migrasi dan menempati beberapa daerah di bagian
paling barat pulau Roti. Disamping itu ada juga yang bermigrasi kepedalaman
pulau Timor dan mendiami daerah sebelah barat daya kota Soe, daerah antara kota
Soe dan Cemplon, serta daerah di sekitar kota Kefa. Orang Roti memiliki
ciri-ciri seperti orang Belu, hanya pada yang ertama-tama unsur-unsur Melayu
tampak lebih menonjol.
2. Orang
Helon
Orang Helon mendiami suatu suatu daerah
di sekitar kota Kupang, dan berjumlah kira-kira 5.000 orang (1949). Meskipun
mereka hidup berdekatan dengan orang Atoni, namun bahasa orang Helon tetaplah
bahasa Helon.
3. Orang
Atoni
Orang Atoni tinggal di daerah pedalaman
pulau Timor yang luasnya kira-kira 11.799 kilometer persegi dan bersifat amat
kering. Jumlah orang Atoni adalah kira-kira 300.000 orang.
4. Orang
Belu
Orang Belu, atau Ema Tetun, sebagaimana
mereka menyebut diri mereka, tinggal di daerah yang menyempit dari pulau timor
bagian tengah, dan mendiami daerah ini dari bagian utara sampai dengan di
bagian selatan. Mereka berjumlah 100.000 ( 1955) dan bersama-sama dengan orang
Kemak dan maras, oleh orang-orang yang tinggal di kota Kupang dinamakan orang
Belu.
Ciri-ciri orang belu mempunyai ciri
tubuh yang merupakan campuran antara ciri-ciri orang Melanesia dan orang melayu
dengan lebih banyak ciri orang Melayunya.
5. Orang
Kemak
Orang Kemak tinggal di bagian utara
pulau Timor Indonesia yang paling timur, di daerah perbatasan dengan wilayah
kekuasaan Timor Portugis. Sebagaian besar orang Kemak tinggal di Timor
Portugis. Bahasa Kemak mirip dengan Bahasa Buna’ yaitu bahasa yang digunakan
oleh orang Marae, juga ciri-ciri tubuh orang Kemak mirip dengan orang Marae,
yaitu: ukuran kepalanya kebanyakan adalah dolichocepal,
bertubuh tinggi dan berkulit cokelat kehitam-hitaman, serta berambut keriting.
6. Orang
Marae
Orang Marae tinggal di daerah perbatasan
anatara Timor bagian Indonesia dengan Timor bagian Portugis. Mereka menempati
bagian tengah dari pilau Timor dan terus menyebar kearah selatan, tetapi tidak
sampai di daerah pantai. Seperti halnya orang Belu dan orang Kemak, sebagian
dari orang Marae juga tinggal di daerah Timor Portugis. Orang Marae sering kali
disebut sebagai orang Buna’. Nama itu sebenarnya naama dari bahasa yang mereka
gunakan.
7. Orang
Kupang
Di Kota Kupang dan sekitarnya, tinggal
sejumlah orang yang terdiri atas campuran orang-orang yang berasal dari
daerah-daerah di Timor sendiri, dan berasal dari luar Timor, yaitu orang-orang
Cina, Arab, dan orang-orang yang berasal dari berbagai daerah lain di
Indonesia. Sebagian dari mereka ada yang sudah bercampur dengan hubungan
perkawinan sejak beberapa generasi sebelumnya.
·
Bentuk Desa
Pada
zaman dahulu orang Timor membangun desanya di tempat-tempat yang tidak mudah
untuk didatangi orang, karena orang takut serangan-serangan musuh secara
mendadak. Biasanya desa dibangun diatas puncak-puncak gunung karang dan
dikelilingi dinding batu, atau semak-semak berduri.
Desa
semacam ini biasanya didiami oleh sebuah kelompok kerabat dengan seorang
kepalanya sendiri, berjumlah kira-kira 50-60 orang. bila kelompok kerabat yang
ada di desa menjadi terlalu besar maka sebagian dari mereka membangun desa
tempat tinggal baru. Dengan demikian kelompok-kelompok kerabat menjadi
terpencar dalam suatu wilayah yang luas. Proses pemencaran itu erat berhubungan
dengan sistem mata pencaharian mereka, yaitu berladang.
·
Mata Pencaharian
Mata
pencaharian sebagian besar orang timor di daerah pedesaan adalah bercocok tanam
di ladang. Suatu terkecualian ada di daerah Belu selatan, dimana orang sudah
mulai mengerjakan sawah.
Tanaman-tanaman
yang ditanam di ladang adalah jagung, yang merupakan makanan pokok, padi huma,
ubi kayu, keladi, labu, sayur-sayuran, dan kemudian mereka juga menanam kacang
hijau, jeruk, kopi, tembakau, bawang, dan kedelai.
·
Religi
Agama
asli orang Timor berpusat kepada suatu kepercayaan akan adanya dewa langit; Uis Neno. Dewa ini dianggap pencipta
alam dan pemelihara kehidupan di dunia. Upacara-upacara yang ditujukan kepada Uis Neno terutama bermaksud untuk
meminta hujan, sinar matahari, atau untuk mendapatkan keturunan, kesehatan,
kesejahteraan.
Selain
percaya pada Uis Neno, orang Timor
juga percaya pada Dewa Bumi, bernama Uis
Afu. Dewi ini dianggap sebagai dewi wanita yang mendampingi Uis Neno. Upacara-upacara yang ditujukan
kepadanya adalah untuk meminta berkah bagi kesuburan tanah yang sedang
ditanami.
Disamping
itu orang Timor juga menenal dan percaya akan adanya mahkluk-mahkluk gaib yang
mendiami tempat-tempat tertentu di hutan-hutan, mata air-mata air,
sungai-sungai, dan di pohon-pohon tertentu. Mahkluk-mahkluk gaib tersebut bisa
bersifat baik hati dan juga bersifat jahat, dan dianggap sebagai pemilik atau
penjaga tempat-tempat yang dianggap sedang didiaminya. Orang melakukan
upacara-upacara dan sajian-sajian pada saat-saat tertentu guna memuaskan
mahkluk-mahkluk halus tersebut, khususnya pada waktu permulan penggarapan
tanang. [3]
2.2 Sejarah Negara Timor Leste pada Masa Prasejarah
Dalam
pembahasan masa prasejarah pada negara Timor Leste memanglah sulit untuk
diuraikan, hal tersebut dikarenakan minimnya sumber sebagai bukti yang
menerangkan mengenai kehidupan prasejarah Timor Leste. Untuk menerangkan
mengenai masa prasejarah Timor Leste hanya terdapat pada beberapa penemuan
arkheologi yang jumlahnya juga tidak begitu banyak. Namun hal tersebut sedikit
banyak sudah memberikan penggambaran kehidupan yang pernah ada di Timor Leste
pada masa Prasejarah. Berikut uraian mengenai masa prasejarah Timor Leste yang
diambil dari beberapa sumber.
2.2.1
Penggambaran Kehidupan Prasejarah Timor Leste dari Penemuan-penemuan Industri
·
Industri
antara tahun 40.000 dan 10.000 tahun lalu (Pulau Flores, Timor, dan Aru)
Sejak
sekitar duapuluh tahun yang lalu, aktivitas penelitian arkheologi di Nusa
Tenggara Timur memberi banyak informasi baru dan menarik tentang sejarah.
Ekskavasi
Liang Bua di Pulau Flores menghasilkan data-data baru tentang manusia yang
memiliki struktur anatomi yang berbeda, dan disebut Homo Florensiensis.
Sisa-sisa manusia, fauna, dan alat batu berumur 38.000 dan 18.000 tahun juga
ditemukan (Morwood et al., 2004;
morwood et al., 2005). Penemuan homo
florensiensis merupakan peristiwa penting dalam penelitian prasejarah dan
paleontologi Indonesia.
Di
Pulau timor (Timor Leste), di situs Wae Bobo 2, ditemukan lapisan lapisan
berumur 14.000-13.000 tahun yang mengandung industri serpih yang umumnya
diretus secara terjal. Sebagian besar artefak terdiri atas serut, serut gerigi,
serut cekung, dan alat gravir (burin) yang jarang ada; batu-batu inti berbentuk
piramida atau berfaset. Artefak-artefak tersebut ditemukan bersama dengan fauna
khas Wallacea, berupa kelelawar dan tikus raksasa yang sudah punah, sisa-sisa
ikan, dan biji (Inocarpus) dll. (Glover, 1986). Beberapa tahun yang lalu juga
banyak ditemukan situs yang memberi informasi baru tentang kronologi Plestosen,
seperti situs Lene Hara yang berumur 35.000 tahun dan sisa matjakuru 1 yang
berumur 13.000 tahun (O’Connor et al., 2002;
Pannell dan O’Connor, 2005).
Di
pulau aru Maluku, situs Liang Lembudu dan Nabulei Lisa menghasilkan data
kronostratigrafis baru – berumur sekitar 30.000 tahun (Veth et al., 2005; O’CONNOR et al., 2005). Umur yang sama juga
didapatkan di situs Gua Toe, Irian Jaya (Springgs, 1998; Pasveer, 2003). Di
situs-situs yang baru digali ini, ditemukan alat-alat tulang yang beraneka
ragam (lancip, dll) bersama alat-alat batu. Dari penggalian-penggalian ini didapatkan
satu kronologi plestosen tas – Holosen yang meyakinkan dan cocok sekali dengan
kronologi yang didapatkan untuk situs-situs di Papua Nugini, misalnya
Malakunanja, Nauwalabila, dll. [4]
·
Industri-industri
Preneolitik kala Holosen antara 10.000 dan 5.000 tahun lalu (dari Bali ke
Timor)
Pada
periode yang mencakup 10.000 hingga 5.000 tahun yang lalu, terlihat adanya
peningkatan jumlah keseluruhan industri. Namun, tidak berarti keanekaragaman
pun meningkat. Periode ini nampaknya berkaitan dengan kedatangan kelompok-kelompok
manusia modern secara besar-besaran. Akibatnya munculkeanekaragaman tipologis
alat-alat batu dan pemadatan penghunian di banyak daerah oleh kelompok-kelompok
tersebut. [5]
Dalam
periode Praneolitik sampai Neolitik ini, pulau-pulau lain seperti Bali, Sumba,
Roti, atau Seram sepertinya melestarikan tradisi peralatan berat, baik berupa
kerakal yang dipangkas ataupun serpih yang di pangkas (Bellwood, 1997. Tetapi,
pendekatan penelitian baru di Indonesia Timur (Timor, Roti, Ceram, dll) oleh
sejumlah peneliti Australia membawa hipotesis-hipotesis baru tentang sejarah
pemukiman pada zaman Preneolitik dan Neolitik (Spriggs, 2003; O’Connor, 2006).
Lebih
kurang 5.000 tahun yang lalu, situs-situs di Timor Leste seperti Wae Bobo I,
Buei Ceri Uato dan Lie Siri memperlihatkan perubahan ekonomi yang radikal
dengan mulai dikenalnya tembikar, babi, kegiatan pertanian serta satu budaya
materiil yang berorientasi pada pembuatan mata kail, alat kerang, lancipan
bertangkai, serta perhiansan dari cangkang kerang. Fenomena ini tampak menguat
pada sekitar 3.000 tahun yang lalu (Glover, 1971, 1977 dan 1986; Glover dan
Glover, 1970). Dari eskavasi-eskavasi dan penarikhan yang dilakukan baru-baru
ini di situs yang sama, diperoleh data-data yang bisa membantu untuk memerinci
kronologi dan budaya kala Holosen yang diusulkan oleh I. Glover (Oliviera,
2006).
Hal
yang menarik tampak pada kemiripan tembikar dari wilayah ini dengan tembikar
yang ditemukan lebih jauh ke utara dan ke timur, yaitu di kepulauan Talaud,
serta tembikar dari situs-situs di Papua Nugini. Banyak data memunculkan
anggapan bahwa periode sejarah Timor ini tak Syak lagi sangat penting dalam
pergerakan kelompok orang Austronesia yang datang dari Cina Selatan ke arah
Kepulauan Bismarck (Bellwood, 1978 dan 1995). [6]
2.2.2
Penggambaran Kehidupan Prasejarah Timor Leste Lebih Lanjut
Pada sumber lain menguraikan lebih dalam
mengenai sejarah Timor Leste pada masa prasejarah namun tidak secara spesifik
menuju pada Timor Leste, karena mengingat sebelum menjadi negara sendiri Timor
leste adalah salah satu provinsi di Indonesia dengan nama Timor Timur. Serta
jauh sebelum itu Timor Leste merupakan suatu kesatuan wilayah dari Nusa
Tenggara Timur dan berikut uraianya.
·
Asal-usul
Penghuni Pertama
1. Cerita
rakyat tentang asal usul nenek moyang
Berdasarkan cerita rakyat yang masih
hidup di kalangan penduduk di Nusa Tenggara Timur, nenek moyang mereka dahulu
beranggapan datang dari luar yakni melalui jalan laut dengan rakit dari arah
barat, timur atau utara, dari laut, udara. Bahkan ada yang menyebutkan agak
pasti yakni Malaka Tanabara untuk penduduk Sumba, Sina Mulin Malaka untuk
penduduk Dewan dan Tetum di P. Timor, Siam Sina Malaka untuk penduduk Flores
Timur. Bagi penduduk Helong yang sekarang tinggal di Kecamatan Kupang Barat dan
Kupang Tengah nenek moyang pertama mereka bernama Lai Bissin yang datang dari
sebelah timur (Seram). Dengan mempergunakan perahu, mereka datang melewati
wilayah Timor bergerak kea rah barat dan akhirnya sampai di P. Timor bagian
barat. Penduduk berbahasa Dawan yang tinggal di wilayah Kabupaten Kupang,
Kabupaten Timor Tengah Selatan dan Timor Tengah Utara menyatakan mereka berasal
dari Belu Selatan yang semula dari Sina Mulin Malaka. Ternyata bahwa beberapa
daerah di NTT, mengakui nenek moyang mereka berasal dari seberang dari satu
tempat yang ada di Sina dan Malaka.
2. Penyelidikan
tentang penduduk penghuni pertama
a. Penemuan-penemuan
kerangka
Di
Melolo, Sumba Timur, banyak diketemukan rangka, tetapi hanya 17 tengkorak yang
dapat diselidiki dengan baik. Tengkoraknya kebanyakan lonjong atau sedang
dengan dinding samping yang datar. Rahang bawahnya tebal, tetapi giginya tidak
terlalu besar. Beberapa tengkorak tersebut memperlihatkan cirri cirri Mongoloid
dengan tengkorak yang membulat dan muka yang datar. Maka terlihat disisni adanya
percampuran antara ras Austromelanesoid dan Mongoloid (Sartono Kartodirdjo, op.cit. hal. 219).
b. Beberapa
pendapat tentang penduduk di NTT
Mengenai
sejak kapankah kepulauan Nusa Tenggara Timur dihuni oleh penduduk. Dari
peninggalan tengkorak-tengkorak yang berhasil diketemukan di Flores, di liang
Toge, Prof. Dr.T.Jacob melalui c. 14 menentukan usiamanusia tersebut
antara 3.000-4.000 S.M. Manusia ini
mempunyai cirri-ciri ras Austromelanosoid. (Sartono Kartodirdjo et al. ibid, hal 132).
Sedangkan menurut penyelidikan Dr. J. Grover, P. Timor
telah dihuni oleh manusia sejak 13.500 tahun yang lewat, oleh sekelompok kecil
penduduk yang hidup dari berburu dan pengumpul hasil hutan (Ja 1 Glover, 1971, hal.117).
Berdasarkan
metode korelasi stochastic multivarial dari A. Wanke, Dr. J. Glinka membedakan
3 morfotype (ras, variasi) dasar di wilayah NTT. Dalam analisa ini
diperhitungkan 4 ciri morfologis: indeks kepala, indeks wajah, indeks hidung
dan tinggi badan.
Rata-ratanya/
konstantanya adalah sebagai berikut:
Ciri morfotype
|
I
|
II
|
III
|
Indeks kepala
|
78,8
|
84,9
|
79,4
|
Indeks wajah
|
91,3
|
90,4
|
76,3
|
Indeks hidung
|
68,4
|
67,0
|
88,6
|
Indeks badan
|
165,4
|
159,9
|
158,6
|
·
Penyelenggaraan Hidup
1. Pemenuhan
keperluann hidup primer
Hasil
penemuan yang ada di wilayah Nusa Tenggara Timur, di antaranya penemuan di
liang Toge Flores tulang-tulang binatang seperti tikus raksasa, kelelawar,
kera, landak dan babi (Sartono Kartodirdjo, 1975, opcit hal. 132). Sudah tentu
kehidupan berburu pada waktu itu adalah berburu binatang tersebut di atas, di
samping juga mengumpulkan hasil-hasil hutan yang bisa dimakan. Kehidupan
berburu dan mengumpulkan makanan ini di P. Timor berakhir npada kira-kira
4500-5500 tahun yang lalu dengan masuknya system bercocok tanam ke Timor dan
pada 4500 tahun yang lalu masuk juga binatang kera, tius raksasa, rusa, kuskus
(Y. Glover 1969, hal. 111).
Masa
berburu dan mengumpulkan makanan di P. Timor berakhir pada kira-kira 4500-5500
tahun yang lalu. Dengan masuknya system baru ini mulailah manusia tidak
menggantungkan diri pada alam. Beberapa jenis biji-bijian mulai ditanam dengan
alat yang sederhana. Hutan-hutan ditebang dan dibakar sehingga timbul
lading-ladang. System penadangan berpindah merupakan salah satu sisa masa prasejarah
yang sampai sekarang masih umum dilaksanakan di beberapa daerah NTT.
Alat
yang digunakan adalah sangat sederhana berupa beliung, perigi, kapak lonjong
dan tunggal (digging stick). Sedang padi dan hewan kerbau dimasukkan ke Timor
diduga selama revilusi pertanian pertama (Y.Glover 1971, op cit. hal.178).
2. Perlindungan
pada alam
a. Pemukiman
Pada
masa penduduk hidup dari berburu dan mengumpulkan makanan, maka tempat kediaman
mereka adalah gua-gua. Gua-gua ini banyak di jumpai di wilayah NTT sehingga
tempat tinggal adalah bukan merupakan masalah. Kehidupan di gua ini kemudian
berubah dengan berubahnya system kehidupan berburu ke kehidupan bercocok tanam.
Penduduk tidak pindah-pindah terus menerus tetapi mulai menetap dalam
kelompok-kelompok kecil yang nantinya menjadi kesatuan tempat tinggal yang
bernama kampung. Tempat-tempat pemukiman ini umumnya terletak di puncak bukit
dan lereng yang terjal karena untuk kepentingan keamanan dan kepercayaan.
b. Perumahan
Tipe
rumah yang berbentuk bulat atau bulat telur dijumpai di P. Timor terutama di
daerah berpenduduk yang berbahasa Dawan yang ersebar di Kabupaten Kupang, Timor
Tengah Selatan dan Timor Tengah Utara. Sedangkan rumah berbentuk persegi atau
empat persegi panjang dikenal di daerah lainnya seperti di Rote, P. sawu,
Sumba, Helang, Alor dan daerah-daerah di
Pulau Flores.
c. Perdukuhan
Pada
masa kehidupan berburu dan mengumpulkan hasil hutan, belum di kenal adanya
perdukuhan. Barulah setelah hidup berburu dan pengumpulan makanan berubah ke
cara hidup bercocok tanam, perwujudan kea rah terbentuknya perdukuhan
berkembang. Dalam masa ini populasi berkembang, dengan demikian tercipta pula
kelompok-kelompok tempat tinggal terbatas dan terdiri dari satu kesatuan nenek
moyang. Kelompok-kelompok inilah yang akan berkembang menjadi semacam dukuh.
Letaknya pada umumnya di puncak-puncak bukit dan daerah yang subur serta dekat
sungai atau mata air.
d. Peralatan
Adapun
alat-alat yang digunakan masa berburu adalah: kapak perimbas, serpih betah,
pisau kecil, penggaruk dari kerang, kapak genggam, dan mata panah.alat serpih
bilah ditemukan di Flores, Rote, dan Timor.
Di
Timor penyelidikan arkeologis dilakukan pada tahun 1935 oleh W. Meyer, A.
Bukler dan Willem. Temuan dalam exkavasi terutama bileh dan lancipan bergagang,
bilang pinggang, kapak perimbas kecil, bercampur aduk dengan kereweng. Exkavasi
terutama dilakukan di Niki-Niki di mana
terdapat beberapa buah gua. Exkavasi di dalam salah satu gua menghasilkan
berbagai temuan berupa kereweng bercat, pisau besi dan pinggan porselin di
lapisan teratas, disusul kemudian di bawahnya oleh gerabah berhias pola goresan lancipan-lancipan dan pisau bergagang
dari batuan yaspis. Sejumlah serpih bilah, alat-alat inti (serut-serut) dan
kerang jenis Denlatum yang digunakan sebagai alat tiup. (Ibid, hal.123, 133).
3. Perpindahan
Pada
masa pra sejarah sering terjadi perpindahan-perpindahan. Terutama hal ini
terjadi pada masa hidup berburu. Kemudian ini menuntut manusia bergerak
mengikuti arah gerak dari binatang-binatang buruannya dan juga ke tempat-tempat
yanglebih subur. Perpindahan ini menyebabkan penduduk hidup dari satu gua ke
gua lain dan satu padang ke padang lain. Walaupun setelah terjadi pergeseran
sistem bercocok tanam perpindahan ini relatif kurang tetapi tidak terhenti sama
sekali. Adanya gelombang-gelombang pendatang baru yang lebih kuat akan
menggeser kedudukan penghini lama kea rah lebih ke pedalaman.
·
Organisasi Masyarakat
1. Pengaturan
masyarakat
Dalam
kesatuan masyarakat yang bersifat genealogis ini maka peranan dari kepala
keluarga adalah besar. Untuk kesatuan yang lebih luas sudah barang tentu adalah
orang tua yang dianggap sebagai kepala keluarga. Pengaturan masyarakat di atur
secara sistem keluarga dimana antara sistem suatu pencaharian hidup, sistem
kepercayaan dan pengaturan masyarakat mempunyai pertalian yang erat. Pengaturan
social diarahkan pada pelaksanaan system pertanian dan kepercayaan. Hal ini
sangat Nampak di beberapa daerah di NTT seperti di Timor.
2. Kepemimpinan
Di
duga kepemimpinan pada masa itu adalah muncul dari keluarga yakni anggota
keluarga yang memiliki pengalaman lebih dan berprestasi serta berdasar tingkat
usia, mendapat tempat yang khusus. Terutama apabila dari mereka adalah kepala
keluarga yang lebih lanjut dan lebih lama tinggal di tempat yang bersangkut.
Mereka lama-lama bertindak sebagai pemimpin, tidak saja untuk keluarga kecil
mereka tetapi juga untuk keluarga luas. Mereka disegani karena prestasi dan
kepandaian dalam bidang dan karismanya.
·
Kehidupan Seni Budaya
1. Pendidikan
Pendidikan
pada masa prasejarah lebih bersifat pada pendidikan keluarga. Dengan tujuan
utama adalah untuk pewarisan kebudayaan pada generasi muda. Pendidikan pada
masa ini diduga bersifat praktis untuk kepentingan hidup sehari-hari. Misalnya
mengenai cara-cara penyeleng-garaan hidup seperti bertani, berburu, menangkap
ikan.
2. Kesenian
Tidak
terdapat banyak bukti peninggalan kesenian prasejarah. Dari penemuan yang ada
di beberapa daerah dikenal tapak kaki yang dipahatkan di batu. Di Alor di
sebuah dinding karang ditemukan juga gambar tapak tangan sedangkan di daerah
Ende di dekat pantai ditemukan gambar perahu di dinding batu. Penduduk
sekitarnya menyebutnya dengan nama Watu Weti, di desa Riumata., Amarsi juga
ditemukan batudakon. Kapak perunggu dari Rote merupakan karya seni yang bagus
yang merupakan kapak kebesaran.
·
Kepercayaan
Pada
masa prasejarah tergolong dalam kepercayaan animism dan dinamisme. Dalam system
kepercayaan asli ini pemujaan arwah nenek moyang menduduki yang penting. Nenek
moyang yang permata merupakan tokoh yang disegani dan bahkan dianggap tabu
untuk menyebutkan. Bahwa kepercayaan akan kehidupan sesudah mati mempunyai
pengaruh yang besar. Oleh karena itu upacar kematian menduduki tempat penting
dalam system kepercayaan.[7]
2.3 Sejarah Negara Timor Leste Masa
Sejarah (Zaman Kuno, 1-1500 M)
Masa
sejarah, merupakan suatu pembabakan waktu dimana kehidupan manusia tidak lagi
primitif seperti masa prasejarah. Keadaan tersebut ditandai dengan kehidupan
manusia yang cenderung lebih berkembang baik dalam sistem pemenuhan kebutuhan,
pemenuhan kebutuhan, kepercayaan, dan lain sebagainya. Lebih-lebih pada masa
sejarah manusia telah mampu menuliskan sejarahnya atau sudah menemukan tulisan
(aksara).
·
Kehidupan Pemerintahan dan Kenegaraan
1. Pertumbuhan
Negara-negara
Berita
tertulis yang tertua mengenai daerah di Nusa Tenggara Timur adalah berita China
yaitu suku Cu-Fan-Shih karya Can-yu-Kua, dalam berita ini disebutkan
Tiwu (Timor) yang sangat kaya akan kayu cendana telah mengadakan hubungan
dengan Kerajaan Kediri (Groeneldt, 1960, hal. 116). Walaupun pemberitaan ini
kurang tepat, sebab pada tahun 1225 Kerajaan Kediri runtuh, namun berita ini
mempunyai arti penting. Di Pulau Timor dikenal kerajaan Wewiku Wehali yang
berpusat di Belu Selatan. Kerajaan ini menurut sumber cerita rakyat didirikan
oleh pendatang dari luar negeri. Nenek moyang pertama adalah Sina Mutin Malaka.
O.W.
Wolters mengemukakan bahwa pada abad ke -3 M, banyak perahu pedagang Indonesia
yang membeli cendana langsung dari Sumba atau Timor untuk diangkut ke pelabuhan
transit di Indonesia sebelah Barat/ Sriwijaya dan selanjutnya diteruskan ke
India. Sedangkan perdagangan cendana dengan China baru terjadi pada tahun-tahun
sesudah abad ke-3 M. (O.W. Wolters, hal.3).
2. Perkembangan
Seperti
halnya pertumbuhan Negara-negara dalam
fase perkembangan ini tidak banyak yang berhasil dilengkapkan mengingat
terbatasnya sumber sejarah pada masa itu.
3. Hubungan
antar Negara (Kerajaan)
Hubungan antara
Negara/ kerajaan pada masa kuno sangat terbatas karena faktor geografis yang
terpisah-pisah dan kerajaan yang ada hanyalah merupakan kerajaan kecil. Di
perkirakan pada masa kuno ini di Pulau Timor pernah terjadi suatu kesatuan
politik yang terdiri dari beberapa kerajaan kecil. Dalam masa ini kesatuan
tersebut bernaung di bawah panji-panji Wewiku Wekali yang dikepalai oleh
Maromak Oan yang tugasnya dibantu 3 liurai.
4. Kepemimpinan
dan pengaturan Negara
Dalam
jaman kuno struktur kepemimpinan Negara dan pengaturannya agak bervariasi
antara satu daerah dengan daerah lainnya. Untuk kerajaan Memaseli struktur
pemerintahan adalah raka (ranjang) yang dibantu oleh seorang juru bicara
(Tawaka) dan Panglima Lamuli. Di bawah pejabat ini terdapat petugas ukur (hakim
adat) marang (petugas upacara) dan tingkat terendah adalah rakyat (serang). Untuk
struktur pemerintahan yang berbentuk loro didaerah Tentun adalah Loro sebagai
tingkat penguasa tertinggi di daerah keloroan.
·
Penyelenggaraan Hidup Kemasyarakatan
1. Pemenuhan
kebutuhan hidup
a.
Bercocok tanam
b.
Perdagangan
c.
Berburu dan menangkap ikan
d.
Beternak
2. Hubungan
antar Golongan
Hubungan
antara golongan pertama dengan rakyat biasa adalah sama dengan golongan ketiga.
Golongan pertama tidak berkewajiban menunjang kehidupan golongan kedua. Mereka
hanya sekedar memimpin dalam pemenuhan kebutuhan hidup sedang Golongan kedua
sebagai imbalan memberikan persembahan sebagai kelas jasa.
3. Kepemimpinan
Kepemimpinan
pada masa kuno lebih didasarkan atas dasar charisma. Pemimpin-pemimpin ini
menjalankan kepemimpinannya dengan dilandasi norma-norma adat istiadat yang telah
berlaku.
4. Pengaturan
masyarakat
Pengaturan
masyarakat didasarkan atas norma-norma adat istiadat yang telah berlaku. Semua
tata kehidupan masyarakat bersendi pada adat istiadat yang tidak tertulis
tetapi dipatuhi oleh anggota masyarakat.
·
Kehidupan Seni Budaya
1. Pendidikan
Pendidikan
formal pada zaman kuno hamper tidak dikenal, yang ada adalah pendidikann
keluarga. Peserta pendidikan ini adalah para anggota keluarga baik laki-laki
maupun wanita yang masih anak-anak.
2. Kesenian
a. Seni
rupa dan hias
Di
rumah-rumah adat Timor ada juga di jumpai hiasan kepala manusia, kepala ayam
jago seperti di Maslete dekat Kefe. Di Timor dikenal juga motif-motif yang
digunakan untuk menghiasi tempat kapur sirih dari bambu.
b. Seni
tari dan sastra
Berdasarkan
penggunaannya maka dapat dibedakanatas tari-tarian yang digunakan untuk
kepentingan upacara keagamaan, tari yang berhubungan dengan pesta perkawinan,
tari berhubungan dengan pesta panen, tari berhubungan dengan perang.
·
Kepercayaan
Pada
zaman kuno sitem kepercayaan yang ada adalah kepercayaan asli yang merupakan
kepercayaan animis dan dinamis. Dalam kepercayaan ini pemujaan arwah nenek
moyang adalah merupakan ciri yang menonjol. Di samping itu dikenal juga adanya
makhluk supernatural (semacam dewa).
·
Hubungan Keluar
1. Bentuk
hubungan
Bentuk
hubungan ke luar pada jaman kuno terutama adalah bentuk hubungan perdagangan.
Mengingat terbatasnya sumber-sumber yang ada maka tidak bayank diketahui
mengenai bentuk hubungan ini secara lebih lengkap.
Dalam
buku Negara Kertagama disebutkan bahwa Sumba, Timor, Solor telah merupakan
suatu rangkaian hubungan dalam rangka kerajaan Majapahit. Antara lain di
kalangan Majapahit selalu datang, atau ada utusan yang datang ke Jawa ataupun ada hubungan keturunan dengan
Jawa. Hal ini jelas dalam cerita Akiat
dan Majapahit di Pantar dan cerita
Majapahit di Sabu. Dalam segi hubungan yang Nampak agak jelas adalah dalam
perdagangan. Pada tahun 1436 di Timor telah ada 12 bandar penting.
2. Akibat
hubungan
Sebagai
cirri khas penguasaan pada waktu itu adalah hanya sekedar pengakuan dalam satu
kesatuan Majapahit. Nampaknya pengontrolan kekuasaan Majapahit sangat longgar
hanya dilakukan dalam waktu ramainya perdagangan ini juga menyebabkan
berkembangnya tempat-tempat penting di pinggir pantai menjadi kota-kota Bandar.[8]
Dalam
sumber lain mengatakan bahwa, pada masa pengaruh hindu masuk ke Kerajaan Bima
di Nusa Tenggara Barat, yaitu dalam karya M. Hilir Ismail pada bukunya “Peran
Kesultanan Bima dalam Perjalanan Sejarah Nusantara” mengatakan:
”Setelah
semua urusan dalam negeri teratasi, dimulailah perluasan wilayah kekuasaan
kerajaan Bima. Tigas ini dipercayakan kepada La Mbila, seorang tokoh militer
muda yang cerdas. La Mbila berhasil menguasai hampir seluruh Wilayah Nusa
Tenggara Timur sekarang seperti: Solor, Timor, Sumba, dan Sawu. Setelah wafat
oleh rakyat diberi gelar Ruma Ta Ma
Kapiri Solo.
Sebagai
sejarawan, Ma Wa’a Bilamana menyadari betapa penulisan BO (Catatan Lama Istana
Bima) dilanjutkan. BO tersebut ditulis memakai daun lontar dengan huruf Bima.
Pada masa pemerintahan Raja Mantau Asi Sawo, BO ditulis dengan huruf Bima dan
Bugis lama. Penulisan BO terus dilanjutkan oleh para sultan Bima sampai Sultan
Muhammad Salahuddin. BO merupakan sebagai sumber sejarah Bima yang amat
penting. Kerajaan Bima pada masa Tureli Nggampo Ma Wa’a Bilmana, menjadi pusat
perniagaan yang ramai di wilayah Nusantara bagian Timur, memiliki wilayah yang
terbentang luas sampai ke Timor.”[9]
Dalam
uraian tersebut diperkirakan semua kejadian tersebut terjadi pada abad XV.
Dapat dimungkinkan bahwa dalam hubunganya dengan kerajaan di Jawa lebih lanjut,
daerah Timor terlebih dahulu dikuasai oleh kerajaan Bima. Dan selanjutnya
daerah Kerajaan Bima yang dikuasai Majapahit, terutama dalam hal hubungan
perdagangan.
Begitu
juga dengan dari uraian tersebut akan berhubungan pada masuknya agama islam di
Timor Leste. Yang pada masa masuknya hindu, daerah Timor Leste menjadi
kekuasaan Kerajaan Bima, dimungkinkan bahwa saat islam datang dan menyebar di
kerajaan Bima otomatis daerah kekuasaanya akan mendapatkan pengaruh keislamanya
juga.
Mubalig
Islam memulai penyiaran agama Islam di Pulau Sumbawa antara tahun 1540-1550
(Harahap, hal. 55). Berdasarkan pendapat tersebut di atas, dapat diyakini bahwa
agama Islam masuk ke Pulau Sumbawa sekitar tahun 1540-1550. Dibawa oleh mubalig
dan pedagang dari Demak, mengingat pada masa itu Demak merupakan pusat
penyebaran agama Islam di Asia Tenggara, menggantikan kekuasaan Malaka yang
dikuasai oleh Portugis sejak tahun 1511. [10]
Lebih
lanjut diterangkan dari penguatan keterangan Penambo Lombok yang dikemukakan
oleh DR. E. Utrecth SH., yang mengatakan bahwa “pengislaman di Pulau Lombok
terjadi pada masa pemerintahan Sunan Prapen putera Sunan Giri yang pernah
menundukkan Kerajaan Sumbawa dan Bima”. [11]
Dengan
demikian sudah jelas kiranya mengenai masuknya Islam di daerah Nusa Tenggara yang
termasuk didalamnya adalah daerah Timor Leste.
Dalam
sumber lain berpendapat mengenai masuknya islam di Nusa Tenggra Timur termasuk
Timor Leste sebagai berikut:
Agama
islam di duga masuk lebih dahulu ke wilayah Nusa Tenggara Timur daripada agama
Katolik dan Protestan.
Perkembangan
agama islam dimulai di daerah-daerah pantai sekitar pulau Solor, Alor, Ende,
Manggarai. Daerah Solor dan sekitarnya yang merupakan bandar terpenting pada
waktu Portugis datang ke sana, telah dikuasai oleh orang-orang Islam.
Perkembangan agama islam di Nusa Tenggara Timur berasal dari daerah Ternate,
Bugis, Makasar, Bima, Jawa, dan Minangkabau.
Daerah
Alor terdapat perintis islam yang belajar dari Ngampel – Surabaya pada abad
ke-15. Hal tersebut tidak jauh menyimpang dari pendapat Hamka bahkan
perkembangan agama Islam di Nusa Tenggara dan Maluku adalah dari Giri (Jawa
Timur). Dimana giri pada saat itu sebelum demak muncul sebagai kerajaan Islam
yang kuat dan pertama di Pulau Jawa. Dalam hal ini saudagar-saudagar Jawa,
Bugis dan Makasar. Sangat berperan sebagai saudagar yang telah memeluk agama
Islam (Hamka 1961, hal. 741). Seorang pejabat Belanda di Alor R. Rynders
menyatakan dalam memorinya bahwa agama Islam di Kepulauan Alor mula pertamanya
di pesisir kerajaan Alor, pesisir kerajaan Kui, dan Pesisir Kerajaan Pantar,
yang dibawa oleh orang-orang dari luar daerah Alor, yakni seorang Jawa,
Makasar, Bugis, dan Maluku atau Ternate (R Rynders 1937, hal.11).
Berdasarkan
cerita penduduk ternyata sangat berfariasi pendapat mengenai kedatangan islam.
Di Alor Kecil yang berperanan menyebarkan Islam adalah seorang Minangkabau dan
saudagar dari Jawa bernama Saku Bala Ouli (M. Magam 1972, hal. 89). Sedangkan
di Alor Besar agama Islam datang Melalui Alor Kecil, kemudian datang pula orang
Ternate yang bernama Ilyas Gogo dan Karim Yunus. Demikian juga di Barnusa atau
Pantar orang Ternate yang bernama Yau Gogo, Kina Gogo, Sulaiman Gogo, Ilyas
Gogo, Karim Yunus, dan Abdullah merintis pengislaman (Ibid, hal. 34).
Di
daerah Lamakera Solor pada tahun 1598 agama Islam telah berkembang (Mark Tennen
1957, hal. XVIII). Ternyata berdasarkan sejarah Goa pada tahun 1926 daerah
Flores Barat, Alor dan Tahun 1640 daerah Timor telah di claim sebagai
wilayahnya (A. R. D. Patunru 1969, hal. 115).
Ternyata hal tersebut didukung pendapat lain. Pada mula sekitar tahun
1600, daerah Manggarai telah membayar upeti kepada Sultan Bima. Orang Makasar
sering bertempur dengan Bima dalam rangka mengontrol daerah Manggarai dan
daerah Nusa Tenggara Lainya. Dimana pengaruh kekuasaan Makasar berakhir setelah
perjanjian Bungaya tahun 1669 (C. L. Gordon Jr. 1973, hal. 5,6).[12]
BAB 3. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Republik Demokratik Timor Leste (juga
disebut Timor Lorosa'e), yang
sebelum merdeka bernama Timor Timur,
adalah sebuah negara kecil di sebelah utara Australia
dan bagian timur pulau Timor. Selain itu wilayah negara ini juga meliputi pulau
Kambing atau Atauro,
Jaco, dan enklave
Oecussi-Ambeno
di Timor Barat.
Timor Leste dulu adalah salah satu provinsi di Indonesia,
Timor Leste secara resmi merdeka pada tanggal 20 Mei
2002. Sebelumnya bernama Provinsi Timor Timur, ketika menjadi
anggota PBB,
mereka memutuskan untuk memakai nama Portugis "Timor Leste" sebagai
nama resmi negara mereka.
Dalam
penjabaran sejarah Timor Leste pada masa Prasejarah memang cukup begitu sulit,
hal tersebut dikarenakan memang terbataslah sumber ataupun penemuan dari
peningalan-peninggalan arkheologis. Sehingga kesulitan selalu ditemuai dalam
pembahasan hal ini. Tetapi bukan berarti tidak ada penemuan di daerah Timor
Leste, ada beberapa penemuan dari Industri-industri dalam rentang ribuan tahun
serta beberapa cerita mengenai manusia pertama penghuni Timor Leste, cukup
memberikan suatu uraian penjelasan mengenai kehidupan prasejarah Timor Leste.
Dalam masa
sejarah yaitu pada tahun 1-1500 M. Timor Leste mengalami suatu perkembangan
yang signifikan, yang tadinya hanya suku-suku telah menjadi suatu perkumpulan
masyarakat yang jelas atau dalam bentuk kerajaan. Namun ada sumber yang
mengatakan bahwa daerah Timor dikuasai oleh Kerajaan Bima saat Bima melakukan
ekspansi kekuasaan. Dan dalam Kitab Negarakertagama mengungkapkan kekuasaan
Majapahit telah sampai di beberapa daerah salah satunya adalah Nusa Tenggara,
yang berarti di dalamnya juga Timor Leste menjadi daerah kekuasaan dari
Majapahit. Kemungkinan dari rentetan uraian tersebut menyatakan bahwa hubungan
antara Majapahit dengan Timor Leste berada di bawah naungan Kerajaan Bima yang
menguasai Timor.
Saat memasuki
zaman baru Timor Leste telah mengalami suatu perubahan juga, selain pengaruh
agama Hindu yang menyebar sebelumnya, agama-agama lain juga menancapkan
pengaruhnya di daerah Nusa Tenggara Timur Seperti agama Islam dan disusul
agama-agama lain yang dibawa oleh misionaris Barat.
Penyiaran
Agama Islam di Timor Leste diawali dari Pulau Sumbawa sekitar tahun 1540-1550.
Dibawa oleh mubalig dan pedagang dari Demak, mengingat pada masa itu Demak
merupakan pusat penyebaran agama Islam di Asia Tenggara, menggantikan kekuasaan
Malaka yang dikuasai oleh Portugis sejak tahun 1511. [13]
3.2 Saran
Suatu perjalanan sejarah, merupakan
suatu kisah berharga yang membangun kehidupan sekarang dan yang akan datang.
Dalam mengkaji suatu perjalanan sejarah bukan hal yang mustahil akan selalu
menemukan dinamika perjalanan kehidupan yang pasang surut.
Dari suatu keadaan yang dinamis
tersebut, membuat alam pikiran manusia semakin sadar bagaimana seharusnya yang
dilakukan dengan keadaan yang serupa. Sehingga perbaikan akan dicapai dan
kesempurnaan hidup akan dirasakan. Sehingga seperti apapun sejarah yang dimiliki,
itulah kebenaran kehidupan yang berguna untuk perbaikan masa depan.
DAFTAR PUSTAKA
Forestier, Hubert. 2007. Ribuan Gunung, Ribuan Alat Batu – Prasejarah
Song Keplek Gunung Sewu, Jawa Timur. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia.
Koentjaraningrat.
2002. Manusia dan Kebudayaan di Indonesia.
jakarta: Djambata.
Ismail, M Hilir. 2004. Peran Kesultanan Bima dalam Perjalanan
Sejarah Nusantara. Mataram: Lengge.
............ 1984. Sejarah Daerah Nusa
Tenggara Timur. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Proyek
Inventarisasi dan Dokumentasi Budaya Daerah.
http://id.wikipedia.org/wiki/Timor_Leste.
[18 Nov 2014]
[3]Koentjaraningrat.
2002. Manusia dan Kebudayaan di Indonesia.
jakarta: Djambata. 205-224.
[4] Forestier, Hubert. 2007. Ribuan Gunung, Ribuan Alat Batu – Prasejarah
Song Keplek Gunung Sewu, Jawa Timur. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia.
Hlm. 61-62.
[5] Ibid. hlm. 62
[6] Forestier, Hubert. 2007. Ribuan Gunung, Ribuan Alat Batu – Prasejarah
Song Keplek Gunung Sewu, Jawa Timur. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia.
Hlm. 72.
[7] ............
1984. Sejarah Daerah Nusa Tenggara Timur.
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Proyek Inventarisasi dan
Dokumentasi Budaya Daerah. Hlm. 5-8.
[8] ............
1984. Sejarah Daerah Nusa Tenggara Timur.
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Proyek Inventarisasi dan
Dokumentasi Budaya Daerah. Hlm. 19-29.
[9] Ismail, M Hilir. 2004. Peran Kesultanan Bima dalam Perjalanan
Sejarah Nusantara. Mataram: Lengge. Hlm. 44-45.
[10] Ibid. hlm. 47-48.
[11] Ibid. hlm. 48.
[12] ............ 1984. Sejarah Daerah Nusa Tenggara Timur. Jakarta:
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi
Budaya Daerah. 36-37.
[13] Ismail, M Hilir. 2004. Peran Kesultanan Bima dalam Perjalanan
Sejarah Nusantara. Mataram: Lengge. hlm.
47-48.
..............KISAH NYATA..............
BalasHapusAssalamu Alaikum Saya Ibu Siti Dari Kota Makassar Ingin Berbagi Cerita
dulunya saya pengusaha sukses harta banyak dan kedudukan tinggi tapi semenjak
saya ditipu oleh teman hampir semua aset saya habis,
saya sempat putus asa hampir bunuh diri,tapi saya buka
internet dan menemukan nomor Ki Kanjeng,saya beranikan diri untuk menghubungi beliau,saya dikasi solusi,
awalnya saya ragu dan tidak percaya,tapi saya coba ikut ritual dari Ki Kanjeng alhamdulillah sekarang saya dapat modal dan mulai merintis kembali usaha saya,
sekarang saya bisa bayar hutang2 saya di bank Mandiri dan BNI,terimah kasih Ki,mau seperti saya silahkan hub Ki
Kanjeng Taat Pribadi di nmr 085325576777 Kyai Dari Probolinggo,ini nyata demi Allah kalau saya bohong,indahnya berbagi,assalamu alaikum.
KEMARIN SAYA TEMUKAN TULISAN DIBAWAH INI SYA COBA HUBUNGI TERNYATA BETUL,
BELIAU SUDAH MEMBUKTIKAN KESAYA !!!
((((((((((((DANA GHAIB)))))))))))))))))
Pesugihan Instant 10 MILYAR
Mulai bulan ini (juli 2015) Kami dari padepokan mengadakan program pesugihan Instant tanpa tumbal, serta tanpa resiko. Program ini kami khususkan bagi para pasien yang membutuhan modal usaha yang cukup besar, Hutang yang menumpuk (diatas 1 Milyar), Adapun ketentuan mengikuti program ini adalah sebagai berikut :
Mempunyai Hutang diatas 1 Milyar
Ingin membuka usaha dengan Modal diatas 1 Milyar
dll
Syarat :
Usia Minimal 21 Tahun
Berani Ritual (apabila tidak berani, maka bisa diwakilkan kami dan tim)
Belum pernah melakukan perjanjian pesugihan ditempat lain
Suci lahir dan batin (wanita tidak boleh mengikuti program ini pada saat datang bulan)
Harus memiliki Kamar Kosong di rumah anda
Proses :
Proses ritual selama 2 hari 2 malam di dalam gua
Harus siap mental lahir dan batin
Sanggup Puasa 2 hari 2 malam ( ngebleng)
Pada malam hari tidak boleh tidur
Biaya ritual Sebesar 10 Juta dengan rincian sebagai berikut :
Pengganti tumbal Kambing kendit : 5jt
Ayam cemani : 2jt
Minyak Songolangit : 2jt
bunga, candu, kemenyan, nasi tumpeng, kain kafan dll Sebesar : 1jt
Prosedur Daftar Ritual ini :
Kirim Foto anda
Kirim Data sesuai KTP
Format : Nama, Alamat, Umur, Nama ibu Kandung, Weton (Hari Lahir), PESUGIHAN 10 MILYAR
Kirim ke nomor ini : 085325576777
SMS Anda akan Kami balas secepatnya
Maaf Program ini TERBATAS hanya untuk 25 Orang saja..
DULUNYA AKU TIDAK PERCAYA SAMA BANTUAN DARI
HapusPERAMAL TOGEL,TAPI SEKARANG AKU SUDAH PERCAYA
KARENA SAYA SUDA MEMBUKTIKA SENDIRI.KARNA ANGKA
YG DIBERIKAN 4D ( 0403)BENAR2 TEMBUS 100ALHAMBUHLILLAH
DPT 670.JUTA.DAN SAYA SELAKU PEMAIN TOGEL,DAN KEPERCAYAAN
ITU ADALAH SUATU KEMENANGAN DAN SAAT SKRAG SY TEMUKAN
ORANG YG BISA MENGELUARKAN ANGKA2 GAIB YAITU AKI atau KILK DI SIINI BOCORAN TOGEL HRI INI 2D 3D 4D 5D 6D MANGKUBONO
JIKA ANDA YAKIN DAN PERCAYA NAMANYA ANGKA GOIB ANDA BISA
HUBUNGI LANSUNG AKI. DI NOMOR INI [[[ 085 203 333 887 ]]] SAYA
SUDAH BUKTIKAN SENDIRI ANGKA GOIBNYA DEMI KEYAKINAN ANDA DISI.INI SEMOGA ANDA BISA SEPERTI SAYA SEKELUARGA. BELI RUMAH πππππππππ°ARTIKEL INI SANGAT MEMBANTU GAN..
SILAHKAN MAMPIR
DULUNYA AKU TIDAK PERCAYA SAMA BANTUAN DARI
PERAMAL TOGEL,TAPI SEKARANG AKU SUDAH PERCAYA
KARENA SAYA SUDA MEMBUKTIKA SENDIRI.KARNA ANGKA
YG DIBERIKAN 4D ( 8939 )BENAR2 TEMBUS 100ALHAMBUHLILLAH
DPT 670.JUTA.DAN SAYA SELAKU PEMAIN TOGEL,DAN KEPERCAYAAN
ITU ADALAH SUATU KEMENANGAN DAN SAAT SKRAG SY TEMUKAN
ORANG YG BISA MENGELUARKAN ANGKA2 GAIB YAITU AKI di SIINI BOCORAN TOGEL HRI INI 2D 3D 4D 5D 6D MANGKUBONO
JIKA ANDA YAKIN DAN PERCAYA NAMANYA ANGKA GOIB ANDA BISA
HUBUNGI LANSUNG AKI. DI NOMOR INI [[[ 085 203 333 887 ]]] SAYA
SUDAH BUKTIKAN SENDIRI ANGKA GOIBNYA DEMI KEYAKINAN ANDA DisiniII SEMOGA ANDA BISA SEPERTI SAYA SEKELUARGA. BELI RUMAH πππππππππ°ARTIKEL INI SANGAT MEMBANTU GAN..
SILAHKAN MAMPIR
Artikelnya bermanfaat kak, ini saya juga punya artikel tentang 4 Masa Penjajahan Negara Asing di Indonesia, Lengkap dengan Masa Penjajahan Bangsa Portugis, Spanyol, Belanda dan Jepang, semoga dpt saling melengkapi
BalasHapus24 Masa Penjajahan Negara Asing di Indonesia (Lengkap Sejarahnya)