BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Nilai adalah alat yang menunjukkan
alasan dasar bahwa cara pelaksanaan atau keadaan akhir tertentu lebih disukai
secara sosial
dibandingkan cara pelaksanaan atau keadaan akhir yang berlawanan. Nilai memuat elemen pertimbangan
yang membawa ide-ide
seorang individu mengenai hal-hal yang benar, baik, atau diinginkan.[1]
Secara
pengertian yang lebih menuju pada hal pendidikan, berarti bahwa nilai adalah
suatu alat yang menunjukkan alasan dasar suatu pelaksanaan penilaian yang
memuat pertimbangan mengenai hasil yang baik atau buruk, tinggi atau rendah,
dan lain sebagainya.
Sesuai dengan
pembahasan mengenai nilai akhir, maka dari pengertian sebelumnya bahwa nilai
akhir adalah simpulan nilai dari beberapa aktivitas penilaian yang telah
dilakukan dan akhirnya menunjukkan bagaimana keputusan mengenai sesuatu yang
dinilai dan memberikan suatu penentuan di akhir.
Dalam
menentukan suatu nilai memang bukanlah hal yang dibilang mudah, karena harus
mempertimbangkan berbagai hal yang terkait. Dan dari hal tersebut yang lebih penting
adalah mengenai nilai akhir yang benar-benar menggambarkan keadaan akhir
sebagai keputusan.
Oleh karena
itu perlu adanya suatu kajian pembahasan mendalam mengenai membuat atau
merumuskan nilai akhir, sehingga nilai yang dihasilkan dalam pembuatanya sesuai
dengan kebenaran yang diinginkan.
1.2 Rumusan Masalah
Dari
latar belakang yang ada, maka rumusan masalah dalam makalah ini adalah:
1) Bagaimanakah
hakekat dari nilai akhir?
2) Apa
saja fungsi dari nilai akhir?
3) Apa
saja faktor-faktor dalam menentukan nilai akhir?
4) Bagaimana
cara menentukan nilai akhir?
5) Bagaimana
cara menghitung nilai akhir?
1.3 Tujuan dan Manfaat
Berdasarkan
rumusan masalah diatas, maka tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:
1) Mengetahui
dan memahami apa yang dimaksud dengan hakekat dari nilai akhir;
2) Mengetahui
dan memahami fungsi dari nilai akhir;
3) Mengetahui
dan memahami faktor-faktor dalam menentukan nilai akhir;
4) Mengetahui
dan memahami cara menentukan nilai akhir;
5) Mengetahui
dan memahami cara menghitung nilai akhir.
Berdasarkan
tujuan makalah diatas, maka manfaat dari pembuatan makalah ini adalah
1) Dapat
mengetahui lebih jauh akan hakikat dan fungsi dari nilai akhir;
2) Dapat
mengetahui lebih jauh akan faktor-faktor dalam menentukan nilai akhir;
3) Dapat
mengetahui lebih jauh akan cara menentukan dan cara menghitung nilai akhir.
BAB 2. PEMBAHASAN
2.1 Hakikat Nilai Akhir
Nilai adalah alat yang menunjukkan
alasan dasar bahwa cara pelaksanaan atau keadaan akhir tertentu lebih disukai
secara sosial
dibandingkan cara pelaksanaan atau keadaan akhir yang berlawanan. Nilai memuat elemen pertimbangan
yang membawa ide-ide
seorang individu mengenai hal-hal yang benar, baik, atau diinginkan.[2]
Berikut
beberapa pendapat para ahli yang mengungkapkan pengertian nilai, antara lain:
·
Karel J Veeger
Nilai adalah hasil
penilaian atau pertimbangan moral.
·
Danandjaja
Nilai merupakan pengertian-pengertian (conceptions) yang dihayati seseorang mengenai apa yang lebih penting atau kurang penting, apa yang lebih baik atau kurang baik, dan apa yang lebih benar atau kurang benar. [3]
Nilai merupakan pengertian-pengertian (conceptions) yang dihayati seseorang mengenai apa yang lebih penting atau kurang penting, apa yang lebih baik atau kurang baik, dan apa yang lebih benar atau kurang benar. [3]
·
Richard T.
Schaefer dan Robert
P.Lmm, 1998
Nilai merupakan gagasan
kolektif (bersama-sama) tentang apa yang dianggap baik, penting, diinginkan,
dan dianggap layak. Sekaligus tentang yang dianggap tidak baik, tidak penting,
tak layak diinginkan dan tidak layak dalam hal kebudayaan. Nilai menunjuk pada
hal yang penting dalam kehidupan manusia, baik sebagai individu maupun sebagai
anggota masyarakat.[4]
Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia, nilai diartikan sebagai harga (dalam arti
taksiran harga, harga uang
(dibandingkan dng harga uang yg lain), angka kepandaian, banyak sedikitnya isi (kadar dan mutu),
sesuatu yg menyempurnakan manusia sesuai dengan hakikatnya.[5]
Secara
etimologi nilai berasal dari kata value (Inggris) yang berasal dari kata valere
(Latin) yang berarti: kuat, baik, dan berharga. Dengan demikian secara
sederhana, nilai (value ) adalah sesuatu yang berguna.[6]
Dari
pengertian-pengertian nilai yang terurai diatas, dapat diambil kesimpulan
mengenai pengertian nilai yaitu suatu hasil pencapaian dari suatu hasil
penilaian atau pertimbangan yang berguna dan pada nilai diketahui isi (kadar
dan mutu) suatu objek penilaian.
Dan
pengertian akhir sendiri menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalalah
diartikan sebagai; belakang, kesudahan, dan penghabisan.[7]
Dari
hal tersebut diketahui, nilai akhir sering juga dikenal dengan istilah nilai
final adalah nilai, baik berupa angka atau huruf, yang melambungkan tingkat
keberhasilan peserta didik setelah mereka mengikuti program pendidikan
tertentu, dalam jangka waktu yang telah ditentukan.
Penentuan
nilai akhir oleh seorang pendidik (pengajar) terhadap peserta didiknya pada
dasarnya merupakan pemberian dan penentuan pendapat pendidik tersebut terhadap
peserta didiknya, terutama mengenai perkembangan, kemajuan, dan hasil-hasil
yang telah dicapai peserta didik yang berada dibawah asuhanya, setelah jangka
waktu tertentu.[8]
2.2 Fungsi Nilai Akhir
Bagi
seorang siswa, nilai merupakan sesuatu yang sangat penting karena nilai
merupakan cermin dari keberhasilan belajar. Namun, bukan hanya siswa sendiri
saja yang memerlukan cermin keberhasilan belajar ini; guru dan orang lainpun
memerlukanya.[9]
Penentuan
nilai akhir setidak-tidaknya secara garis besar mempunyai 4 fungsi, yaitu:
·
Fungsi Instruksional;
·
Fungsi Informatif;
·
Fungsi bimbingan;
·
Fungsi administratif.
Secara
lebih lanjut, fungsi-fungsi nilai akhir dapat diuraikan sebagai berikut;
a. Fungsi
Instruksional
Tidak
ada tujuan yang lebih penting dalam proses belajar-mengajar kecuali
mengusahakan agar perkembangan dan belajar siswa mencapai tingkat optimal.
Pemberian nilai merupakan salah satu cara dalam usaha ke arah tujuan itu, asal
dilakukan dengan hati-hati dan bijaksana.
Pemberian
nilai merupakan suatu pekerjaan yang bertujuan untuk memberikan suatu balikan (feed back/ umpan balik) yang
mencerminkan seberapa jauh seorang siswa telah mencapai tujuan yang ditetapkan
dalam pengajaran atau sistem instruksional.
Apabila
pemberian nilai dapat dilakukan dengan cermat dan terperinci, maka akan lebih
mudah diketahui pula keberhasilan dan kegagalan siswa disetiap bagian tujuan.
Oleh karenanya, penggabungan nilai dari berbagai nilai sehingga menjadi nilai
akhir, kadang-kadang dapat menghilangkan arti dari petunjuk yang semula telah
disjikan secara teliti.
Nilai
rendah yang diperoleh oleh seorang atau beberapa peserta didik, jika disajikan
dalam keadaan terperinci akan dapat membantu peserta didik dalam usaha
memperbaiki dan memberi motivasi peningkatan prestasi berikutnya. Bagi
pengelola pengajaran, sajian terperinci nilai siswa dapat berfungsi menunjukkan
bagian-bagian proses pengajaran mana yang perlu diperbaiki. [10]
b. Fungsi
Informatif
Pemberian
nilai akhir oleh pendidik kepada para peserta didiknya juga memiliki fungsi
informatif. Hal ini mengandung pengertian bahwa pemberian nilai akhir itu
berfungsi memberikan informasi kepada pihak-pihak terkait, seperti: para orang
tua atau wali murid, wali kelas, penasehat akademikdan lain-lain, tentang
prestasi belajar murid, siswa atau mahasiswa yang berada dalam asuhannya atau
menjadi tanggung jawabnya.
Dengan
memperhatikan nilai-nilai yang dicapai oleh peserta didik itu, pihak-pihak
terkait tadi akan memperoleh informasi yang amat berharga guna mengambil
langkah-langkah, ikhtiar atau upaya yang dipandang perlu, agar para peserta
didik tersebut memperoleh hasil-hasil yang lebih optimal dalam mengikuti
program pendidikan selanjutnya. Termasuk di sini misalnya: pemberian perhatian
dan kasih sayang, pemenuhan kebutuhan akan sarana dan prasarana untuk belajar,
pemberian motivasi belajar, teguran dan sebagainya.[11]
Memberikan
nilai peserta didik kepada orang tuanya mempunyai arti bahwa orang tua peserta
didik tersebut menjadi tahu kan kemajuan dan prestasi putranya di sekolah.
Catatan ini akan sangat berguna, terutama bagi orang tua yang ikut serta
menyadari tujuan sekolah dan perkembangan puteranya. Dengan catatan nilai untuk
orang tua maka:
a) Orang
tua menjadi sadar akan keadaan puteranya untuk kemudian lebih baik memberikan
bantuan berupa perhatian, dorongan atau bimbingan;
b) Hubungan
antara orang tua dengan sekolah menjadi baik. [12]
c. Fungsi
Bimbingan
Pemberian
nilai akhir dikatakan memiliki fungsi bimbingan, sebab hal tersebut mempunyai
arti yang besar bagi pekerjaan bimbingan dan penyuluhan.
Dengan
memperhatikan nilai-nilai akhir yang dicapai oleh peserta didik, maka guru yang
diserahi tugas menangani kegiatan bimbingan dan penyuluhan akan dapat bekerja
dengan lebih terarah dalam rangka memberikan bimbingan dan bantuan psikologis
kepada para peserta didik yang memang menghajatkanya, seperti: peserta didik
yang nilai-nilainya selalu rendah untuk matapelajaran-matapelajarn tertentu,
siswa yang selalu mengganggu jalanya proses belajar mengajar, dan sebagainya.[13]
Catatan
lengkap yang juga mencakup tingkat (rating) dalam kepribadian siswa serta
sifat-sifat yang berhunbungan dengan rasa sosial akan sangat membantu siswa
dalam mengarahkanya sebagai pribadi seutuhnya.[14]
d. Fungsi
Administratif
Secara
administratif pemberian nilai akhir oleh seorang pendidik terhadap peserta
didinya itu memiliki fungsi sebagai berikut:
1) Menentukan,
apakah seorang peserta didik dapat dinaikkan ke tingkatan yang lebih tinggi,
dapat dinyatakan lulus, dapat dinyatakan tamat belajar, ataukah tidak;
2) Memindahkan
atau menempatkan peserta didik pada kelompok atau bidang yang sesuai dengan
kemampuan yang dimilikinya;
3) Menentukan,
apakah seorang peserta didik layak atau dipandang telah memenuhi
persyaratan-persyaratan tertentu untuk diberikan beasiswa, pembebasan SPP,
ataukah tidak;
4) Menentukan,
apakah kepada peserta didik dapat diberikan rekomendasi ataupun tidak, guna
menempuh program pendidikan tertentu, atau program pendidikan lanjutan;
5) Memberikan
gambaran tentang prestasi belajar para peserta didik, kepada para calon pemakai
tenaga kerja.[15]
2.3 Faktor-faktor yang Perlu
Dipertimbangkan dalam Penentuan Nilai Akhir
Sekalipun
antara lembaga pendidikan formal yang satu dengan lembaga pendidikan formal
lainya belum tentu memiliki kesamaan, namun pada umumnya kegiatan menentukan
nilai akhir itu didasarkan pada empat faktor, yaitu: faktor pencapaian atau
prestasi (achiefment), faktor usaha (effort), faktor aspek pribadi dan sosial
(personal and social characteristics),
dan faktor kebiasaan kerja (work habbit).
Keempat
faktor yang telah disebutkan di atas perlu dipertimbangkan oleh pendidik dalam
rangka menentukan nilai akhir bagi para peserta didiknya, sehingga penilaian akhir
yang dilakukan itu dapat lebih mendekati pada prinsip kebulatan atau prinsip
keutuhan (komprehensif).[16]
a. Faktor
Prestasi atau Pencapaian
Nilai
prestasi harus mencerminkan tingkat-tingkatan siswa sejauh mana telah dapat
mencapai tujuan yang ditetapkan disetiap bidang studi.
Simbol
yang digunakan untuk menyatakan nilai, baik huruf maupun angka, hendaknya hanya
merupakan gambaran tentang prestasi saja. Unsur pertimbangan atau kebijaksanaan
guru tentang usaha dan tingkah laku siswa tidak boleh ikut berbicara pada nilai
tersebut.[17]
Faktor
pencapaian atau prestasi dipergunakan sebagai salah satu bahan pertimbangan
dalam penentuan nilai akhir, sebab prestasi atau pencapaian peserta didik yang
dilambangkan dengan nilai-nilai hasil belajar pada dasarnya mencerminkan sampai
sejauh mana tingkat keberhasilan yang telah dicapai oleh peserta didik dalam
pencapaian tujuan pendidikan yang telah ditentukan bagi masing-masing mata
pelajaran atau bidang studi.
b. Faktor
Usaha (Effort)
Disamping
nilai-nilai hasil belajar yang dicapai oleh para peserta didik, faktor usaha
yang telah mereka lakukan juga perlu mendapatkan pertimbangan dalam rangka
penentuan nilai akhir. Sekalipun misalnya seorang peserta didik hanya dapat
mencapai nilai-nilai hsil belajar yang minimal (prestasi rendah), namun apabila
pendidik dengan secara cermat dapat mengamati, sehingga dapat diperoleh bukti
bahwa dengan nilai-nilai hasil tes hasil belajar yang rendah itu sebenarnya
sudah merupakan hasil usaha yang sungguh-sungguh (sangat rajin dalam mengikuti
pelajaran, tekun dalam belajar dan sebagainya), maka sudah selayaknya kepada
peserta didik tersebut dapat diberikan nilai penunjang sebagai penghargaan atas
usaha sungguh-sungguh dari peserta didik itu, tanpa mengenal rasa pusus asa.
Sebaliknya,
bagi peserta didik yang memiliki nilai-nilai hasil tes belajar yang rendah
tetapi dengan nilai-nilai yang rendah itu peserta didik tadi tidak tampak
adanya usaha yang sungguh-sungguh untuk memperbaiki prestasinya (malas dalam mengikuti
pelajaran, sering membolos, belajar setengah-setengah dan sebagainya), maka
adalah cukup beralasan bagi pendidik untuk memberikan nilai akhir menurut apa
adanya.[18]
Terpisah
dari nilai prestasi, guru dapat menyampaikan laporanya kepada orang tua peserta
didik. Laporan atau nilai ini tidak boleh dicampuri dengan nilai prestasi sama
sekali. Yang sering terjadi adalah kecenderungan dari guru untuk menilai unsur
usaha ini lebih rendah bagi anak yang prestasinya rendah, dan sebaliknya.[19]
c. Faktor
Aspek Pribadi dan Sosial (Personnal and
Social Characteristics)
Karakter
yang dimiliki oleh peserta didik baik sebagai individu maupun sebagai anggota
kelompok perlu juga mendapatkan pertimbangan dalam penentuan nilai akhir.
Seorang peserta didik yang sekalipun prestasi belajarnya tergolong menonjol
namun akhlaknya tidak baik, indisipliner, sering berbuat curang atau berbuat
onar dan sebagainya, perlu mendapatkan “hukuman” seimbang, berupa pengurangan
nilai akhir.[20]
Unsur
ini juga perlu dilaporkan terutama yang berhubungan dengan berlangsungnya
proses belajar-mengajar, misalnya, mentaati tata tertib sekolah. Dalam
memberikan nilai pribadi ini harus hati-hati sekali. Rentangan nilai sebaiknya
tidak usah lebar-lebar (lebih baik 6-10). Lebih baik lagi jika diterangkan
dengan khusus dan jelas sehingga mudah di mengerti oleh guru pembimbing dan
siapa saja.[21]
d. Faktor
Aspek Kebiasaan Kerja (Work Habbit)
Dimaksud
dengan kebiasaan kerja di sini adalah hal-hal yang ada hubunganya dengan
kebiasaan melakukan tugas. Misalnya: tepat waktu atau tidaknya dalam
menyerahkan pekerjaan rumah (PR), rapi tidaknya hasil pekerjaan rumah tersebut,
ketelitianya dalam menghitung dan sebagainya. Dapat juga dimaksudkan di sini:
kebersihan badan, kerapian berpakaian, dan sebagainya.
Demikianlah,
dengan memperhatikan dan mempertimbangkan keempat faktor tersebut di atas
diharapkan bahwa nilai akhir yang diberikan kepada peserta didik itu adalah
merupakan nilai akhir yang betul-betul dapat menggambarkan secara bulat, utuh
dan lengkap mengenai diri peserta didik, baik daris segi kecerdasan otaknya,
sikap mental maupun kepribadianya.[22]
2.4 Cara Menentukan Nilai Akhir
Tiap
Guru mempunyai pendapat sendiri tentang cara menentukan nilai akhir. Hal ini
sangat dipengaruhi oleh pandangan mereka terhadap penting dan tidaknya bagian,
kegiatan yang dilakukan siswa. Yang dimaksudkan dengan kegiatan-kegiatan siswa
misalnya: menyelesaikan tugas, mengikuti diskusi, menempuh tes formatif,
menempuh tes tengah semester, “tes smester”, menghadiri pelajaran/ kuliah dan
sebagainya.
Sementara
guru berpendapat bahwa menghadiri pelajaran dan mengikuti diskusi sudah
merupakan kegiatan yang sangat menunjang prestasi sehingga absensi siswa perlu
dipertimbangkan dalam menentukan nilai akhir. Guru lain berpendapat sebaliknya,
karena walaupun hadir dalam kuliah/ pelajaran, mungkin saja hanya raganya saja.
Dengan demikian tidak ada gunanya menghitung absensi.[23]
Sebelum
dibicarakan lebih lanjut mengenai cara-cara yang dapat ditempuh dalam rangka
menentukan nilai akhir perlu kiranya diingatkan lagi tentang adanya dua bentuk
penilaian, yaitu: penilaian dalam bentuk tes formatif dan penilaian dalam
bentuk tes sumatif.
Penilaian
yang diberikan oleh pendidik dalam bentuk tes-tes formatif sebenarnya
dimaksudkan untuk memperbaiki proses pembelajaran dan untuk mengetahui sampai
mana tingkat pencapaian peserta didik terhadap tujuan instruksional yang telah
dirumuskan dalam setiap satuan pelajaran. Adapun tes sumatif bertujuan untuk
menilai prestasi peserta didik terhadap penguasaan bahan pelajaran yang telah
diberikan kepada mereka selama jangka waktu tertentu. Akan tetapi oleh karena
tes sumatif itu pada umumnya tidak sering dilakukan, maka untuk dapat menjaga
kesinambungan penilaian dan hasil penilaian yang dipandang lebih mantab bagi
setiap peserta didik, maka penentuan nilai akhir pada umumnya dilaksanakan
dengan jalan menggabungkan nilai-nilai hasil tes formatif dengan nilai hasil
tes sumatif.
Dalam
pelaksanaanya, dicarilah nilai rata-rata hitung dari nilai-nilai hasil tes
formatif dan nilai hasil tes sumatif; nilai-nilai mana sebelum dicari rata-rata
hitungnya terlebih dahulu diubah atau dikonversikan ke dalam nilai standar
bersekala sepuluh.
Penentuan
nilai akhir pada umumnya dilakukan pada saat guru akan mengisi buku laopran
pendidikan (rapor), atau mengisi ijazah (Surat Tanda Tamat Belajar). Dalam
praktek mereka telah dibimbing oleh suatu peraturan atau pedoman yang
ditetapkan oleh pihak yang berwenang. Karena itu dalam praktek kita jumpai
berbagai macam cara yang biasa digunakan oleh guru dalam menentukan nilai akhir
tersebut.[24]
2.5 Cara Menghitung Nilai Akhir
Berikut
ini dikemukakan beberapa macam contoh cara yang sering dipergunakan dalam
menghitung nilai akhir.
a. Nilai
akhir diperoleh dengan jalan memperhitungkan nilai hasil tes formatif, yaitu
nilai rata-rata hasil ulangan harian, dengan nilai hasil tes sumatif, yaitu
nilai hasil ulangan umum atau EBTA, dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Di
mana :
=
Nilai akhir
=
Nilai hasil tes formatif ke-1
=
Nilai hasil tes formatif ke-2
=
Nilai hasil tes formatif ke-3
=
Nilai hasil tes formatif ke-4
N = Banyaknya kali tes formatif
dilaksanakan
2
& 3 = Bilangan konstan (2 = bobot tes
formatif, 3 = bobot tes secara
keseluruhan)
Contoh 1:
Tes
formatif (ulangan harian) matapelajaran Pendidikan Agama Islam dilaksanakan 4
kali dalam satu semester dan ulangan umum bersama (tes sumatif) dilaksanakan 1
kali. Kustilah, murid Sekolah Dasar kelas V berhasil memperoleh nilai-nilai
sebagai berikut:
·
Nilai hasil tes formatif I = 8
·
Nilai hasil tes formatif II = 7,5
·
Nilai hasil tes formatif III = 6,5
·
Nilai hasil tes formatif IV = 7
·
Nilai hasil tes Sumatif = 8
Dengan
demikian nilai akhir yang dapat diberikan kepada Kustilah:
Nilai
dibulatkan keatas menjadi 8
Contoh 2:
Nilai
akhir diperoleh dengan jalan menjumlahkan nilai tugas (T), nilai ulangan (tes
sumatif) dan nilai ulangan umum (U)/ tes sumatif, yang masing-masing diberi
bobot 2, 3, dan 5, lalu dibagi 10 (jumlah bobot = 2 + 3 + 5 = 10). Jika
dituangkan dalam bentuk rumus:
Mahasiswa
bernama Lasmini untuk matakuliah Statistik Pendidikan memperoleh nilai-nilai
sebagai berikut:
·
Nilai tugas terstruktur di luar kelas
ke-1 =100
·
Nilai tes formatif 1 = 80
·
Nilai ujian mid semester = 60
·
Nilai tugas terstruktur di luar kelas
ke-2 = 80
·
Nilai tes formatif 2 = 70
·
Nilai ujian akhir semester = 60
Dengan
demikian nilai yang diberikan kepada Lasmini adalah:
·
Nilai rata-rata tugas = (100 + 80):2 = 90
·
Nilai rata-rata tes formatif = (80 + 70):2 = 75
·
Nilai rata-rata tes sumatif = (60 + 60):2 = 60
(nilai huruf = B)
b. Cara
kedua ini dipergunakan untuk keperluan pengisian nilai dalam Ijazah atau Surat
Tanda Tamat Belajar (STTB). Di sini akhir diperoleh dari: nilai rata-rata hasil
ulangan harian (H), diberi bobot 1, ditambah dengan nilai hasil Evaluasi Tahap
Akhir (EBTA), diberi bobot 2. Jika dituangkan dalam bentuk rumus:
Contoh 1:
Mardhiyah,
siswa kelas VI Sekolah Dasar, untuk ulangan harian I mendapat nilai 7, ulangan
harian II mendapat nilai 8, ulangan harian III mendapat nilai 9. Sedangkan
nilai EBTA = 6. Dengan demikian nilai yang diberikan kepada Mardhiyah adalah:
(dibulatkan ke atas)
Catatan:
Dalam
pembulatan nilai-nilai yang akan dicantumkan dalam buku rapor atau surat tanda
tamat belajar, umumnya dipergunakan pedoman sebagai berikut:
1) Jika
dibelakang tanda desimal terdapat bilangan yang lebih kecil dari 50, dianggap =
0 (dibulatkan ke bawah).
Contoh: nilai
5,43 dibulatkan ke bawah menjadi 5.
2) Jika
dibelakang tanda desimal terdapat bilangan yang besarnya = 50, maka nilai akhir
tidak dibulatkan. Jadi dituliskan apa adanya.
3) Jika
dibelakang tanda desimal terdapat bilangan yang lebih besar atau diatas 0,50
dibulatkan ke atas.
Contoh: nilai
5,75 dibulatkan ke atas menjadi 6.
BAB 3. PENUTUP
3.1 Simpulan
Nilai
akhir, sering juga dikenal dengan istilah nilai final adalah nilai, baik berupa
angka atau huruf, yang melambungkan tingkat keberhasilan peserta didik setelah
mereka mengikuti program pendidikan tertentu, dalam jangka waktu yang telah
ditentukan.
Penentuan
nilai akhir setidak-tidaknya secara garis besar mempunyai 4 fungsi, yaitu; Fungsi
Instruksional, Fungsi Informatif, Fungsi bimbingan, Fungsi administratif.
Sekalipun
antara lembaga pendidikan formal yang satu dengan lembaga pendidikan formal
lainya belum tentu memiliki kesamaan, namun pada umumnya kegiatan menentukan
nilai akhir itu didasarkan pada empat faktor, yaitu: faktor pencapaian atau
prestasi (achiefment), faktor usaha (effort), faktor aspek pribadi dan sosial
(personal and social characteristics),
dan faktor kebiasaan kerja (work habbit).
Tiap
Guru mempunyai pendapat sendiri tentang cara menentukan nilai akhir. Hal ini
sangat dipengaruhi oleh pandangan mereka terhadap penting dan tidaknya bagian,
kegiatan yang dilakukan siswa.
Dalam
pelaksanaanya, dicarilah nilai rata-rata hitung dari nilai-nilai hasil tes
formatif dan nilai hasil tes sumatif; nilai-nilai mana sebelum dicari rata-rata
hitungnya terlebih dahulu diubah atau dikonversikan ke dalam nilai standar
bersekala sepuluh. Penentuan nilai akhir pada umumnya dilakukan pada saat guru
akan mengisi buku laopran pendidikan (rapor), atau mengisi ijazah (Surat Tanda
Tamat Belajar).
3.2 Saran
Nilai
merupakan hasil dari penilaian pada suatu objek yang menunjukkan isi atau kadar
dari objek yang dinilai tersebut dan nilai tersebut merupakan hal yang penting.
Dalam
menentukan nilai akhir, masing-masing guru memiliki suatu kebijakan
masinh-masing untuk menyusunya. Meski demikian haruslah tetap pada pedoman dari
suatu penyusunan nilai akhir.
Banyak
pertimbangan yang diberikan dalam rangka menyusun nilai akhir, dan guru harus
memahami dan menerapkan hal tersebut dengan hati-hati. Mengingat nilai adalah
hal yang penting bagi yang memilikinya yaitu peserta didik. Sehingga nantinya
nilai akhir yang dihasilkan benar-benar menunjukkan kemampuan dan kadar dari
peserta didik, nilai tersebut dapat diterima dan dipertanggungjawabkan.
DAFTAR PUSTAKA
.......... Pengertian Nilai Menurut Para
Ahli. Pengertian Nilai menurut para ahli _ Artikelsiana.htm. [08 Maret 2015].
Ahmad, sukrib Bin. 2014. Pengertian
Nilai, Moral, Norma, Etika, Pedoman, dan Konvensi. [08 Maret 2015].
Arifin,
Zainal. 1984. Dasar-Dasar Evaluasi
Pendidikan. ...........:........... hlm. 224.
Arikunto, Suharsimi. 1997. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan.
Jakarta: Bumi Aksara. Hlm. 282-283.
http://www.Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI) Online - arti kata akhir.htm. [08 Maret 2014].
http://www. Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI) Online - arti kata nilai.htm. [08 Maret 2015].
http://www. Nilai - Wikipedia bahasa
Indonesia, ensiklopedia bebas.htm. [09 Maret 2015].
Mauli. Pengertian Nilai Menurut
Para Ahli. Mauli's Blog Pengertian
Nilai Menurut Para Ahli.htm. [08 Maret 2015].
Sudijono, Anas. 1998. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta:
PT. Raja Grafindo Persada. Hlm. 431.
[1]
http://www. Nilai - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas.htm. [09
Maret 2015].
[2]
http://www. Nilai - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas.htm. [09
Maret 2015].
[3] Mauli.
Pengertian Nilai Menurut Para Ahli. Mauli's Blog Pengertian Nilai Menurut Para Ahli.htm. [08
Maret 2015].
[4]
.......... Pengertian Nilai Menurut Para Ahli. Pengertian Nilai menurut para
ahli _ Artikelsiana.htm. [08 Maret 2015].
[5]
http://www. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online - arti kata nilai.htm.
[08 Maret 2015].
[6] Ahmad,
sukrib Bin. 2014. Pengertian Nilai, Moral, Norma, Etika, Pedoman, dan Konvensi.
[08 Maret 2015].
[7]
http://www.Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online - arti kata akhir.htm.
[08 Maret 2014].
[8]
Sudijono, Anas. 1998. Pengantar Evaluasi
Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Hlm. 431.
[9] Arifin,
Zainal. 1984. Dasar-Dasar Evaluasi
Pendidikan. ...........:........... hlm. 224.
[10]
Arikunto, Suharsimi. 1997. Dasar-dasar
Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Hlm. 282-283.
[11] Sudijono,
Anas. 1998. Pengantar Evaluasi Pendidikan.
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Hlm. 432-433.
[12]
Arikunto, Suharsimi. 1997. Dasar-dasar
Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Hlm. 283.
[13]
Sudijono, Anas. 1998. Pengantar Evaluasi
Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Hlm.433.
[14]
Arikunto, Suharsimi. 1997. Dasar-dasar
Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Hlm. 283.
[15]
Sudijono, Anas. 1998. Pengantar Evaluasi
Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Hlm. 432.
[16] Ibid. Hlm. 434.
[17] Arifin,
Zainal. 1984. Dasar-Dasar Evaluasi
Pendidikan. ...........:........... hlm. 226-227.
[18] Sudijono,
Anas. 1998. Pengantar Evaluasi Pendidikan.
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Hlm. 434-435.
[19] Arifin,
Zainal. 1984. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan.
...........:........... hlm. 227.
[20]
Sudijono, Anas. 1998. Pengantar Evaluasi
Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Hlm. 435.
[21] Arifin,
Zainal. 1984. Dasar-Dasar Evaluasi
Pendidikan. ...........:........... hlm. 227.
[22]
Sudijono, Anas. 1998. Pengantar Evaluasi
Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Hlm. 436.
[23]
Arikunto, Suharsimi. 1997. Dasar-dasar
Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Hlm. 285-286.
[24]
Sudijono, Anas. 1998. Pengantar Evaluasi
Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Hlm. 437.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar