BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Belajar
adalah perubahan yang relatif permanen dalam perilaku
atau potensi perilaku sebagai hasil dari pengalaman atau latihan yang
diperkuat. Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan
respon.[1]
Dari
suatu proses belajar diperoleh suatu hasil yang sangat signifikan, dikarenakan
yang sebelumnya tidak mengetahui menjadi mengetahui dan yang sebelumnya belum
memahamin dapat menjadi paham setelahnya.
Dalam
suasana saat ini, istilah belajar tidak hanya menjadi penggambaran suatu usaha
mengetahui sesuatu begitu saja, melainkan memiliki berbagai teori dan model
yang terus berkembang sesuai dengan kemajuan zaman. Salah satu perkembangan
teori belajar adalah teori belajar konstruktivisme.
Meski
bukan hal yang baru teori belajar konstruktivisme menjadi salah satu dasar
teori belajar yang sudah mengakar pada dunia pendidikan dengan berbagai
karakteristik, kelebihan, maupun kekuranganya.
Teori
belajar konstruktivisme secara umum dapat didefinisikan sebagai sebagai experimental learning, yang merupakan
adaptasi kemanusiaan berdasarkan pengalaman konkret di lapangan, di
laboratorium, berdiskusi dengan teman, dan dikembangkan menjadi pengetahuan,
konsep, serta ide baru. Peserta didik sebagai subjek pembelajaran yang harus
aktif mengembangkan pengetahuan mereka sebagai bentuk tanggung jawabnya sebagai
pembelajar.[2]
Dari
pengertian secara umum tersebut masih begitu banyak hal mengenai teori belajar
konstruktivisme. Oleh karena itu perlu adanya suatu kajian lebih mendalam,
sehingga memunculkan pemahaman yang lebih luas akan teori belajar tersebut.